The Perfect Target [END] #Wattys2019

Chapter 24 - Don't Accept This Matchmaking

Mike berjalan dengan menghela nafas panjang nya. Ia baru saja akan segera pulang. Pria itu sangat malas disini, satu meja dengan pria penjahat kelamin, begitulah seorang Lucas Hunt.

•••

6.00 PM

Malam yang Angela hindarkan kini pun tiba. Dengan malas, wanita sexy keturunan Richard Skiver ini masuk kedalam walk in closet yang bernuansa pink and black itu. Ia memilah beberapa gaun miliknya dideretan lemari yang berukuran besar itu.

Angela mengambil dua gaun yang akan ia coba.

"Ah, sungguh membosankan!" dengan terpaksa ia menuruti semua keinginan Richard dan wanita sialan itu untuk ikut makan malam bersama mereka.

Tentu saja Richard mengancam akan menarik semua fasilitas yang Angela pegang tanpa meninggalkan satu pun.

Angela menatap kosong pada cermin yang menampakkan seluruh tubuhnya yang sedang memegang gaun berwarna lavender ditangan kanan nya dan juga gaun berwarna soft brown dengan riasan di bagian dada nya ditangan Angela yang lain.

Ia melihat selintas wajah Mike muncul dihadapannya dengan ekspresi dimana Mike mengatakan dirinya wanita penggoda tadi pagi. Ia masih tak menyangka pria sepertinya akan selicik itu untuk mengatakan hal itu. Atau dirinya yang terlalu kebawa perasaan?

Angela menghela nafas panjang. Ia kembali memilah dengan sekali-sekali mencocokkan kedua gaun di depan tubuhnya.

"Yang ini saja!" Angela melihat arloji yang berdiri tegak di nakas nya, sekarang sudah pukul enam lewat lima belas menit. Ah waktu berjalan lebih cepat rasanya.

Ia segera berjalan ke meja rias untuk segera merias wajah nya agar terlihat menarik dalam acara makan malam kali ini. Walau ia tidak tau dengan siapa ia akan mengadakan dinner ini, ia harus tetap perfect!

Rambutnya sengaja ia urai dengan memberikan kesan bergelombang. Wanita itu memasangkan anting yang cukup panjang agar terlihat lebih glamour. Riasan wajah yang ia poles dengan lipstik merah merona membuat dirinya terlihat sangat menawan dan sexy! Tak lupa Angela mengambil clutch bag hitam miliknya dilemari kaca khusus dimana ia menyimpan tas bermerek miliknya.

Ia segera berjalan kebawa untuk menghampiri Richard dan juga Rose yang sudah menunggu dirinya sedari tadi.

Rose menatap Angela tak percaya. Kenapa anak itu memakai pakaian sependek dan seketat itu dalam acara penting ini. Ibu tiri Angela itu berjalan dengan anggun sembari memasang raut wajah tidak suka.

"Apa tidak ada gaun yang lebih pantas, Angela?" tanya Rose dengan nada sinis.

Angela memutar bola matanya jengah, "Jika gaunku bermasalah denganmu, lebih baik aku tinggal dirumah." ancam Angela.