CHAPTER 4 - Part.1

Start from the beginning
                                    

Jungkook tersenyum miris, ia meraih tangan Taehyung dan mengecupnya dengan sayang berkali-kali. Tak lupa kecupan itu juga di berikannya pada perut buncit Taehyung.

"Aku akan pergi jam 8 pagi ini. kembalilah beristirahat sayang. jika butuh sesuatu kau bisa meminta tolong Bibi Ahn otte."

Namja tampan itu mengecup kening Taehyung, kemudian berlalu dari sana untuk membersihkan diri.

Taehyung sedikit bernafas lega setelah kepergian Jungkook dari sisinya, sungguh ia tidak bisa lagi seperti ini. perasaan sakit dan benci yang tengah dirasakan Taehyung berdampak pada kesehatan dan kekebalan tubuhnya – pantas saja namja menawan ini cepat lelah dan drop.

Setiap saat namja cantik tersebut memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar dari kungkungan Jeon Jungkook, sungguh Taehyung sudah tak sanggup lagi tinggal bersama dengan namja posesif itu. Jeon Jungkook benar-benar membuatnya gila.

Namun ketika keinginan kabur itu membesar, maka ada setitik perasaan menyesakkan yang tiba-tiba akan mengganggu keyakinan Taehyung. Kemungkinan terburuk yang akan dilakukan Jungkook pada dirinya sendiri terus mengusik perasaan dan pikiran namja cantik itu. bohong jika Taehyung tidak peduli pada Jungkook. didalam lubuk hatinya terdalam Taehyung masih sangat mencintai Jungkook.

Jungkook keluar dari kamar mandi hanya dengan selembar handuk yang menutup daerah privasinya, otot-otot tubuhnya tampak sempurna dan menawan.

Tidak! Taehyung tidak boleh tergoda. Ia tidak ingin terjerat lagi dalam pesona namja Jeon itu. sekali kau tertangkap maka kau tidak akan mampu lepas.

Melihat Taehyung yang sempat mengalihkan pandangannya, Jungkook tersenyum lalu mendekat pada namja cantik itu.

Taehyung sedikit melirik saat tubuh tegap itu menempatkan dirinya di pinggiran tempat tidur, langsung menatap tepat dihadapan Taehyung. Rambut basah Jungkook terkulai lemas menutupi mata tajam miliknya, bulir air yang masih tersisa di tubuh berotot itu terlihat berkilat terkena sinar mentari, sungguh Jeon Jungkook penuh dengan seluruh pesonanya.

Tangan besar Jungkook perlahan mengusap pipi mulus dan bibir sang kekasih. Menangkup dengan kedua tangannya, mengarahkan pandangan mata Taehyung agar menatapnya.

"Aku mencintaimu Tae. Sampai kapanpun."

Ucap Jungkook sambil menyatukan kedua daging kenyal miliknya dan milik Taehyung. Ciuman tanpa nafsu yang pernah namja Jeon itu berikan saat mereka masih sekolah.

Taehyung tau ciuman itu murni tanpa nafsu, ciuman yang sungguh sangat dirindukannya.

"Sayang, kau menangis? Astaga. Apa aku menyakitimu? Maafkan aku." Panik Jungkook saat melihat air mata Taehyung mulai mengalir membasahi pipi gembilnya.

Taehyung tidak menjawab, tetap tak mampu menahan cairan bening tersebut untuk berhenti. Tangan ramping miliknya meraih tubuh Jungkook hingga sebuah pelukan tercipta diantara pasangan itu.

"Maafkan aku .. maafkan aku.." Jungkook memeluk tubuh berisi Taehyung tak terlalu erat. Ia tidak ingin menyakiti anaknya yang berada diperut Taehyung.

Sesekali namja tampan tersebut akan mengusap dengan sayang punggung sempit milik sang kekasih, berusaha membuatnya tenang.

Kring kring kring.

Suara dering handphone Jungkook menginstrupsi kegiatan mereka, namja tampan itu menggeram karena merasa waktu berharganya bersama Taehyung harus terusik.

Eomma calling...

"Sayang, sebentar ok. Eomma menelepon."

Taehyung mengangguk dan membiarkan Jungkook berlalu meraih handphone pintar miliknya.

CATCH YOU! (KookV / KookTae)Where stories live. Discover now