O N E

10K 819 31
                                    

Maaf lama updatenya....
Cerita ini baru sampe tiga part :'(
Tapi aku gak sabar buat update.

Nah buat kalian yang menunggu cerita dari ortu angkatnya Austin. Silakan membaca. Siapkan tissu ya? *itu juga kalo feel ceritanya dapet :'(

Udah ah, selamat membaca...

※※※

Negatif.

Untuk kesekian kalinya, testpack itu menunjukkan hasil yang negatif. Diana menghela nafas lelah, ia berdiri dan membuang bekas testpack itu di kotak sampah agar Brian tak mengetahuinya. Pria itu pasti akan kecewa padanya, karena selama satu tahun pernikahan mereka, Diana belum juga menunjukan tanda-tanda kehamilan.

Itu juga membuat Diana sedikit takut, ia takut Brian kecewa padanya. Dan ia juga takut jika Brian...

Diana menatap bayangan dirinya di cermin, tangan kanannya bergerak mengusap perut ratanya.

Kapan kau hadir? Ini sudah satu tahun, dan kau belum juga hadir. Aku mohon hadirlah.

Air mata Diana perlahan menetes, ia membekap mulutnya agar suara tangisnya tak terdengar oleh Brian.

Pintu kamar mandi yang diketuk dari luar, membuat Diana langsung cepat-cepat mencuci wajahnya agar tak ketahuan habis menangis.

"Sebentar!"

Diana mematut sekali lagi penampilannya di cermin sebelum keluar dari kamar mandi.

"Kenapa lama sekali di kamar mandi?"

Brian berdiri di depan kamar mandi dengan wajah mengantuk. Pria itu baru saja bangun tidur.

Diana tersenyum manis. "Maaf."

Brian balas tersenyum, ia menarik Diana keluar dari kamar mandi dan mendudukkan Diana di ranjang, sementara dirinya berjongkok di depan Diana. "Ada apa?" Tanyanya lembut sambil menggenggam tangan Diana, sesekali ibu jarinya mengusap punggung tangan Diana.

"Memangnya kenapa denganku?" Diana terkekeh. "Aku tidak apa-apa."

Brian menatap Diana lama, kemudian menghela nafas panjang. Ia tahu jika Diana sedang tidak baik-baik saja. Istrinya itu terlihat lebih pendiam seminggu terakhir. "Aku akan ke kantor hari ini. Kau ikut ya?" Pinta Brian, ia tidak ingin meninggalkan Diana sendirian jika wanita itu terlihat sedang tak baik-baik saja.

Diana menggigit bibir bawahnya ragu. Ia sebenarnya tidak ingin ikut ke kantor, sebab jika di kantor, mantan teman-teman kantornya pasti akan menanyakan apakah dia sudah hamil atau belum. Belum lagi saat melihat mantan pacar Brian yang bekerja di kantor Brian, itu membuatnya kurang percaya diri karena mantan pacar Brian itu tengah hamil saat ini, wanita itu menikah lima bulan lalu dan langsung hamil, itu membuat Diana merasa iri. Dan juga melukainya.

"Dee?"

Diana mengerjap. Ia bahkan tidak sadar jika sudah melamun dari tadi. "Ya?"

"Ikut ke kantor ya?"

Diana menghela nafas panjang. Melihat binar harapan di mata Brian membuatnya tak bisa menolak, mau tak mau ia mengangguk menjawab pertanyaan Brian. "Iya, aku akan ikut."

Senyum cerah terlihat jelas di wajah Brian. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan bersiap. Hari ini tidak perlu masak, kita makan di luar saja."

Diana hanya mengangguk, sementara Brian melesat ke kamar mandi.

💟💟💟

Setelah selesai sarapan di restoran terdekat, Brian langsung melajukan mobilnya menuju kantor.

You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang