"Anjirrrrrr. Kalian berdua kan sahabat gue. Berarti, otak gue nular dari kalian." Sebelum melanjutkan ucapanya, mulut Anan sudah di sumpal botol saos dan kecap yang di pencet oleh Angga dan Fareed.

Anan pun menyemburkan isi mulutnya  ke sembarang arah, dan mengejutkan seorang perempuan karena kecap dan saos dari mulut Anan mengenai prempuan itu.

"Astaga!" pekik Latisha. Latisha sangat kesal karena baju yang ia kenakan sungguh kotor, terkena mucratan kecap, dan saos.

"Sorry, gue enenggakengaja. Hehehehe," ucap Anan dengan cengiran khasnya.

"Lo pikir, dengan kata maaf lo bisa bikin baju gue bersih lagi? Lain kali kalo mau nyembur tuh lihat keadaan, ada orang apa enggak. Bukan main sembur sembarangan. Kalo bisa yang lo sembur tuh orang kesurupan," umpat Latisha kesal.

"Ya elah, kan gue udah bilang enggak sengaja. Dan gue udah minta maaf. Gue gak sempet ke toilet, mulut gue udah keburu kepedesan. Baju lo kotor, kan? Tar lo pulang tinggal lo cuci, bersihkan. Terus lo jemur selesai deh,” jawab Anan santai sambil mengerlingkan sebelah matanya menggoda Latisha.

"Dasar gila," umpat Latisha, yang sudah emosi dan sangat kesal pada Anan. Latisha mengambils es teh yang ada di atas meja, kemudian menyiramkannya  ke kepala Anan. Setelah itu Latisha melengang pergi. Meninggalkan Anan yang tercengang.

Angga dan Fareed yang sedari tadi berada di situ dan memerhatikan, sungguh terkejut, atas tindakan perempuan itu.

"Sialan, jadi cewek galak amat. Awas aja lo gue pelet lo. Biar jadi pacar gue, terus gue ajarin jadi cewek yang baik," racau Anan tak jelas.

Angga pun tertawa ngakak melihat, Anan yang basah kuyup dengan guyuran es teh dan racauan Anan yang tidak jelas. Sedangkan, fareed. Menatap sahabatnya prihatin.

"Sabar, ini cobaan yang harus lo terima." Ucap Anan prihatin.

"Kampret lo berdua. Malah seneng  lihat gue diginiin." Anan pun semakin kesel pada kedua sahabatnya. Karena kedua sahabatnya itu terus mengejeknya. Tanpa Anan sadari, dirinya telah  menjadi pusat perhatian di kantin.

***

   Delima, yang sedari tadi menunggu Latisha pun di buat kaget. Melihat kedatangan Latisha yang terlihat seperti ingin menerkam orang. Dia pun, tidak heran lagi jika, seorang Latisha seperti itu. Jika ada sebuah masalah yang membuat Latisha kesal, pasti dia akan marah seperti orang habis kesambet dan ngedumel.

Latisha menghampiri Delima, "si Deiva mana dia?"

"Dia udah pulang duluan. Itu, baju kamu kenapa, kok bisa kotor begitu?" Delima memerhatikan baju Latisha yang kotor. Dan berpikir bahwa pantas saja Latisha terlihat kesal.

"Oh, bagus deh, jadi gue gak makin emosi lihat dia ada di sini. Ini baju gue kotor. Gara-gara tadi ada cowok yang nyembur sembarangan, pas gue ke kantin. Udah tau salah, dia malah jawab seenak jidatnya aja. Udah gitu, malah masih sempat-sempatnya godain gue. Yaudah terus gue siram aja dia, pake es teh,” cerita Latisha.

Delima hanya bisa pasrah melihat sahabatnya seperti itu. Jika sudah emosi, pasti bisa habis orang yang cari masalah dengannya. Karena Delima sudah pernah melihat secara langsung kejadiannya. Di mana seorang Latisha menghajar abis seorang Laki-laki yang mencoba memalaki teman satu kelas. Latisha menghajar Lelaki itu, hingga babak belur. Sampe masuk ruang BK.

"Del, gue pulang duluan ya. Soalnya, gue udah gak betahan lihat baju yang gue pake kotor." Keluh, Latisha. Dia membereskan tasnya. Kemudian, berpamitan pada Delima.

"Oh, yaudah. Hati-hati di jalan ya," ucap, Delima. Kemudian Delima membereskan barangnya. Dan bergegas pulang.

Saat sampai di parkiran, Delima mengecek tasnya mencari kunci motor. Dan ia baru ingat, bahwa kunci motornya di Angga. Kemudian Delima kembali ke dalam kampus mencari Angga. Saat melewati lorong kampus, Delima menabrak seorang laki-laki yang sepertinya sedang terburu-buru.

Dilema DelimaWhere stories live. Discover now