Enam - Café

113 6 2
                                    

Enam

Sudah jam 7. Aku sudah rapi, siap untuk pergi ke café yang terletak di lantai dasar hotel ini.

Aku memainkan rambutku di depan kaca, masih bingung mau pergi atau tidak. Selama ini aku tidak pernah percaya kepada Arva. Apalagi mengingat kejadian di bandara kemarin. Dia lebih baik dari siapa coba? Tapi daripada aku makin penasaran aku pun berdiri dan bergegas ke café yang aku pun tidak tahu namanya itu.

Dari luar café terlihat Arva duduk sendirian sambil memainkan hapenya. Aku segera masuk dan duduk di depannya.

"Arva."

Sapaku pelan.

"Oh yaampun Kara. Aku kira kau gak jadi datang."

Katanya dengan wajah khawatir. Aku balas senyum kepadanya.

"Lihat kan aku sudah datang. Maaf terlambat."

"Iya tidak apa-apa. Pesan dulu gih. Aku udah pesan tinggal nunggu datang aja. Foods on me."

Aku tersenyum dan memanggil salah satu pelayan lalu memesan Iced Chocolate dan satu slice brownies.

"Kenapa ngajak aku ketemuan?"

Tanyaku penasaran ke Arva. Tapi Arva hanya tersenyum. Aneh. Ditanya gak dijawab. Dia meneguk kopinya lalu menengok kearahku.

"Biar bisa ketemu kamu."

"Flirt."

Kataku sambil memelekan lidah. Lalu dia balas tertawa.

"Kau lebih baik dari siapa?"

Tanyaku lagi, penasaran. Dia hanya menyorotkanku wajah bertanya-tanya.

"Yang di bandara kemarin."

Balasku. Aku kesal ih pura-pura lupa.

"Oh itu. Liat nanti saja ya."

Aku hanya memandangnya dengan tatapan kosong lalu memandang ke meja lagi. Udah malas ngomong sama dia.

---

Tuh di post juga kan wkwk maaf masih gaje gitu masih kagok ngelanjutin lovina lagi.

Kiss kiss

Hana

LovinaOnde histórias criam vida. Descubra agora