Awal dari semuanya

Start from the beginning
                                    

Dengan senyuman bak emas milik Devan berjalan sambil merangkul pundak Aileen menuju kelas Aileen. "Astaga kamu buat aku mati kutu tau nggak," ucap Aileen sambil melepas tangan Devan dari pundaknya karena memang mereka sudah sampai di depan kelas Aileen.

"Belajar yang pintar yah, eh lupa udah pinter yah," celoteh Devan sambil mengacak rambut Aileen.

"Aileen belum pinter Devan. Masih haus ilmu," jawab Aileen sambil tersenyum.

Tiba-tiba datang Cakra yang hendak masuk ke kelas. Sejenak pria itu melihat Aileen yang sedang berbicara dengan Devan kemudian dengan cepat di alihkan dan masuk tanpa permisi hingga menabrak sedikit punggung Aileen.

"Eh!"

"Woi kalau jalan pake mata om, nggak liat apa gue segede ini," omel Aileen kepada Cakra. Pria dengan tas yang di selipkan di punggungnya langsung berbalik menatap tajam ke Aileen. Bohong jika Aileen tidak terkejut melihat tatapan tajam milik Cakra.

"Gue kirain tadi tikus," setelah itu Cakra langsung kembali berjalan menuju bangkunya sementara Aileen sudah naik pitam di buatnya. Dengan langkah lebar berjalan mendekati Cakra."Ihh dasar lo bola Cakram, pagi-pagi udah ngajak ribut. " omel Aileen di samping Cakra namun pria itu langsung memasang earphone di kedua telinga.

Sementara Devan hanya bisa pasrah di abaikan oleh Aileen karena Cakra. Hingga akhirnya Devan memilih pergi dari sana.

"Ihh Leen, ribut tau nggak, lo udah pagi-pagi teriak-teriak aja bisa-bisa satu kelas budeg gara-gara lo." Omel Alika, Aileen langsung menoleh menatap Alika kemudian beralih menatap teman-temannya yang lain yang juga menatap kesal kepadanya.

"Ups maaf, gue nggak sengaja." Kata Aileen kemudian terkekeh dan berjalan menuju bangkunya, namun sebelum itu Aileen sempat melirik Cakra yang sudah hanyut ke dalam lagu yang di keluarkan earphone-nya.

Yah, sekarang mereka kembali. Kembali menjadi Aileen yang benci Cakra dan beitupun sebaliknya. Aileen sedikit terkekeh melihat Cakra yang begitu hebat memainkan perannya-tidak dirinya yang terlalu berharap jika ia dan Cakra akan lebih hangat sementara Cakra tidak mengharapkan itu.

"Ka? Lo mau kabar heboh nggak?" tanya Aileen setelah duduk di samping sahabatnya itu. Alika kemudian menoleh dan mengangguk.

Aileen langsung menarik nafas pelan-pelan kemudian menghempaskannya, "Gue jadian sama Devan." Perkataan itu langsung membuat Alika menggebrakkan bukunya dengan kasar hingga membuat seisi kelas menoleh kearahnya.

"Issh jangan brisik dong," kata Aileen dan Alika mengangguk.

"Kok bisa sih? Padahalkan kalian baru aja kenal, giman ceritanya kalian bisa pacaran?"

"Iya nanti gue ceritain, tapi nanti lo harus temenin gue nonton pertandingan basket Devan." Alika langsung memutar bola matanya jengah,"Lah kita emang kesana nanti, kelas kita sama kelasnya Devan bakalan tanding,"

Aileen membulatkan matanya tidak percaya,"Kok bisa sih?" lagi-lagi Alika menghela nafas frustasi. "Mereka tanding buat iseng aja, yang nyusulin si Putra." Kata Alika

"Oh, lalu siapa yang main?" tanya Aileen lagi

"Cakra dan kawan-kawan."

***

Terik matahari kian memanas sama halnya dengan pertandingan basket yang sedang berlangsung. Aileen hanya bisa pasrah melihat pacarnya tidak mau mendengarkannya untuk berhenti bermain pasalnya kakinya sudah terbentur dengan kaki milik Cakra.

Aileen benar-benar kesal pada Devan yang tidak mau mendengarkannya, dan Aileen juga kesal dengan Cakra, bisa-bisanya pria itu melukai Devan,sial. Yang jelas Aileen kesal dengan kedua pria yang memegang peran utama dalam pertandingan basket ini.

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Where stories live. Discover now