1st

767 49 1
                                    

"Jeno-ya." 

"Imo." Seru bocah itu menyambut yeoja muda saat yeoja itu masuk kedalam rumah. Bocah itu memeluk bibinya dengan erat.

"Kau merindukan Imo hmm?"

"Nee."

Yeoja itu melihat sekitarnya. "Dimana ibumu?"

"Didapur. Eomma sedang memasak makan malam."

"Aah begitu."

"Kau sudah datang Soojung-ah?"

Yeoja itu mendongak dan tersenyum cagung. "Nee, baru saja." Jawabnya kemudian beralih pada Jeno. "Ayo antar Imo ke dapur."

"Nee." 

Tanpa memberi hormat Soojung berjalan begitu saja saat melewati namja itu dan berhasil membuat namja itu hanya mendesah lalu menatap kedua orang itu.


Yeoja cantik itu sibuk memasukkan kopernya tanpa di bantu siapapun. Sesekali ia mendesah kelelahan. "Apa kau benar-benar tidak ingin membantuku?"

Namja itu menoleh. "Bukankah itu barangmu. Untuk apa aku membantumu, kau bahkan tidak membantuku membawa barangku."

Yeoja itu mendengus. "Aiish jinjja." Keluhnya sedangkan namja itu kembali bersantai dan sibuk bermain ponselnya.

"Padahal aku selalu berdoa untuk mendapatkan suami yang benar-benar mengerti diriku tapi Tuhan malah mengirimku namja tidak berperasaan sepertimu."

"Syukurlah Tuhan tidak mengabulkan doa yeoja manja sepertimu. Kalau beliau mengabulkan, aku yakin Tuhan sangat menyesal."

"YA CHO KYUHYUN."


"Eonni." Panggil yeoja itu dengan suara imutnya.

"Oh kau sudah datang."

Yeoja itu mengangguk.

"Gomawo Jeno-ya sudah mengantarkan imo. Sekarang waktunya untukmu menemani appa menonton tv."

"Nee eomma." Bocah itu berlari kedepan.

Soojung melihat sekitar dapur. "Apa hanya ini yang kau lakukan selama tujuh tahun ini eonni."

"Shuut sudahlah. Lagipula aku menikmatinya, menjadi seorang ibu dan istri sekaligus."

"Dan merelakan mimpimu begitu saja."

"Soojung-ah." Seru yeoja itu. "Aku mengundangmu kemari bukan untuk bertengkar. Jadi jangan banyak bicara dan bantu aku."

Soojung mendengus. "Aigoo aku tidak tahu kenapa aku bisa menjadi adik dari Jung Yoona."

Mendengar itu Yoona hanya tersenyum. "Karena kita memang di takdirkan untuk menjadi saudara."

Yeoja itu terdiam. Kalimat pendek aniyo suara lembut kakaknya itu berhasil membuat ia terdiam. "Nee, semuanya karena takdir."

^1^

"Wooah.. Banyak sekali lauknya." Seru Jeno saat melihat hidangan diatas meja. "Apa Appa berulang tahun hari ini?"

"Memangnya makanan seperti ini hanya saat ayahmu ulang tahun saja?"

"Aniyo. Saat ulang tahunku juga."

BEIGEWhere stories live. Discover now