Chapter 1 : Mysterious Necklace

1.9K 131 7
                                    


Malam ini langit sangat indah bertabur bintang gemerlapan bagai permata. Bintang-bintang itu berbicara kepadaku, mereka berkata akan membawaku bersama mereka. Sang bulan muncul dengan cahayanya, ia menyinariku dan perlahan-lahan tubuhku terangkat. 

Aku terbang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi hingga kota berada jauh dibawah kakiku. Aku semakin dekat dengan sang bulan tetapi tiba-tiba sebuah awan hitam menyelimuti sang bulan ke balik kegelapannya.

Sedikit demi sedikit sang bulan menghilang, cahayanya meredup, semakin gelap dan akhirnya sang bulan menghilang.

Aku terjatuh dari ketinggian, tak ada lagi yang mengangkat tubuhku, semakin jauh dari bintang-bintang dan semakin tenggelam lagi ke perkotaan yang kumuh. Aku terjatuh dengan keras dan cepat di gang sempit yang kotor, sarangku. 

Bintang-bintang itu tidak lagi berbicara kepadaku. Kurasa selamanya aku tidak akan pernah lepas dari tempat ini.

Suara itu membangunkanku dengan terkejut, ternyata semua itu hanya mimpi, sungguh mimpi yang aneh. 

"Bangun monster pemalas! Dasar monster tak tahu diri! Beruntung aku tak menyerahkanmu kepada sang Ratu!" teriak tuan Clepp, pemilik gudang ini. 

Aku cepat-cepat berdiri dari ranjang. Tubuhnya tinggi besar dan kekar dengan kemeja kotak-kotak yang lusuh dengan lengan baju sesiku, terlihat ukiran tato di tangannya, wajahnya kotor 'dan penuh bekas luka, sebelah matanya hilang sehingga ia selalu memakai penutup mata, kumis serta janggutnya menambah menyeramkan wajahnya.

Ia terlihat berdiri di ambang pintu yang terbuka dan melemparkan sebuntal kain serba hitam dan berteriak kepadaku "Waktumu 5 menit! Cepat!" Lalu ia menutup pintu.

Aku menatap cermin, terlihat cerminan diriku, masih memakai sebuah pakaian tanpa lengan berwarna putih yang sudah robek-robek. Wajahku kotor, rambut pirangku tergerai sedikit kusut. 

Kuikat rambutku lalu kupakai jaket hitam usang, sebuah celana panjang hitam yang susah kotor dan berlubang-lubang dan sepasang sarung tangan hitam. Aku mengambil kain hitam sebagai topengku dan mengikatnya ke belakang kepala hingga menutupi sebagian wajahku. 

Terakhir aku menaikkan kerudung jaketku. Lengkap sudah penyamaranku, hanya terlihat sepasang mata biru yang diselimuti bayang-bayang. Aku mengambil tas ranselku, tas yang kutemukan di tempat barang bekas di dekat gudang ini.

Tuan Clepp dan teman-temannya seperti biasa sedang bermain di meja lingkarnya sambil minum-minum hingga setengah mabuk. Tuan Clepp memanggilku 

"Hoi, kemari!" Aku berjalan mendekat.

 "Kalung Zamrud dan tongkat emas, cepat!" Dari mulutnya tercium aroma alkohol. Aku mengangguk dan meninggalkan mereka.

Kudengar salah satu dari mereka berkata "Ia masih berguna ya?" dan mereka semua tertawa terbahak-bahak. Aku berjalan keluar dari bangunan bobrok ini.

Aku berlari dari atap ke atap pemukiman kumuh di kota ini, dengan pakaian serba hitam aku seakan tak terlihat, seperti menyatu dengan kegelapan. Aku melompat ke atap sebuah gedung dari atap seng sebuah rumah kecil lalu meneruskan berlari.

Kali ini tuan Clepp menyuruhku mencuri kalung zamrud dan tongkat emas di museum sejarah kota Gorgon, rencana yang terdengar sangat gila, tetapi aku sering melakukannya. 

Aku sudah pernah menyelinap masuk ke tiga belas toko perhiasan, dua kali masuk ke museum, bahkan aku pernah menyelinap ke istana Kerajaan Argonia tanpa tertangkap kamera pengawas ataupun penjaga.

Kulakukan itu semua sendirian dan belum pernah sekalipun aku tertangkap. Clepp tua brengsek itu selalu menyuruhku, sebenarnya aku tidak ingin melakukan itu, tetapi inilah satu-satunya caraku bertahan hidup dan mendapat tempat tinggal.

The Lycan QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang