[ I ] Feeling?

Mulai dari awal
                                    

"Laughter- karya Choi Yuna dari kelas 2-2. Aku bisa tersenyum, karena kita bersama. Aku bisa menangis, karena itu kau. Jadi apa yang tidak bisa aku lakukan? Aku mohon, jangan katakan kalau ini sudah berakhir. Selamanya, aku akan tetap berada di sampingmu"

Seokmin mengernyit tidak mengerti. Karya si gadis pendiam itu ternyata merupakan lirik yang tersirat kesedihan. Yang Seokmin tahu, rata - rata anggota klub vokal membuat karya dengan lirik yang cenderung semangat- bahkan ada yang termasuk percintaan.

"Sepertinya ini murni perasaan yang di alami Yuna sekarang. Aku pernah dengar dari Jeonghan kalau keluarga Yuna terlibat dalam kecelakaan mobil beberapa tahun yang lalu. Dari lima anggota keluarganya, hanya Choi Yuna dan kakak laki - lakinya yang selamat"

"Aku tidak pernah tahu kalau latar belakang Choi Yuna ada kejadian tragis seperti itu"

"Itu karena kau jarang datang latihan. Semua anggota klub vokal tahu kejadian itu"

"Kalian tidak mengatakannya padaku"

Jisoo menatap sinis pemuda mancung di sebelahnya. Tidak ada untungnya memberitahu pemuda dengan otak sebesar popcorn ini.

"Terserah. Sudah sana kembali ke kelas, aku tidak mau ada guru yang melihat kita berdua disini. Nanti mereka akan berpikir yang aneh - aneh"

"Kau yang baru datang kesini kenapa jadi aku yang di suruh pergi? Lagi, kenapa juga kau disini hyung?"

"Aku disuruh Jihoon membawa tumpukan kertas itu ke perpustakaan. Sudah sana, belajar yang giat dan jadilah orang sukses lalu menikah dengan gadis pujaanmu"

Seokmin jengkel namun tetap melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dari ruangan klub.

.

"Seokmin oppa"

"Oh- Yerim, ada apa?" Seokmin menekan tombol pause game di ponselnya

"Chan meninggalkan topinya di kelas. Aku terlalu malas untuk datang mengembalikan topi ini ke rumahnya, untung saja ada Seokmin oppa yang belum pulang"

"Biasanya juga kau dan adikku pulang bersama, ada apa hari ini?"

Gadis yang lebih pendek dari Seokmin itu mengerucutkan bibirnya. Dengan tidak santai, ia duduk di sebelah Seokmin dan membuat Seokmin sedikit bingung.

"Chan bilang kalau badanku hari ini sedikit berisi. Bukankah sama saja dia mengatakan kalau aku gendut secara tidak langsung? Aku kesal dengannya, jadi aku mendiamkannya seharian"

Seokmin bingung. Pantas saja tadi Chan pulang dengan wajah sedikit pucat. Ini masalah percintaan antara adiknya dan adik dari Kim Mingyu. Dan Seokmin tidak punya solusi untuk membantuㅡ

Aku bisa tersenyum, karena kita bersama. Aku bisa menangis, karena itu kau. Jadi apa yang tidak bisa aku lakukan? Aku mohon, jangan katakan kalau ini sudah berakhir. Selamanya, aku akan tetap berada di sampingmu.

"Yerim, mungkin Chan tidak bermaksud seperti itu. Menurutku, badanmu memang berisi tapi bukan berarti kau gendut. Lagipula, selama kau punya badan seperti ini dan tetap hidup sehat tidak menjadi masalah, bukan? Kalau aku di beri pilihan, aku lebih memilih memiliki badan berisi asalkan hidupku bahagia bersama orang yang aku sayang daripada tidak terima dikatakan seperti itu sehingga membuat orang yang aku sayang menjadi merasa bersalah. Bagaimana jika seandainya Chan merasa bersalah dan akhirnya memutuskan hubunganmu dengannya? Apa kau tidak akan sedih?"

Mengingat itu, Yerim jadi serba salah. Apa yang di katakan oleh Seokmin ada benarnya. Tidak seharusnya ia berlaku berlebihan pada orang yang ia sayang. Membayangkan Chan yang akan memutuskan hubungannya membuat Yerim jadi takut.

"Oppa, bagaimana ini? Kalau Chan merasa seperti itu dan ingin mengakhiri hubungan ini, aku harus apa? Aku tidak mau putus- hiks"

Kemudian, Seokmin tersenyum hangat. Merangkul tubuh Yerim dan menepuk lembut pundaknya.

"Berikan topi ini langsung pada Chan. Katakan padanya kalau kau, Kim Yerim, ingin meminta maaf karena sudah mendiamkan Chan seharian. Jangan lupa katakan kalau kau sangat sayang padanya"

"Katakan cinta juga?"

ㅡ "Jika kau mencintainya, katakan langsung padanya dan jangan ragu. Katakan padanya bahwa ini tidak berakhir, kau akan selalu berada di sisinya sampai waktu yang memisahkan. Jangan pernah membuat sia - sia orang yang sudah sayang dan cinta denganmu. Jaga dia dengan baik"

Demi video porno kesayangan Mingyu, sejak kapan Choi Yuna berdiri di belakang Seokmin dan Yerim? Dan- Apakah seorang Choi Yuna, murid kelas 2-2 yang terkesan dingin dan pendiam ternyata mengerti urusan percintaan?

"Kalau begitu aku mau mendatangi Chan! Oppa, aku bolehkan datang ke rumahmu?"

"Tentu saja, anggap saja rumahku adalah rumahmu. Temui Chan dan katakan semuanya. Aku yakin anak itu sekarang sedang menangis di dalam kamar"

Yerim memutuskan untuk pergi dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada calon kakak iparnya dan perempuan yang sempat memberikan pencerahan.

Tepat setelah Yerim pergi, Seokmin melihat Yuna yang sudah berjalan meninggalkannya. Ingin sekali Seokmin menarik lengan gadis itu dan bertanya sesuatu padanya, mungkin seperti- alasan mengapa dirinya begitu dingin dan terlihat sangat diam ketika ada banyak orang, tetapi dapat berbicara sepanjang itu hanya untuk menjelaskan sesuatu persoalan cinta pada Yerim?

"Aku tidak tahu mengapa kau berbeda dari gadis - gadis di sekolah ini, tetapi aku yakin bahwa aku tertarik pada sosokmu, Choi Yuna"








To be continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lean on me ; dokjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang