"Hah? Tumben banget?"

"I'm on diet. Lemak di perut sama lengan gue udah menumpuk. Gue merasa nggak sehat." Gadis itu membuka bekalnya. Nasi, telur rebus, dan sayuran hijau tertata rapi di dalamnya.

"Lo lagi banyak pikiran ya, Sab?"

Sabrina menatap Inara. Sahabatnya itu memang paling tahu bahwa dirinya sering kebablasan makan ketika sedang banyak pikiran.

"Sebenarnya, iya."

"Masalah Gala?"

Sabrina mengangguk lemas. "Masalah lo juga. Gue masih kepo sama orang yang nyebarin. Gue belum berhasil nemuin siapa pelakunya."

"Ngapain dipikirin sih, Sab." Inara tergelak.

"Ya iyalah gue pikirin. Nggak terima gue sama orang yang ngadu domba segitunya.

"Iy–"

"NA!"

Seorang lelaki tegap masuk ke dalam kelas Inara dengan terburu-buru.

Inara dan Sabrina lantas menoleh.

"Kenapa, Jack?" tanya Inara.

Jack berjalan menuju meja Inara dengan diiringi tatapan penasaran dari murid yang ada di dalam kelas.

"Gue tahu siapa yang nyebarin!"

"Siapa?!" tanya Sabrina seraya berdiri dari kursinya.

Jack menatap Sabrina heran, kemudian beralih menatap Inara.

"Kita bicarain ini di ruang wakasis."

"Kenapa nggak di sini aja?" tanya Sabrina sedikit kesal.

"Terlalu riskan," jawab Jack. "Gue tunggu di ruang wakasis, Na." Jack melirik nasi goreng yang berada di meja Inara sebelum berbalik. Memberikan waktu untuk Inara menghabiskan makanannya.

# # #

"Bu Aminah ke mana?"

Inara yang baru saja mendorong pintu ruang wakasis, langsung menemukan Jack yang sibuk dengan ponselnya sendirian tanpa Bu Aminah di ruangannya. Lelaki itu mengangkat kepalanya begitu mendengar suara Inara.

"Lagi rapat sama kepsek dan wakil lain."

Inara manggut-manggut tanda mengerti, kemudian menutup pintu ruang wakasis. Gadis itu duduk di kursi yang terdapat di samping Jack.

Lelaki itu memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu memutar tubuhnya menghadap Inara.

"Kata Pak Tirno, kemarin ada dua alumni yang datang," ucap Jack to the point.

"Siapa?"

"Bang Kata sama Kak Sera."

Kening Inara berkerut. "Angkatan berapa? Kok gue nggak pernah dengar?"

"Bang Kata dua tahun di atas kita, seangkatan sama Bang Bayu."

Seakan mengerti, Jack sengaja menyamakannya dengan anggota Blackpole yang ia ketahui agar mudah terbayang oleh Inara.

"Kalau Kak Sera, setahun di atas kita. Seangkatan sama Bang Radit, ketua Blackpole sebelum Rahagi."

"Gue sendiri nggak tahu mereka siapa. Gue juga nggak pernah dengar nama mereka. Kayaknya bukan OSIS deh. Tapi, kata Bu Aminah, mereka mata-mata."

"Lo udah bilang ini ke Bu Aminah?" tanya Inara.

Jack mengangguk. "Sebelum lo datang, gue diskusiin ini sama Bu Aminah."

"Mereka itu dua orang yang sangat dipercaya sama Bu Aminah. Kata Bu Aminah, mereka selalu ngasih info seputar Blackpole. Tapi, yang mereka bilang tentang Blackpole itu beda banget sama yang lo bilang, Na."

AntipoleWhere stories live. Discover now