Malu Bersama

55 13 5
                                    

Haii readers.. sembari menunggu Cisa yang sedang dalam masa penyembuhan di rumah sakit.. author ceritain tentang Ryan dan Nabilla dulu ya.. Ceritanya ga ngebosenin kok.. ala-ala remaja gitu dehh ckck..
Happy reading para readers keche ^_^

"Good morning, Mommy" sapa Nabilla sembari menebarkan senyuman pagi yang indah khusus untuk ibunda tercinta yang merupakan wanita luar biasa dalam hidupnya.

"Good morning too, honey.. semalam mommy denger kamu bicara sama Ryan. Kamu jadi ya sayang jenguk Cisa ke rumah sakit? Bukannya hari ini kamu ada jadwal dance ya? Atau mommy yang salah?" Jawab ibunda Nabilla yang merasa lupa akan jadwal latihan hobi anak sematawangnya itu.

"Oh My God, Mom... Billa Forget it. I'm sorry mom.. so, now.. what should i do mom?" Tanya Nabilla dengan cemas, karena memang pelatih dancenya adalah orang yang disiplin dan tidak menerima alasan apapun untuk tidak latihan, kecuali orangtua anak didiknya yang memberikan penjelasan.

"Oke no problem honey, gini aja.. mommy kan sebenarnya ga mau kalo kamu bolos-bolos latihan.. jadi nanti mommy yang bilang sama Ryan untuk nunggu kamu sampai selesai latihan.. I think only three hours.. It doesn't matter for Ryan, right?"

"Ok mom. Billa pergi sekolah dulu ya.." Jawab Nabilla sembari berpamitan kepada mommynya.

"Iya sayang. Daddy kamu dah nunggu di depan tuh.. cuzzz ya" senyuman ibunda terpancar untuk Nabilla.

"Good morning, Dad!" Sapa Nabilla.

"Morning too, my little princess. yuk naik mobil.. ntar kamu telat" Kata ayahanda Nabilla sembari membukakan pintu mobilnya.

Beberapa menit telah berlalu, akhirnya Nabilla sampai di sekolahnya, SMA Muda Berkarya. Letak sekolahnya memang tak jauh dari sekolah Cisa.

"Dad.. nanti Nabilla pulang sekolah bareng Ryan ya.. aman kok.. soal latihan dance hari ini.. mommy yg bilang sama Ryan untuk nunggu Billa. Abis tu kita langsubg otw Rumah Sakit buat jenguk Cisa, yg pernah Billa ceritain itu loh Dad.. yg udah Billa anggap kayak dede Billa sendiri"

"Oke Bill, Daddy juga nanti ada meeting jadi gabisa jemput kamu.. pas banget tuh ada Ryan.. tapi.. kamu nanti ga kecapean kalo langsung ke rumah sakit? Kamu juga harus jaga kesehatan dong sayang."

"Tenang aja Daddy, kan nanti pas di jalan Billa tinggal duduk di motor Ryan. Jadi bisa istirahat kok, dah ya Dad.. nanti Billa telat masuk.. Loveyou Daddy" jawab Nabilla sembari meng-kissbye kan ayahandanya yang harus buru-buru ke kantor.
***

"Ryan!!!!"

"Eh.. dah datang lu Bill?" Tanya Ryan

"Kalo gua belum datang yang lu liat di depan lu siapa?" Ucap Nabilla kembali bertanya tanpa menjawab pertanyaan Ryan.

"Princess gua." Kata Ryan dengan menatap mata Nabilla dengan serius, namun Nabilla hanya diam dengan membalas tatapan mata Ryan.

"Heii..heii..heii, ngapain nih lu berdua tatap-tatapan begithu.. hello.. guys.. daritadi udah bel kellez.. lu pada masih ae natap-natap kayak di penatapan..hhhhh" teriak Feli yang membuat keduanya tersentak dan sadar dari tatapan cinta yang membawa mereka ke alam hukuman dari guru bidang studi hari ini yang super killer.

"Astajimmmhhh.. bakalan telatt masuk kelas nih kita" kata Nabilla dengan tatapan mengarah ke dua sahabatnya itu.

"Idhiihhhhhh.. jijhayy gua ikutan di hukum ama lu pada.. Hello please deh cinchay cinchay kyu.. (bahasa para alayers) gua di tugasin bu Ify buat manggil lu berdua.. soalnya bu Ify liat lu berdua dari pintu kelas kita."

Serentak duanya berkata
"Hahhhh... bu Ify liat ?"

"Ciee serentak.. Ciee.. jodohhh ah wkwk" ledek Feli yang tak tahu kalau mereka sedang berada dalam alam yang super serius.

"Astigooohhh omayooo.. Fel.. lu kok bego bin oon nya kagak hilang-hilang sih? Stress dah gu(.....)" Belum sempat Nabilla melanjutkan kalimatnya, satu tangan telah mendarat di telinganya yang membuat dia berdiri jinjit kesakitan.

"Ryan.. Nabilla.. di belakang lu tuhh.. a..a..ada bu Ify.."

"Kalian yaa...!!!! Udahhh tau telat.. udah dipanggil temen sekelas juga.. masih ajaaa pacaran hhhh buat saya emosi banget sih.. padahal masih pagi. Sekarang kalian masuk ke kelas sambil mengucapkan *Kami tidak pacaran di koridor kelas lagi* ingat. Itu hukuman pertama, hukuman kedua menyusul." Tegas bu Ify sembari menjewer telinga dua orang yang kerab disapa pasangan STM (Sahabat Tapi Mesra) itu.

***

Sesampainya di kelas, Ryan dan Nabilla pun menjalankan hukumannya, sedangkan Feli kembali duduk ke bangkunya.

"Selarang, jalankan hukuman kalian" Perintah bu Ify kepada dua siswanya yang pagi ini membuat dia jengkel.

"Duh.. gimana nih Yan.. gua malu banget kalo ngomong-ngomong begituan... please dah lu cari jalan keluar cepetan" bisik Nabilla mengarah ke telinga Ryan.

Dengan segera Ryan menarik tangan Nabilla dan membawanya ke arah pintu kelas.

Kejadian itupun terjadi disertai teriakan cieee satu kampung, tak lupa ditambah dengan bumbu cabe pedas ala teriakan bu Ify.

"Eh..eh.. Ryann...Nabilla.... kalian mau kemanaa!!!!¿" seketika emosi bu Ify meluap karena melihat mereka ingin pergi.

Dengan santai dan tenang Ryan menjawab "begini bu.. Nabilla khawatir.. lalu dia menyuruh saya dengan wajah khawatirnya untuk segera mencari jalan keluar.. yaa.. saya sebagai sahabat yang baik tentunya tidak tega melihat sahabat saya yang imut dan cantik bak gadis korea ini raut wajahnya berubah seketika.. tentunya saya ingin dia tetap cantik dan imut dengan senyuman manis di wajahnya bu.. itulah sebabnya saya langsung menarik tangannya dengan menunjukan pintu ini bu agar dia bisa keluar.. dengan begitu tugas saya untuk membantu sahabat saya mencari jalan keluar sudah terlaksana bu.."

"Woooooooooo..." Teriak satu kelas.

Kelas 11 IPS_1 memang dikenal dengan jiwa tukang demonya, mungkin karena toak sudah melekat di dalam pita suara mereka masing-masing haha..

"Sudah...sudahhh.. cukup. Hentikan. Dasar kelas aneh. Kelas kalian ini memang pintar , sangkin pintarnya.. saya bisa kenak stroke kalau tiap hari di dalam. Dan kamu Ryan.. saya tidak menyuruh kamu untuk mengarang bebas!, sudahlah. Daripada jiwa saya terganggu.. lebih baik kalian berdua cepat duduk ke bangku masing-masing dan jangan lagi ulangi kejadian ini hhhh" Wajah bu Ify sudah sangat merah seperti termakan cabai rawit yang sangat banyak di tengah teriknya sinar matahari.

Ryan dan Nabilla pun kembali ke tempat duduk mereka masing-masing sambil menahan malu. Namun di hati Nabilla.. malu bersama Ryan bukanlah suatu masalah yang besar. haha

Proses belajar mengajarpun berlanjut seperti biasanya.

***

Sekian ya readers.. jangan lupa vommentnya yaa..
Thankyou~

Panggilan untuk MenariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang