Chapter 6

629 33 4
                                    

Sakit! Itulah yang sedang aku rasakan saat ini. Palaku terasa berat dan berdenyut-denyut. Seperti ada sesuatu yang memukul kepalaku.

Aku sangat lemas dan seperti tidak berdaya, tubuhku juga panas. Aku mengangkat kedua tanganku lalu menyentuh leher dan dahiku. Aku tidak percaya kalau tubuhku sepanas air panas yang baru selesai dimasak. Oh kesimpulannya adalah aku sakit. Jadi lebih baik aku tidur kembali senyenyak mungkin walaupun tidur sebelumnya membuatku tidak ngantuk lagi. Hmm,, aku harap mimpiku indah seperti dongeng-dongeng yang selalu diceritakan Samantha. Aku menarik selimut dan memeluk boneka kesayanganku.


***************



Plak! Plak! Plak! "Alina bangun, sudah jam berapa sekarang! Apa kau tidak kuliah?"

Duh. Suara bibi kenapa bisa sampai ke alam mimpi ku sih? Keren sekali kalau benar seperti itu. Kenapa sih bibi harus memakai kata-kata kuliah diantara beribu kata didunia ini? Aku ingin tidurrr bibi!!! Aku menarik selimutku sampai menutupi kepalaku.

"Yaampun Alina Warners cepat bangun. Kau hampir telat!" Bibi mengguncang-guncang tubuhku. Ah, bibi kenapa rese sekali sih. Aku membolak-balikan tubuhku berharap bibi pergi. "Bibi, masih malam aku masih ngantuk." Kataku tetap dengan mata terpejam. Terlalu malas dan tidak kuat untuk membuka mata ini. Oh, dunia memang adil.

"Oh ayolah Alina, tidak biasanya kau semalas ini. Sudah jam 8 apa kau tidak kuliah?" ohhh kuliah yah? Memangnya hari apa sekarang. Oh iya sekarang hari senin aku lupa hari ini ada study ke hutan Helston. Ditambah lagi yang memandunya Mr. Wedge. Tunggu, apa? Hari Senin? Study ke hutan Helston? Mr. Wedge? Oh astaga aku baru ingat.

Aku menegakkan tubuhku lalu mengerjapkan mata beberapa kali membiasakan cahaya yang aku dapat saat berhasil membuka mata. Cahayanya terlalu silau sampai aku harus berusaha melawan rasa sakit dimataku. Dan mendapati bibi disamping kasur sambil bertolak pinggang. Bibi menunjuk jam di dinding kamar "Tepat jam 8." Aku mengacak-ngacak rambut frustasi lalu berniat berlari kekamar mandi. Tapi aku malah merasakan rasa lemas dan tidak bertenaga.

"Bibi tunggu kamu dibawah ya. Bibi ingin membuat sarapan. Cepat mandi buru-buru, seingat Bibi kamu ada study kan hari ini di hutan Helston? Tadi malam Bibi ke kamar kamu, tapi malah persiapan untuk besok belum sama sekali kamu siapkan. Jadi Bibi sudah mengemaskan barang kamu di tas itu." Bibi menunjuk tas coklat diatas kasur. "Bibi tunggu kamu dibawah yah."

Aku mengangguk dan memasuki kamar mandi. Menghadap ke cermin. Mengibaskan rambutku untuk mencuci wajah. Tapi aku malah melihat luka kecil dileher kiri ku. Apa ini? Lukanya bulat berwarna merah kehitaman seperti darah. Aku menyentuhnya dan merasakan perih. Aww... ini luka apasih? Memangnya tadi malam saat menuju pulang aku terjatuh yah dijalan? aku mengingat kejadian semalam.

Semalam aku kerja kelompok dirumah Samantha dan menuju pulang kerumah. Lalu tersandung batu dan jatuh dijalan, leherku menyentuh aspal dan batu kecil disana. Lalu berdarah, dan menimbulkan luka seperti ini. Hah, pasti karena kecerobohanku lagi. Yaampun Alina, seharusnya aku menghilangkan kebisaan buruk ku itu. Aku menggelengkan kepalaku mengingat kebiasaan ku itu, lalu menanggalkan pakaian dan mandi secepat kilat.


Aku memakai baju casual. Celana denim panjang, kaus putih polos dan jaket kulit coklat. Lalu memakai sepatu boots. Cuaca dingin di Helston seperti sudah menjadi alergiku tersendiri. Aku harus menjaga-jaga kalau-kalau kaki ku tersentuh salju dingin diluar sana. Sudah seminggu lebih musim salju di Helston, dan parahnya salju semakin banyak. Aku harap Mr.Wedge membatalkan study nya.

Aku memandang cermin dan menyisir rambutku. Wajah ku terlihat pucat dan tidak bersemangat. Apa mungkin karena luka ini ya? Ah sepertinya tidak, luka sekecil ini mana mungkin bisa membuat seseorang pucat? Mungkin aku kekurangan asupan vitamin C saja. Aku mengambil kapas dan menuangkan obat antiseptic, lalu menaruhnya di hensaplas lalu menempelkannya di luka. Semoga saja tidak infeksi. Aku mengambil tas ku dan menuju kebawah.

My Life With a VampireWhere stories live. Discover now