Bagian 1

4.1K 334 23
                                    


Pusing. Itu yang dirasakan oleh Taehyung sesaat setelah bangun dari tidurnya. Tubuhnya yang mungil terasa melayang, posisi kepala yang terbalik membuat isi perutnya bergejolak. Kepalanya terantuk-antuk tubuh liat yang saat ini membopongnya.


Sesaat Taehyung terdiam, mencoba mencerna apa yang sudah terjadi padanya. Matanya mengerjap lucu mengingat kejadian yang mungkin sudah terjadi beberapa jam yang lalu. Seketika bayangan mengerikan tentang kakaknya yang terluka berkelibat didalam pikirannya. Dia ingat dengan baik suara kakaknya yang menangis memanggil-manggil namanya, saat dibopong  keluar. 


Taehyung kembali menangis, bahkan setelah sempat tertidur karena capek menangis tidak membuat air matanya berhenti mengalir. Bibir mungilnya sesenggukan, dia merasa takut, takut sesuatu yang buruk menimpa kakaknya. Taehyung tidak peduli dengan keadaannya. Satu hal yang melintas diotaknya adalah keselamatan Yoongi.

Dua orang yang membawa Taehyung terus berjalan memasuki sebuah mansion megah bergaya ala eropa, melewati sebuah ruangan luas yang nampaknya adalah hall untuk menyelenggarakan pesta. Mereka berjalan menuju salah satu kamar di lantai dua yang terhubung dua buah tangga bersisian, menambah kesan mewah pada bangunan yang mengusung tema Renaissance itu. 



Suara sepatu pantofel mereka yang berbenturan dengan lantai berbahan marmer mengkilap berhenti tepat didepan sebuah pintu yang ditiap sisinya terdapat ukiran-ukiran rumit. Seseorang yang lebih pendek membuka pintu besar tersebut diikuti pria yang sedari tadi membopong  tubuh mungil Taehyung dengan satu tangan dibahunya.



Taehyung terperanjat saat tubuhnya terasa terpental diatas sebuah kasur yang sangat besar. Manik matanya bergetar ngeri menatap dua orang pria dihadapannya. Air mata terus menerus berjejalan di pelupuk matanya. Pandangan mereka teralihkan oleh suara lain yang diyakini bergerak menuju arah mereka. Seorang pria bertubuh tinggi dan tampan memasuki ruangan yang sebelumnya sudah dihuni oleh tiga orang tersebut.



Taehyung semakin ketakutan melihat orang yang baru saja datang, karena terus menerus memandangnya dengan pandangan menilai. Manik matanya yang tajam membuat semua orang terdiam tak berkutik, bahkan kedua orang yang membawa nya saat ini sedang menunduk hormat.



"Kalian keluarlah. Aku akan mengurusnya. Dan Jackson.... Tuan muda Jimin tadi mencarimu." Ucapnya lantang tanpa melihat kedua orang yang berdiri disampingnya, pandanganya terus menerus mengunci pergerakan Taehyung yang saat ini duduk di pinggiran tempat tidur.



Taehyung melirik pria tinggi dengan wajah menyeramkan tadi meringis saat nama tuan mudanya disebutkan, lalu dengan cepat keluar diikuti oleh temannya. Meninggalkan Taehyung dengan pria asing yang tidak kalah menyeramkan. Tehyung menggeliat gelisah mencoba turun dari atas tempat tidur sebelum gerakkannya terhenti oleh sentuhan hangat di kepalanya. Pria yang meliriknya dari awal masuk kini menatapnya lembut.  Taehyung merasa  heran akan sikap orang yang saat ini berjongkok mensejajarkan tinggi dengannya.



"Halo anak manis. Namaku Kim Seokjin. Kau bisa memanggilku Seokjin. Siapa namamu hmm??"  Pria yang menyebut namanya Seokjin tersenyum dengan sangat manis, membuat Taehyung merasa melihat ibunya yang sudah meninggal, sangat cantik.

Uncle, Please??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang