[2] Werewolves and Their Origins

Mulai dari awal
                                    

"Omong-omong, apa keluarga Nathan sudah memberi kabar?" Lea memiringkan tubuhnya ke bahu Seth. "Aku dengar dari kegiatan mata-mata yang dilakukan Seth, mereka datang tiga hari lagi."

Seth terpaku. Pemuda itu mengangkat kepalanya dengan gerak lambat, menengok Lea. Netra cokelatnya mengunci mata Lea penuh peringatan. "Serius, Kak?" tanyanya tanpa suara. Pemuda itu mengerang kecil, mengacak-acak surainya frustasi.

"Ya," jawab Leon. Bahu Seth refleks merosot lega saat Leon tidak ambil pusing soal sumber informasi yang disinggung Lea. "Kau sebaiknya mengakrabkan diri dengan Nathan. Kulihat kau dan dia ... tidak cukup mengenal satu sama lain."

"Ya. Tentu saja," balas Lea. Dengan harapan Nathan tipe orang yang mudah diajak bekerja sama.

"Bagus." Leon mengangguk. "Dan, Lea."

Lea menatap Leon kebingungan juga waswas. Lazimnya, jika Leon sengaja menjeda ucapannya, apa lagi selepas berbicara soal perkembangan Lea dan pack-nya, pasti ada sesuatu yang tidak beres. "Ya, Ayah?"

Leon mengedikkan dagu ke hidangan Lea yang masih utuh. "Kau belum menyentuh makan malammu."

* * * * *

Esok harinya, Lea menghabiskan sebagian besar waktunya di perpustakaan pack bersama Seth serta Lilith. Sang adik turut hadir pasalnya sesi pelajaran kali ini mencakup materi pelajaran umum yang wajib diterima olehnya. Sekarang memasuki waktu bagi kakak beradik Aleczander untuk meresapi materi dalam buku yang dipilihkan Lilith.

Seth membolak-balik lembar demi lembar halaman buku di depannya. "Madre, kau memberiku buku tentang sejarah-sejarah Alpha," katanya. "Kau yakin tidak keliru?"

"Itu pengetahuan dasar yang patut kau ketahui, Seth," ujar Lilith.

"Tapi—"

"Berhenti komplain dan baca bukumu dalam diam, Seth Aaron Aleczander," potong Lilith. "Habiskan kira-kira tiga halaman lagi, dan aku akan menjelaskannya secara rinci."

Seth memutar bola mata, tetapi dia menuruti perintah Lilith.

Mengabaikan perdebatan kecil Seth dengan Lilith, Lea sepenuhnya mencurahkan atensi pada susunan kata yang tercetak dalam buku.

Buku yang dipilihkan Lilith bercerita lika-liku kehidupan dan bagaimana cara leluhurnya menggenggam tampuk kekuasaan pada zaman dahulu. Bukan jenis bacaan yang menyenangkan. Di situ dinyatakan, salah satu cara primitif nan primordial; bertarung sampai mati dalam rangka menunjukkan siapa yang terkuat. Lea tidak berani membayangkan kekacauan jenis apa seandainya cara itu masih digunakan hingga detik ini.

Lea berupaya menggali ingatannya. Lilith pernah menjelaskan bahwa metode bertarung sampai mati memudar seiring perkembangan zaman—dibarengi kesepakatan yang dibuat tiap-tiap kepala keluarga pack yang membangun wilayah di Pulau Lain. Mereka semua memegang teguh keyakinan seorang Alpha ialah Kesatria Bulan berkekuatan besar yang dipilih langsung oleh sang dewi. Konon, kekuatan besarnya dapat diwariskan pada garis keturunan mereka, sehingga metode yang berdarah-darah itu mulai ditinggalkan, sekaligus memprakarsai lahirnya sistem pewarisan takhta yang turun-menurun.

Jadi, kami mewarisi kekuatan besar ayah kami, pikir Lea. Kakek kami, buyut kami.

Gadis itu mengerling Seth sekilas. Mempertimbangkan penjelasan buku, sejatinya Seth sama kuatnya dengan dia. Namun, Lea kesulitan menemukan unsur 'kuat' dalam diri adiknya, jika boleh jujur. Seth mengalami pergantian tubuh pertamanya lebih lambat—di usia delapan belas akhir. Seth tidak mahir bertarung, baik dalam wujud manusia atau serigala. Pada akhirnya, alasan-alasan tersebut semakin menyadarkan Lea kalau kelemahan utamanya terletak pada Seth. Mendorong gadis itu untuk senantiasa menjaga keselamatan sang adik.

"Uh, Madre, aku sudah menyelesaikan apa yang kausuruh—tapi aku menemukan bagian langka yang menarik perhatianku," sahut Seth. "Alpha Male dan Alpha Female," Seth membaca subjudul sembari mengerutkan dahi.

Lea mendongakkan kepala, kaget. Lilith juga pernah membicarakan—sekadar garis besarnya—perihal dua gelar yang bertolak belakang itu. Sisanya, Lilith tampak menghindarinya, seolah topik itu mengandung kutukan mematikan bilamana dibahas. Dan Seth baru saja mengungkitnya.

"Aku menyuruhmu berhenti setelah menghabiskan tiga halaman berikutnya, 'kan?" tanya Lilith. Wajahnya mengeras, matanya berkilat janggal. "Kemarikan bukunya."

"Yeah, ini," Seth mengoper bukunya pada Lilith. "Aku penasaran, apa yang terjadi kalau Alpha Male dan Alpha Female dipertemukan dalam ikatan pasangan jiwa?"

Pertanyaan bagus, meski Lea jadi merinding memikirkannya. Seth memang tidak pandai perkara fisik, tetapi kecerdasannya patut diacungi dua jempol.

Lea mengawasi tindak-tanduk Lilith—mencermati perubahan ekspresinya dengan saksama. "Kau belum mencapai—"

Saatnya memanfaatkan sekelumit privilese terlahir dari keluarga berdarah biru. "Tidak ada salahnya menjawab pertanyaan adikku, Madre."

Air muka Lilith memucat. "Aku hanya ingin me—" Lilith mengatupkan bibir, menghirup napas dalam-dalam. "Sebenarnya, aku tidak tahu apakah peristiwa itu bahkan pernah terjadi. Namun, karena di depanku sedang duduk seorang Alpha Female yang presensinya dianggap takhayul ... kupikir bisa saja."

Lea merenungkan jawaban Lilith, tapi dia terus memasang telinga.

"Maksudmu, akan ada dua Alpha yang memimpin sebuah pack?" tanya Seth.

"Entahlah, Nak," jawab Lilith. "Aturannya, setiap pack hanya bisa dipimpin satu Alpha."

Lea menegakkan punggung. "Seandainya terjadi," ujar Lea, "siapa yang memenangi takhta? Si Alpha Male atau Alpha Female?"

"Astaga. Dengar, Anak-Anak." Lilith memijat pangkal hidungnya. Wanita itu menyandarkan punggung di kursi yang didudukinya. "Peristiwa itu tidak pernah tercatat di buku mana pun sebelumnya. Kemungkinannya amat kecil—Alpha Male tidak akan bisa menjadi pasangan jiwa Alpha Female, pun sebaliknya. Keseimbangan alam dapat tercoreng karenanya. Percayalah. Aku hidup lebih lama daripada kalian. Kami—kaum intelek—tidak pernah menjumpainya sepanjang sejarah."

Lea menipiskan bibirnya, tatapannya berubah sangsi. Entah mengapa, jawaban Lilith tidak terdengar meyakinkan.[]

Hello! Ada yang masih nunggu cerita Lea? Sorry for the long update! Next time Blu akan update cerita ini secepatnya :3

Ah, dan untuk Kesatria Bulan, itu murni bikinan Blu. Blu sempat riset mengenai kehidupan Manusia Serigala, tapi nemunya cuma secara umum—rata2 penjelasannya sama semua. Mulai dari artikel Indonesia sampai artikel luar, penjelasannya kurang-lebih mirip.

Note: Blu harap kalian bener2 baca narasinya tanpa skip, karena itu menjadi dasar chapter-chapter berikutnya

Lalu, bicara soal konflik ... konflik di SR masih samar-samar ya. Ditunggu aja pokoknya😊👌. Bahkan male lead-nya aja belum keliatan batang hidungnya.

Last but not least, vote + komentarnya untuk chapter ini, dooong?

See you soon!

Shattered Reign Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang