december [djmaswift]

72 7 8
                                    

desember, bulan biasa seperti bulan lainnya.

desember, sederhana tapi punya makna.

desember, menyimpan kenangan kita.

desember, takkan kulupakan semua kenangan kita di desember.

ketika semuanya sudah ditelan waktu, ketika semuanya telah berlalu, ketika semuanya telah hilang namun aku masih tetap mengingatnya. mengingat bulan desember yang penuh makna dan kenangan kita.

segelintir salju kupandangi tanpa jenuh, aku berdiri disini dan terus memperhatikan salju-salju yang berada diseluruh taman ini. Sepi, sepi sekali saat kau pergi meninggalkan aku.

Seandainya jika bisa, aku ingin memutar waktu. dimana kau dan aku masih bersama, dimana kau dan aku menjadi sepasang seorang kekasih, menghabiskan waktumu dan aku didesember.

Namun, kenangan hanyalah kenangan yang ada hanyalah kenyataan kendati dirimu tak ada disini. Semuanya masih tersimpan dimemoriku, Amira. Kenangan kita, apa kau mengingatnya? Aku harap iya.

Terakhir kali aku melihatmu dan terakhir kali aku beri sebuah mawar kepadamu. Apa kau jaga mereka dengan baik? Apa kau malah membiarkan mereka hingga layu?

Dulu, aku memang menginginkan kebebasan dan tak ingin bersama sikap aroganmu, Amira. Ternyata aku telat menyadari, ternyata kebebasan tiada artinya jika aku merindukanmu dan berharap dulu kusadari apa yang kumiliki telah cukup saat bersamamu. Aku mengenang desember, menoleh dan ingin kembali meluruskan semuanya.

Jika aku punya kesempatan lagi, apa kau akan memaafkanku jika aku meminta maaf padamu?

Apa kita akan menjalin cinta dan aku yakin aku akan mencintaimu lebih baik lagi.

Amira......

"Hi, bro! What are you doing here?" Tanya Niall kepadaku.

Aku tersenyum dan menonjok pundaknya, "Menunggu gadisku."

"Astaga, apa kau selalu mengenang kejadian di bulan desember itu dan sekarang kau menginginkan dia kembali?"

"Ya, ya, ya. Aku ingin dia kembali."

"Lihat siapa yang dibelakangmu, Moron!" Kata Niall, akupun memutar tubuhku dan mendapati kau tengah berdiri sambil tersenyum.

Aku merasa jantungku berhenti sampai disini. Aku menelan ludah dan menghampirimu lebih dekat lagi.

"Aku minta maaf." Kataku lirih.

"Semuanya telah berlalu, Zayn. Ada kalanya kita harus melupakan apa yang terjadi yang sudah-sudah, bagaimana kabarmu?"

Aku mengulas senyum, meraih bahunya dan aku mendekapmu. "Aku baik, semuanya baik. Hanya saja kehilanganmu seperti aku kehilangan separuh nyawaku. I'm so glad you made time to see me, Amira." 

 "Memang seharusnya begitu, Zayn."

"Aku minta maaf atas malam didesember itu, aku ingin memperbaiki semuanya. Jadilah cintaku lagi, Amira."

"Aku..Maaf, Zayn. Aku tidak bisa."

"Mengapa? Mengapa tidak bisa? Kita bisa ulang dari awal, belajar lah untuk mencintaiku lagi, Amira."

"Zayn, aku datang kesini untuk memberimu ini."

Aku melepaskan pelukan ini, melihat apa yang Amira keluarkan dari tasnya. Ia sedikit kesulitan, setelah itu ia memberiku sebuah............. Undangan pernikahan?

"Aku ingin menikah dengan Harry. Maaf, aku harap kau bisa datang keacara pernikahanku ini."

***

"Apa yang kau pikirkan, bung?"

Aku menoleh kearah Niall yang sedang memainkan ponselnya disebelahku, "Bulan apa sekarang?"

"Desember. Aku harap kau melupakan semua yang terjadi pada bulan desember sebelumnya."

"No! i go back to December all the time." 

 Aku selalu mengenang desember walaupun tanpa dirimu, Amira.

Kau terlalu berharga untuk dilupakan.

Dan ini sudah desember yang ke lima setelah kau meninggalkanku waktu itu.

Berharap aku dapat pengganti dirimu.

**

Hope you like it Amira!

All For You - One Shot(s)Where stories live. Discover now