52nd Pole & QnA#2

Mulai dari awal
                                    

"Makasih lho, kalian orang ke-seribu yang bilang gue cantik. I know I know. Stop it people."

Aneke terkekeh. Dua temannya ini–Inara dan Sabrina–memang selalu bingung harus menjawab apa jika di bilang manis atau cantik.

"Udah, Ke! Lo masih mau ngecek-ngecek atau...?"

"Nggak, Na. Cabut aja flashdisk-nya."

"Oke!" Inara menunduk untuk mencabut flashdisk yang sebelumnya terpasang di komputer tersebut.

"Layout-nya udah jadi, ya?" tanya Sabrina.

"Udah dong. Gue turun tangan langsung tuh buat nge-design." Aneke tersenyum bangga.

Biasanya, urusan layout dan desain majalah sekolah memang diserahkan kepada anak ekskul desain grafis. Namun, untuk urusan yang satu ini, Aneke rela turun tangan demi membantu Inara.

"Wih, mantep dah temen gue yang satu ini," puji Sabrina.

# # #

Inara menatap Jack yang sedang mengumpulkan nama-nama kandidat ketua bidang dan ketua ekskul yang sudah dipilih oleh ketua sebelumnya. Bersama Nisa, sekretaris OSIS, lelaki itu merapikan kertas-kertas di tangannya.

Inara berjalan mendekat. "Jack," panggilnya.

Jack dan Nisa menengok ke arahnya. Keduanya sedang duduk di meja yang berada di depan ruang OSIS, sedangkan Inara berdiri di hadapan mereka.

"Na," sapa Nisa seraya tersenyum ramah.

"Eh, iya, Nis," balas Inara.

"Udah ada namanya, Na?" tanya Jack.

Inara menggeleng. "Gue nggak input nama calon ya, Jack. Biar gue sendiri aja yang tes penerus gue pas seleksi OSIS."

"Yaudah, Na, kalau emang itu pilihan lo." Jack memberikan kertas-kertas yang ada di genggamannya kepada Nisa.

"Gue taruh di loker inti OSIS ya, Jack." Nisa berdiri dan berjalan menuju ruangan loker khusus OSIS-MPK.

Jack mengangguk, lalu kembali menatap Inara.

"Soal Blackpole gimana?"

"Ah, iya," jawab Inara seakan teringat sesuatu. "Layout-nya udah jadi. Tinggal input foto doang."

"Kata-katanya jangan yang persuasif–nyuruh siswa-siswi gabung Blackpole ya, Na. Tapi jangan yang ngelarang juga. Intinya sekolah–khususnya OSIS-MPK–netral gitu. Mengingat, di komunitas itu masih ada yang merokok kan. Ntar kalau kesannya ngajak buat gabung gitu, sekolah kita bisa kena sama dinas pendidikan."

"Aman, Jack. Gue udah pesan ke Aneke. Lagipula, ntar sebelum majalahnya terbit, gue re-check beberapa kali lagi kok."

Jack mengangguk. "Nggak nyangka gue, di jaman kita menjabat OSIS, masalah tentang Blackpole yang udah terpendam bertahun-tahun akhirnya clear juga."

Senyum Inara mengembang mendengar ucapan Jack. "Gue juga nggak nyangka."

Jack bangkit dari duduknya dan berdiri satu setengah langkah di hadapan Inara. "Semua berkat lo, Na."

"Berkat lo juga. Makasih, Jack."

"Makasih kembali, Na. Lo anggota dan partner kerja terbaik yang pernah gue punya."

"Bisa aja lo, Jack." Inara tertawa kecil.

"Ehm." seseorang mendehem di belakang Inara.

"Gal!" sapa Jack seraya menepuk pundak Gala beberapa kali. "Kemana aja lo? Baru muncul sekarang."

AntipoleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang