ii. sahabat

537 82 2
                                    

"Sep!"

"Asep!"

"ANJIS SOMAT, nama gue Joseph, bukan asep!"

"Hahahaha, bodo amat! Lo aja panggil gue Somat, beda jauh kali Somat sama Matthew."

Joseph memutar bola matanya tak peduli, dia kembali berjalan sambil mengganti lagu dari iPod-nya.

"Sep! Gue main ke kontrakkan lo ya!" pemuda yang tadi memanggilnya, kini merangkulnya.

"Ngapain? Ngopi? Kopi gue abis," jawab Joseph datar.

"Ni anak! Gue kan ga pernah main ke kos lo. Ayolah! Weekend  ini kita kan free." rajuk pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Iya deh iya, eh lah lo kan pake mobil mat?"

"Gue ngikutin lo dari belakang aja sep," jawabnya enteng. Joseph mengangguk saja.

Sesampai di kontrakannya pemuda itu mengerutkan dahi, "Lo ngapain disini?" tanyanya heran melihat Jiwoo sudah duduk manis di teras kontrakannya. Gadis yang tadi sedang ber-selfie ria pun mendongak dan langsung berlari ke arah Joseph, memeluk pemuda itu erat.

"JOSEPHHHHHHHHHHH KANGEN BANGET GUE SAMA ELO IHHH, KOK TAMBAH TIRUS SIH? LAH GUE TAMBAH TEMBEM! KOK GITU SIH?! GAK ADIL! POKOKNYA LO HARUS CHUBBY JUGA!" pekik Jiwoo kesal sambil merangkul pipi Joseph dengan kedua tangannya. Joseph sendiri kesusahan untuk bernapas, apalagi suara khas milik Jiwoo yang tebal serak namun saat teriak membuat pecah gendang telinga.

"Lo gila ya? Kita kan baru ketemu seminggu yang lalu," Joseph menghempaskan tangan Jiwoo. Gadis itu langsung mengerucutkan bibirnya.

"Ih, kasar banget sama cewek," celetuknya kesal.

"Cewek? Dari kapan lo jadi cewek bu?" pemuda itu mengacak rambut Jiwoo yang dikuncir kuda.

"Eh? Kunciran? Kesurupan apa lo kunciran rapi kaya gini?" matanya membulat kaget.

Jiwoo mendesis, "Gue kan udah gede sep, nax kuliah men!"

"Najis!" umpat Joseph lalu membuka pintu kontrakannya.

"Sep gue parkir situ bisa kan?" suara Matthew membuat Joseph dan Jiwoo menoleh. Jiwoo mendongakkan kepalanya, Matthew terlalu tinggi untuk dilihat.

"Eh? Siapa?" Jiwoo menyikut pinggang Joseph.

"Kenalin nih Mat, ini Jiwoo sahabat gue. Jiw, ini Matthew atau bisa lo panggil Somat kalau pengin--"

"Njay sembarangan!" Matthew memotong omongan Joseph.

Pemuda bermata sipit itu mengulurkan tangannya, "Kim Matthew, untuk saat ini masih teman terdekatnya Asep." Matthew tersenyum manis kemudian mengerling pada Jiwoo.

Hal itu membuat Jiwoo tertawa, "Gue Jeon Jiwoo, bisa dipanggil Im Yoona. Untuk saat ini masih menganggap Asep sahabat sekaligus kakak, tapi bisa jadi gue panggil papah dan lo mamahnya."

"Nice words gurl!" Matthew berhigh-five ria dengan Jiwoo.

"Tai kalian semua!" desis Joseph kesal.


S E W E G Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt