BAB 1

223K 6.7K 200
                                    

Jess menatap hampa saat Ms.Laura yang merupakan Kepala Bagian Akademik dikampusnya lagi-lagi memberi kabar buruk untuknya.

“kau masih belum bisa mengajukan proposal skripsimu, Jessica Ivanovic! Aku tau kau adalah salah satu mahasiswi cerdas di kampus ini. Seluruh nilaimu juga A semua, tapi tetap saja kami belum bisa menerima proposal skripsimu dikarenakan kau masih memiliki nilai E di mata kuliah Character Building!” jelas Ms.Laura sore itu.

Jess mendengus dengan sebal lalu berkata, “tapi Miss, kau tau bukan aku sudah berapa kali mengulang di kelas itu. Tapi sepertinya Mr.Michael sangat membenciku sehingga dia selalu memberiku nilai E!”

“bagaimana Mr.Michael tidak membencimu, jika yang kau lakukan di kelasnya hanyalah tidur, bukan belajar sebagaimana mestinya” tandas Ms.Laura

“kau tau mata kuliahnya sangat membosankan!” keluh Jess

“hanya kau yang mengatakan mata kuliahnya membosankan. Para mahasiswi lain diluar sana berebut untuk bisa masuk kedalam kelasnya yang hanya dapat menampung 25 mahasiswa saja. Bersyukurlah kau merupakan penerima beasiswa, sehingga Royal University selalu memberikan yang terbaik untukmu dan salah satunya adalah dengan memasukan namamu pada kelas Mr.Michael, ketika para mahasiswa dan mahasiswi lain harus berebutan untuk bisa mengikuti kelasnya” kata Ms.Laura lagi

Jess hanya tertunduk lesu, lalu kemudian pamit kepada Ms.Laura karena hari telah sore dan ia harus segera pulang untuk beristirahat. Sedangkan pada malam hari ia harus bekerja.

Sepanjang perjalanan dari Royal University menuju tempat kostnya Jess mulai berfikir. Ya benar kata Ms.Laura, Jessica Ivanovic merupakan gadis yang sangat beruntung ditengah ketidakberuntungannya. Dia hanyalah seorang gadis sebatang kara, dikarenakan kedua orangtuanya yang telah lama meninggal saat menjadi korban kerusuhan tahun 1998 silam. Jess sekarang tinggal disebuah kamar kostan sederhana dan bekerja serabutan apa saja demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Sampai kemudian Pak Sardi yang merupakan pemilik kostnya menyuruhnya untuk mengirimkan aplikasi lamaran ke Royal University melalui jalur beasiswa dikarenakan sang pendiri Yayasan Royal University yang sangat dermawan tersebut memberikan kesempatan kepada para pelajar yang kurang mampu tapi memiliki otak cerdas untuk bisa bergabung menjadi keluarga besar Royal University.

Tanpa berfikir panjang, Jess pun mengirimkan aplikasi lalu kemudian mengikuti tes dan lulus. Sejak kecil Jessica memang terkenal cerdas di sekolahnya. Dia selalu menjadi yang terbaik. Akan tetapi karena keterbatasan biaya membuat Jess harus melupakan mimpinya untuk melanjutkan kuliah dan memilih untuk bekerja serabutan. Lalu Pak Sardi si pemilik kost yang baik hati itu merupakan satpam yang bekerja di Royal University membawakan sebuah solusi untuk hidupnya.

Sejak saat itulah hidup Jess berubah. Jika dulu setiap pagi sampai dengan sore ia harus bekerja serabutan seperti menjadi tukang antar koran, tukang cuci piring dan pelayan restoran, kini semenjak kuliah, mau tidak mau Jess harus menggeser waktunya, sehingga jam kerjanya lebih banyak pada malam hari. Dan restoran tempat Jess bekerja sebelumnya tidak menerima pelayan wanita untuk shift malam, membuat Jess mau tidak mau harus mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain yang bersedia menerima wanita pada jam malam.

Setelah mencari kesana kemari, hanya ada satu tempat yang mau menerima wanita seperti dirinya untuk menjadi seorang pelayan bahkan memberikan gaji yang cukup lumayan sehingga Jess mampu mencukupi kebutuhannya selama ini. Tempat itu adalah Crown Night, sebuah bar yang hanya buka di malam hari di kawasan strategis kota Jakarta yang merupakan tempatnya para eksekutif muda dan kaum jetset melepas penat akibat rutinitas aktivitas mereka dengan sebuah kebahagiaan duniawi yang dapat mereka peroleh dengan mudah disana.

Sekali lagi dengan catatan, Jessica hanyalah seorang pelayan. Hanya pelayan dan bukan pelacur! Meski penampilannya ketika menjadi pelayan sebenarnya tidak ada bedanya dengan pelacur. Tapi menurut Jess itu lebih baik, karena setidaknya dia tidak menjual tubuhnya. Dan ternyata ada untungnya juga seragam pelayan di Crown Night sangat seksi dan cukup terbuka. Sehingga dalam bekerja, tidak ada satupun orang yang mengenali Jessica sebagai salah satu mahasiswi Royal University.

The Teacher and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang