9

4 0 0
                                    

Bau parfum mobil memenuhi indera penciuman Alissa, kursi empuk yang ia duduki tidak mengurangi rasa sakit yang menyebar sampai ke tulang-tulang. Dadanya masih naik turun dengan cepat bersama isak yang tak jua mereda. Sementara Yasmin menunggu bibir mungil itu berbicara, memecah kesunyian yang kian menyiksa.

"Mau sampai kapan diam terus sih, Al? Sampai kiamat?" cecar Yasmin dengan menahan nada suaranya sesabar mungkin.

Yang ditanya masih juga diam, seakan tenggelam dalam luka jauh lebih mudah daripada mengisahkannya. Yasmin mendesah keras, memilih untuk menggulir layar ponselnya sembari membunuh jemu. Sampai habis status di semua media sosial, Alissa masih juga bergeming. Yasmin mencoba menunggu sebentar lagi setelah melirik Alissa yang tak lagi terisak.

"Susah dijelasin, Yas, kalau kau bertanya. Ini lagi-lagi masalah yang sama," ujar Alissa dengan suara lirih dan serak.

"Masih soal rasa gugup dan takutmu, Al? Kali ini apa lagi lanjutannya? Penghinaan?" tanya Yasmin lembut.

Alissa mengangguk sambil berdeham. "Mungkin aku cuma lagi sensitif, Yas. Mungkin aku yang berlebihan. Sudahlah, nggak perlu diperpanjang," jelasnya dengan nada lelah.

Yasmin mendesah keras. "Kau selalu seperti itu, Al. Sulit membuka hatimu," balas Yasmin kesal tertahan.

Alissa terdiam, Yasmin pun begitu. Mereka bertemankan sunyi berkepanjangan seperti sebelumnya. Sebuah notifikasi dari ponsel Alissa memecahkan keheningan yang semakin lama semakin menyesakkan di antara mereka.

Wajah sembab penuh luka itu tiba-tiba berubah cerah dan entah kenapa Yasmin kehilangan rasa kesalnya begitu saja setelah melihat wajah itu. Ia mencondongkan tubuhnya ke kursi penumpang. Ia melihat nama Adnan terpampang di layar ponsel Alissa. Sontak mata Yasmin membulat dan berubah cerah diiringi senyum di bibirnya.

"Ciye, ciye, ada yang sedang bersemi nih," olok Yasmin sambil mencolek bahu Alissa.

Alissa menatap Yasmin, mata yang tadinya cerah berubah cepat. Bibirnya membuka dan menutup, tergeragap seolah kehabisan udara. Melihat ekspresi Alissa membuat Yasmin ingin terkikik, tetapi ia menahannya.

"Eh, apa sih, Yas. Ini cuma soal naskah drama kok," jelas Alissa tanpa diminta.

"Lho, aku nggak tanya kok kalian ada apa," elak Yasmin.

"Udah, ah. Aku pulang ya," pamit Alissa.

***

PS: Ini semakin dikit, semoga bisa dinikmati

#30DWC #30DWCJilid7 #Squad6 #Day10 #DreamingToBeWriter

Dreaming to be WriterWhere stories live. Discover now