Baby Oh Baby

1.1K 85 10
                                    


"Honey... " rengekan yang ke sekian kalinya Minho dengar dari namja manisnya yang tengah menonton TV itu kembali mengalihkan dirinya.

"Apa sayang?" Minho mendudukkan dirinya disamping namja manisnya itu.

"Apa aku boleh naik kapal?" tanya namja manis Minho itu memeluk Minho dari samping.

"Baiklah, kita pesan tiket ke Jeju dengan kapal besok" Minho memijit keningnya yang berkedut. Pasalnya Namja manis dipelukkannya ini selalu meminta hal-hal yang aneh semenjak hamil. Yahh... Taeminnya saat ini tengah mengandung buah cintanya, Minho sangat bersyukur karena ternyata Taemin adalah salah satu namja yang memiliki kandungan, walaupun ia sering disusahkan ketika Taemin meminta ini itu diwaktu yang tak tentu.

"Shireooo... Aku tidak mau naik kapal very itu ke Jeju" nada manja itu membuat Minho mengelus surai hazel Taemin.

"Lalu? Ingin naik kapal pesiar?" gelengan Taemin membuat Minho mengerutkan kembali keningnya. Minho mengangkat tubuh berisi Taemin kepangkuannya, membuat namja manis itu mengalungkan lengannya di leher Minho.
"Lalu kau ingin naik kapal apa baby?" Minho membelai rahang tirus namjanya.

"Aku ingin naik kapal Titanic" Taemin menunjuk layar televisi yang kini tengah terputar film Titanic itu. Benar bukan yang Minho duga, Taemin tidak mungkin menginginkan sesuatu yang masuk diakal. Taemin selalu seperti ini setelah ia melihat film-film yang Minho koleksi. Kemarin ia baru meminta robot optimus prime setelah menonton DVD transformers yang baru Minho beli Bulan lalu. Tak tanggung-tanggung Taemin meminta robot yang asli yang besarnya hampir sebesar apartemen 7 lantai yang mereka tempati. Gila saja jika Minho benar-benar menuruti Taemin, ia hanya bisa membelikan miniatur setinggi 50 cm. Minho merogoh kocek sangat dalam untuk itu.
"Bisakan Minho?" Taemin menatap Minho dengan puppy eyesnya.

"Sayang.. " Minho menangkup pipi porselen Taemin. "Kapal Titanic itu sudah karam bertahun-tahun yang lalu, bagaimana bisa kau menaiki kapal itu heumm...."

"Eoh.. Tak ada kah Titanic lain selain kapal itu?" tanya Taemin dengan wajah polosnya. Ughhh... Membuat Minho ingin menggigit pipi chubby namjanya ini.

"Tentu saja ada, tapi Taemin.. Apakah kau tidak takut kejadian pada kapal Titanic yang dulu terulang kembali, dan jika yang terjadi pada Rose dan Jack itu menimpa kita bagaimana? Kapal itu terbelah, kita terpisah dan kau kehilangan diriku, apa kau tidak takut?" Minho berucap dengan raut yang ia buat seserius mungkin.

"Andwaee... " Taemin langsung mengeratkan pelukannya pada Minho, seakan tak ingin berpisah dengan namjanya. "Aku tidak ingin kehilangan kau seperti Rose kehilangan Jack, bagaimana dengan anak kita nanti" ucap Taemin.

"Nahh... Bukankah lebih baik dirumah saja, dan menantikan buah Cinta kita terlahir kedunia" Minho mengusap punggung Taemin lembut. Merasakan perut besar Taemin mengganjal pelukan mereka. Bersyukurlah Minho yang pandai berakting sehingga mudah bagi dirinya mempengaruhi Taemin.

"Nde.. Kalau begitu aku ingin makan makanan prancis seperti yang Rose makan"

Astagah, Minho pikir sudah berakhir, ternyata masih banyak yang Taemin minta, bahkan Taemin menulis beberapa daftar tidak masuk akal untuk dicarinya. Tuhan berikan namja tampan ini kesabaran untuk 6 Bulan kedepan.

.
.
.

"Hanbin.. Hiks... Hanbin... " suara sesenggukkan namja mungil yang berada di depan layar televisi itu membuat Hanbin berlari dan meloncati sofa.

"Waeyo.. Waeyo Jinani... " Hanbin segera memeluk namjanya yang menangis itu. Mengecupi Puncak kepala Jinhwan yang bersandar didadanya. Sedangkan yang dipeluk hanya menggeleng lemah.

"Ada apa sayang ceritakan, apa baby kita menendang lagi heumm... " Hanbin mengelus perut buncit namjanya. Yahh... Namja mungil inipun tengah mengandung buah cintanya.

Baby oh BabyWhere stories live. Discover now