Sang Rajawali Sakti Perkasa

Start from the beginning
                                    

"Forsaken God, Gio... itu soal mudah. Aku bisa mengaturnya."

"Aku ini mabuk udara..."

"Kumohon tahanlah mabukmu itu dan akan kuganti dengan mabuk cinta setelahnya, oke?!" Fay nyaris putus asa membujuk Gio. 

Gio pun terkikik geli. "Alangkah bahagianya membuat Tuan Fay mengiba dan memohon padaku... hihi..."

Fay menggeram. Dia kena jebakan nakal Gio. 

"Aarghh! Haarghh! Faayy! Pelaannhh! Aarrghh!" Gio segera saja sibuk menjerit-jerit ketika Fay bergerak hardcore menghujam cepat dan kuat liangnya. 

"Ini hadiah untuk kauuhh... ermghh... yang sudah baik hati menjebakku... ergghh! Hrghh! Giooo!"

Gio merasa pusing, namun ini jenis pusing yang lain. Ini pusing nikmat. Bahkan dengan biadabnya Fay menohok spot yang tadi menggunakan ujung penisnya kencang-kencang. Tubuh ramping itu pun terhentak-hentak di bawah Fay yang mendekap sembari Gio memeluk leher kokoh kekasihnya. 

Kekasihnya.

Ohh... alangkah terdengar indah nan merdu bila itu diucap.

Tapi itu nanti dulu, karena ini masih ada yang lebih krusial, yaitu menggilanya Fay menghujam lobangnya. 

"Faayhh! Haahh! Pelan! Aerrghh! Ranjangnyaahh bisa robohhh... aanggkh!" 

"Akan kuberikan ranjang baru!" tukas Fay cepat, tanpa memperlambat ritme hentakannya. 

"Akuuuhh... akughh... aarghhh... tak tahaannhhh..." Gio memang sudah di ambang limit sedari tadi, bukan? "Faayyghh! Aaarrghhh!!!" Maka ia pun melepaskan lahar putih kentalnya meski tentunya bakal menempel di perut atau dada Fay karena posisi mereka yang berhimpitan. 

"Hrghh! Bagus, Gio! Errghh! Hrghh!"  Fay tanpa jeda hentakkan penisnya dalam-dalam ke liang Gio setelah sang kekasih memuncratkan cairannya. 

Spot lelaki itu letaknya tidaklah dalam dari pintu masuk. Tak sampai 5 senti kedalamannya, sama seperti letak spot wanita. Jangan ragukan kemahiran Fay mengenai pencarian titik koordinat istimewa itu. 

Kini Fay bebas hujamkan penisnya sedalam yang ia mau. 

"Faayyhh... keluarkannhh... aaarghh..."

Fay menyeringai. "Tidak semudah itu, sayangku... hrrmghh!" 

Gio merutuki dirinya yang bagai makhluk yang kalah perang jika berhadapan dengan Fay. Stamina seorang Fay memang tak perlu ia ragukan. Segalanya. Termasuk stamina yang itu. 

Maka, Gio pun mencoba rileks dan pasrah dengan segala hentakan Fay meski ini mungkin sudah hampir 30 menit semenjak Fay melesakkan masuk penisnya tadi. 

"Gio! Hrghh! Ketat! Lubangmu ketat!" 

"Urrghh! Suka? Ummhh?"

"Sangatthh! Hrrghh!" Fay terus tatap wajah kekasih barunya. Kekasih yang tertunda selama 10 tahun.  "Dan awas saja kalau kau berani berikan lobangmu selain padaku, Gio. Akan kukuliti kau."

Gio memukul lengan Fay. "Jangan menakutikuhh--aaghh... Faayyy..."

Kembali wajah Gio berubah sendu merayu. Fay terkekeh. Gio kembali dalam mode berahi tinggi karena Fay berhasil menohok titik spesialnya kembali. 

"Kau takkan dapat hak eksklusif penisku jika berani berselingkuh. Kau akan merugi berat, Gio... rrmmghh! Kenapa, sayank? Mulai terangsang lagi?" Kemudian Fay melirik kejantanan Gio. Ia menyeringai. "Sudah tegang lagi, sayank..."

Gio kembali menepuk lengan kekar Fay seraya merajuk dengan wajah merona tua. "Itu... itu gara-gara kemesuman gilamu!"

"Hahaha..." Fay tergelak senang. 

Kini ia mengganti posisi, duduk di depan selatan Gio sembari cengkeram pinggul kurus Gio kuat-kuat dan semakin kencang sodok lubang ketat Gio yang sepertinya mulai kewalahan akan permainan hardcore Fay yang tak berjeda. 

"Faayyhh! Stttoppp! Haahh... akuhh... akuh bisaaahh... mati keringgghhh... kekurangan cairan spermaahhh..." Wajah sayu Gio dipaparkan, membuat Fay makin ingin beringas menindas Gio supaya lelaki manis itu terus menguarkan suara-suara sensual bagi telinga Fay. 

"Hah, hentikan omong kosongmu, Gio! Aku akan mengganti cairan yang kau keluarkan. Ayo, cepat lepaskan cairanmu itu!" Mata elang Fay tajam menusuk manik sayu Gio. 

"Kejammmhh... dasar kauuhh kedjaammhh... aarghh... tak tahaannhh... Faayy... haahh... ARRGHH!" Lagi-lagi Gio menyemburkan cairan cintanya hingga terkena ke dadanya sendiri. 

Fay bahagia. 

Kebahagiaan seorang dominan, adalah apabila submisifnya bisa 'keluar' akibat perbuatannya. Dan lebih bagus lagi jika bisa berkali-kali dalam sekali permainan. 

Setelah melewati 40 menit, Fay akhirnya mulai fokus untuk mengeluarkan miliknya sendiri. "Baiklah, sekarang aku akan serius agar keluar."

Gio mendelik. "APA?! Jadi daritadi kau hanya main-main?!"

Tapi Gio tak bisa berlama-lama melongo, karena hentakan Fay sudah berubah lebih sadis dan menggila. Ranjang kayu itu sampai berderit riuh mengimbangi gerakan beringas Fay. Konsentrasi Gio terpecah ke bagaimana jika ranjangnya rubuh. Alangkah konyolnya bila itu terjadi. 

"Gio! Gio!" panggil sang kekasih. "Aku hampirkkhh..."

Gio tersenyum bagaikan dewi welas asih pandangi Fay. Dua lengannya kembali melingkar di leher sang dominan. "Iya, lelakiku... pejantan tangguhku... keluarkan saja. Aku... siap menerima benihmu..." 

Fay sangat terprovokasi atas perilaku Gio barusan. Manis namun juga binal. Belajar dari mana si manis ini? Nanti akan Fay tanyakan kalau tidak lupa. 

"Iya! Iya Gio! Gio! Gio! Ini! Ini untukmuugghh! Orgh! Orrghh! OORRGHH!" 

Berbarengan dengan deraman panjang Fay, maka ia juga melepaskan tembakan peluru cair nan hangat memenuhi lobang spesial Gio. 

"Hoooghh... oorrghh..." Fay terhenti agar semua cairannya selesai menetes tanpa sisa. 

Gio lega. Hampir satu jam. Dia kan melirik jam dinding di dekat pintu. Gila, kakinya sampai nyaris kram saking lamanya mengangkang. 

Usai tetesan terakhir, Fay pun mencabut penis yang dibarengi dengan lenguhan keduanya, lalu membiarkan cairan kental itu meleleh keluar malu-malu dari lobang Gio yang sempat menganga akibat bekas dimasuki Fay. Namun lubang tersebut kembali ketat dalam hitungan detik saja. 

Gio menghembuskan nafas lega. "Akhirnya selesai. Tubuhku remuk. Aku ingin tidur."

Fay menelentangkan kembali Gio yang bermaksud miringkan badan. "Siapa yang menyuruhmu tidur seawal ini?"

"Heh?!" Gio tampakkan wajah bingung. 

"Sebentar lagi pasti milikku bangkit lagi. Dan itu tak sampai 10 menit, sayankku."

"APA?!"

"Persiapkan staminamu setelah ini, my love..." 

Fay menyeringai meski muka Gio pias. Neraka seksualnya sudah dimulai. Oh, apakah Gio musti menyesali keputusannya meminta dilamar Fay? Apakah itu bisa dibatalkan? Dan... apakah Fay tak pernah cukup sekali saja keluar dalam setiap permainannya?!

Gio... persiapkan dirimu.


===BERSAMBUNG===

Kayaknya gw kalo bikin judul kok absurd amboi gt yak :"V
Dan yg bs liat ini hanya para followers saja, krn hanya kalian yang berhak dpt asupan dr gw. Call me daddy //halah!// :"D 

Jgn lupa vote yak! Komennya mana nih kok skrg sepi amirr?!
Lagi pd sariawan jempolnya yak?

Yodah makasih yg msh setia ama ini fic.
Msh bakal ada gelora lagi loh ,,
ini belum usai //sok misterius//

See ya!

||

=[[ RYUU ]]=

Masih Engkau #WattPrideWhere stories live. Discover now