Chapter 5

4K 136 0
                                    

Hai! Gue ngepost kecepetan apa kelamaan? Kayanya kecepetan ya?

Jadi kalo ada kata-kata yg kekurangan huruf ataupun salah, maklumi aja ya.

Itu semua karna ketidak sabaran gue.

Selamat membaca yg selanjutnyaa ini yaaa!!

***********

Pagi yg cerah dengan matahari yg menyinari dunia. Pagi ini rasanya gue semangat banget buat pergi ke sekolah. Mungkin karna gue pengen ketemu Andy. ups. Ketahuan deh gue gibahin dia.

"Kakaa, mau berangkat bareng aku gak?" teriak gue sambil menuruni tangga.

"Kaka udah di depan deek!" balas ka Marvel dari depan rumah.

"Ma, aku langsung berangkat ya. Salam buat papa!"

"Sayang tunggu! Karena kamu nggak sarapan, mama buatkan kamu bekel. Kamu bawa ya! Jangan lupa dimakan!" kata nyokap gue sambil memasukkan lunch box ke ransel gue.

"Makasih ma. Sampai jumpa" pamit gue seraya melambaikan tangan.

Perjalanan menuju sekolah kali ini tidak berbeda dari sebelum-sebelumnya. Hanya saja kesunyian yg kini berada selama perjalanan.

"Ka" ucap gue memecahkan kesunyian yg cukup lama.

"hmm?" kaka gue hanya bergumam.

"Kenapa gak ngomong sesuatu si? Biasanya juga ngusilin aku, atau lebih tepatnya godain aku"

"Haha, emang kamu mau kaka godain? Bukannya kamu risih kalo kaka godain kamu terus?"

"Ya bukan begitu, tapi setidaknya ngobrol apa kek gitu. Jangan sepi kaya gini"

"Yaudah. Kaka mau nanya sekarang"

"Mau nanya apa ka?"

"Kemaren kamu makan dimana sama Vince? Kok bisa kamu jalan sama dia? Katanya kamu gak akrab sama dia"

"Wo wo wo wow.. satu-satu kali ka nanyanya. Oke. Pertama, aku makan di cafe deket komplek kita. Kedua, awalnya aku nolak, tapi karna aku juga laper maka aku ikut dia. Dan ketiga, memang aku tidak akrab. Dianya aja yg sok akrab sama aku" jelas gue sampai tidak sadar kalau kita sudah sampai di sekolah.

"Oke deh. Kalau begitu kaka sudah paham dan kita sudah sampai"

"Wah, sudah sampai. Cepet ya"

"Kaka duluan ya dek"

"Iya ka" kata gue melambaikan tangan.

Baru sekitar tiga langkah menuju kelas, ada aja hambatan yg menahan gue untuk melangkah.

"Hai cewe ganas! Kayanya di anterin sama kaka terus nih" ternyata si anak bau yg sekarang gue panggil dekil.

"Apa sih, kil? Lo gak suka ngeliatnya? Kalau gitu gak perlu di liat!" kata gue beranjak pergi. Baru juga dua langkah, ada lagi sapaan.

"Haaii Verro!" ternyata itu Grace dan Bale yg berlarian menuju gue. Untung temen gue, gak jadi marah deh gue.

"Hai Grace! Hai Bale! Semangat banget" sapa balik gue dengan senyuman ramah.

"Iya doong! Ini karena, besok kita ulang tahuunn!" kata Grace kegirangan.

"Oh ya? Wee, gue diundang doong?"

"Iyalah" kata Bale sambil menepuk pundak gue. "Pasti kita ngundang lo"

"Asiikk.. makan kue banyak" kata gue sambil mengelus-ngelus perut gue. Terdengar kata kue yg gue ucap, gak sengaja gue keinget kemaren saat gue sama Grave berebut kue layaknya anak kecil berebut permennya. Tanpa gue sadari, gue tersenyum dengan lamunan gue dan Grace mengibaskan tangannya di depan muka gue yg membuat lamunan gue buyar.

Unexpected MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang