YOLO - Perihal Rasa

4.4K 231 27
                                    


Terus saja seperti itu, menanti dia yang menghubungimu terlebih dahulu. Menanti dia yang menanyakan kabarmu lebih dulu serta menunggu dia yang mencarimu lebih dulu. Memang apa salahnya jika kamu yang memulainya lebih dulu? Egomu terlalu tinggi, sadari itu!

Dia sudah terlalu sering mencari cara untuk menghubungimu. Sudah terlalu sering memancing pembicaraan hanya untuk sekedar menyapamu. Tapi kamu? Mau sampai kapan bertahan di balik dinding yang kamu ciptakan itu? Tidak bosan?

Baiklah, mungkin setiap orang pernah terluka. Dan aku tahu, kamu pun demikian. Tapi ketika seseorang terluka, bukankah mereka masih punya kesempatan untuk bahagia? Mengapa tak pernah kamu coba untuk menciptakan bahagia itu bagi dirimu sendiri? Meski memang selalu ada kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Begini, bagaimana jika tawa yang biasanya kamu dengar darinya perlahan menghilang hanya karena dia mengira kamu terlalu jauh untuk diraih? Bagaimana jika ia mengira segala perilakumu adalah sebuah penolakan? Padahal sebenarnya kamu hanya menyamarkan perasaan yang perlahan hadir di hatimu. Menyembunyikan semuanya hanya karena kamu takut dia tak memiliki rasa yang sama sepertimu.

Terkadang memang sulit mengartikan pola perilaku seseorang. Mencari tahu apa maksud dan tujuan dia bertingkah seperti itu. Tapi, untuk kali ini berhentilah berekspektasi lebih. Maksudku berhentilah untuk selalu berpikir a-z yang sebenarnya belum tentu demikian adanya. Berhentilah menerka bagaimana jika dan hanya jika. Berhentilah untuk terus menerus dipengaruhi paradigma-paradigma yang kamu ciptakan sendiri. Logika memang perlu digunakan ketika kamu jatuh cinta, tapi logikamu bukan digunakan untuk menerka-nerka tentang apa yang dia pikirkan. Pakailah logika itu untuk menentukan pilihan, mengenai apa yang akan kamu lakukan dengan rasa yang kamu miliki tersebut.

Seseorang pernah berkata padaku, ketika kita jatuh cinta, hanya ada 2 pilihan yang bisa untuk kita lakukan. Pertama, mengusahakan, dalam artian kamu akan mengungkapkannya, at least dia tahu mengenai perasaanmu itu. Atau yang kedua kamu pergi, melupakan dan mengemasi perasaanmu itu karena mungkin ada hal lain yang jauh lebih besar yang ingin kamu jaga dan pertahankan.

Resiko ketika seseorang jatuh cinta itu ya patah hati dan kecewa. Sekarang begini, berharap saja yang terbaik dan siap dengan apapun hasil terburuk. Hidupkan memang demikian. Expect nothing walau sebenarnya kamu berharap lebih agar rasamu dapat terbalas. Setidaknya, ketika kamu belajar untuk tidak berharap apapun dengan begitu kamu akan bisa bebas lepas menjadi dirimu yang sebenar-benarnya.

Jika memang tak ada yang ingin kamu rusak dari apa yang sudah terjalin. Jika memang kamu ingin tetap bertahan di balik dinding itu sendirian. Jika memang kamu menanti dia untuk memulai lebih dulu mengungkapkan rasa, meski bisa saja belum tentu dia memiliki rasa yang sama. Yasudah tetaplah bersikap sewajarnya, seperti kamu yang biasanya. Tak perlu ada yang dirubah agar kamu bisa menjadi seseorang yang dia butuhkan misalnya. Tak usah juga kamu ngotot agar ia bisa tahu perasaan yang kamu miliki. Tetaplah berada di jalan yang biasa kamu lalui, bersabarlah dalam penantian panjangmu. Tuhan tidak pernah meninggalkan dirimu sendirian, setidaknya tetaplah berbuat kebaikan untuknya selama kamu mampu, meski gelisah karena rasa yang kamu punya kerap menghantui harimu.

Hidup terlalu berharga jika hanya kamu gunakan untuk hal-hal yang menguras pemikiran namun membuatmu diam di tempat. Sesekali, tengoklah keadaan sekitar. Bergeraklah maju untuk sebuah perubahan yang bisa kamu lakukan. Semoga Tuhan senantiasa memberikanmu bahagia, serta kamu selalu menemukan cara untuk meraih bahagia itu. Sebab bahagia bukan hanya untuk kepuasan diri sendiri. Berbahagialah selalu, secukupnya. Sebab, you only live once.

Jakarta, 11 Desember 2015

You Only Live OnceWhere stories live. Discover now