binder

2.6K 609 81
                                    

Lisa panik. Binder Lotsonya hilang. June gak ngumpetin, Jungkook gak liat dan Jisoo udah melotot duluan sebelum ia tanyai. Masalahnya ada sesuatu yang penting di dalamnya. Itu ... tulisan nama Mark di dalamnya.

Lisa menarik napasnya, mencoba untuk menenangkan diri. Mencoba untuk mengingat di mana terakhir kali ia menaruh binder berwarna merah muda tersebut. Ia mulai menelusuri langkah yang diambilnya saat istirahat tadi. Untung saja Bu Kim tak masuk karena ada rapat. Jadi, ia bisa bebas mencari bindernya.

Langkah Lisa berhenti di kantin. Kenyataan bahwa kantin masih ramai membuat Lisa was-was. Bagaimana kalau ada yang melihat dan kemudian membuka bindernya? Lisa semakin mempercepat pencariannya. Gadis itu melangkah ke meja tempat ia makan bersama Jisoo tadi. Tapi meja itu sudah bersih.

Merasa sia-sia gadis itu jatuh terduduk dan mengusap wajahnya frustasi. Kebodohan Lalisa akhir-akhir ini sudah melewati batas.

"Lho? Kak Lisa? Kenapa?" Suara itu membuat Lisa mendongak, masih dengan wajah frustasinya.

"Binder gue ilang, Mark."

Mark tampak diam, kemudian mengulurkan sesuatu ke arahnya. "Ini?"

Mata Lisa langsung membulat, syok. "Kok? Bisa sama lo?"

Mark mengangguk, tersenyum manis. "Tadi pas gue duduk di sini ada binder ini. Terus gue pernah liat lo bawa binder ini."

Lisa mengambilnya, memeluknya erat. Kemudian matanya menyipit, "lo gak liat isinya kan?"

Mark agak terkejut, membuat Lisa gugup. "Eung, cuma liat halaman pertamanya kok. Gue cuma cek nama pemilik bukunya, mastiin kalau ini punya kak Lisa."

Lisa mendesah, lega. "Makasih ya, Mark. Lain kali gue traktir."

Mark malah mengulurkan kelingkingnya, membuat kening Lisa berkerut bingung. "Apaan nih?"

"Janji dulu, baru Mark percaya."

Lisa tertawa mendengarnya, refleks ia mengacak rambut Mark karena gemas. "Lucu banget sih?" Kemudian ia mengaitkan kelingking mereka, "iya janji. Ya udah gue ke kelas duluan ya."

Sekali lagi, Lisa mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut Mark tapi ditahan. "Jangan, nanti kalau gue baper gimana?"

Lisa diam mendengarnya. "Lo harus jadi pacar gue kak kalau gue baper sama lo."

Gadis itu membeku, otaknya memproses ucapan Mark. "Hah? Gimana maksudnya?"

Bukannya membalas, lelaki itu malah berdiri dan menggunakan tangannya seakan mengukur perbedaan tinggi mereka. "Tinggian gue, jadi gak keliatan gue lebih muda dari lo."

Setelah itu, lelaki itu berbalik dan meninggalkan Lisa yang cuma bisa diam di tempatnya. Otaknya tiba-tiba saja tak dapat memproses apa pun yang terjadi tadi.

Coba tolong jelaskan pada Lisa, apa yang baru saja terjadi?

••

1% [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang