Chapter 5 : Duscan

Start from the beginning
                                    

Aku masih tidak percaya, semua ini seakan tidak nyata. Aku adalah seorang putri? Hal itu sungguh berkebalikan dari yang kulihat di depan mataku. Perkotaan dengan gedung-gedung dan rumah-rumah saling berhimpitan hingga terlihat seperti mainan. Berapa banyak tempat yang sudah kurampok demi orang tua brengsek itu?

Kuputuskan untuk mengambil buku Elinor dari tas ranselku, mencoba mencari petunjuk tempat yang dapat kudatangi sementara Elinor tak sadarkan diri.

Di sebuah halaman terselip secarik kertas terlipat yang tua dan sudah menguning. Ketika kubuka, isinya adalah sebuah pesan singkat, terlihat seperti teka-teki aneh. Tertulis :

Untuk jenderalku

Yang tersisa tinggal di tempat ini. Mereka aman. Kami akan bersembunyi dan bertahan. 12 daun dan kayu.

Dari bawahanmu.

R. T

Surat ini ditujukan untuk seorang jenderal, Elinor pernah menjadi jenderal. Kemungkinan surat ini ditujukan untuk Elinor, mungkin itu juga alasannya surat ini kutemukan dalam buku Elinor. Sepertinya penulis surat ini membicarakan tentang lycan-lycan yang tersisa yang berhasil diselamatkan. R.T sepertinya merupakan sebuah inisial. Tetapi apa itu 12 daun dan kayu?

Ketika sedang berpikir. Tiba-tiba sebuah suara logam berderit mengejutkanku. Suara itu tidak terlalu jauh. Aku menoleh ke belakang. Sebuah kepala muncul dari pinggir atap.

Itu William. Aku tidak akan jatuh ke jebakkannya lagi. Karena kemarahanku, aku menggeram, taring dan cakar-cakarku mulai memanjang, bulu-bulu putih pasti juga sudah memenuhi seluruh tubuhku. Aku hampir mencakar wajahnya.

Tetapi ia mengelak "Tunggu...Maafkan aku, aku tahu kau benci ibuku. Tetapi aku benar-benar tidak tahu tentang yang ia sembunyikan."

Kutatap wajahnya. Wajah tampannya terlihat gugup dan ketakutan. Tapi aku masih tidak mempercayainya "Mengapa kau mengikutiku lagi?" Tanyaku.

Ia berkata dengan polos "Aku hanya ingin ikut denganmu!" Raut wajahnya membuat hatiku luluh. Mata memohon yang terlihat seperti mata anak kecil.

Aku menghela napas dan kembali menjadi normal.

"Baiklah..."

Lalu kuulurkan tanganku dan kutarik tangannya.

"Tapi kau harus membantuku..." Kataku tegas

"Aku janji..." Jawabnya disertai anggukan yakin

Ia menceritakan pertengkarannya dengan ibunya dan mengikuti Baracus yang melacakku. Aku berpikir, benarkah William adalah anak Ratu Agatha yang dibenci para lycan itu? Karena ia sangat berbeda dengan karakter wanita yang dikatakan membunuh orangtuaku itu.

Kutanyakan padanya tentang teka-teki itu.

Will berpikir, tiba-tiba ia mengejutkanku "Aku tahu maksudnya! Daun dan Kayu! Itu adalah nama sebutan untuk jalan Woodleaf!" lalu ia mengernyit

"Tapi tempat itu terkenal dengan kriminalitasnya. Aku takut di sana tidak aman!"

Aku menaikkan satu alis dan menatapnya.

"Kau lupa ya? Kau sedang berbicara dengan pencuri profesional di hadapanmu. Lalu apa yang kau takutkan?"

Aku menyengir. Will pun ikut tertawa "Baiklah, paling tidak kita bisa ke sana dengan aman. Aku punya seorang bodyguard." Candanya

The Lycan QueenWhere stories live. Discover now