S i x t e e n [Side Story]

275 28 2
                                    

Setelah hari di mana ia mengetahui fakta itu, entah apa yang merasuki Sean sampai-sampai membuat dirinya diam-diam terus mengikuti Lisa ke manapun wanita itu pergi. Ia tahu ini mungkin tindakan bodoh, tapi Sean tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Ada rasa bersalah yang ia rasakan ketika melihat Lisa yang tersenyum lebar, padahal nyatanya wanita itu mungkin menangis di dalam.

Dan sekarang di sinilah Sean berada, duduk diam dalam mobilnya sambil mengawasi Lisa yang tengah duduk di sebuah kafe sendirian.

Wanita itu sudah duduk di kafe hampir satu jam lamanya, dan yang dilakukannya hanya membaca sebuah buku ditangannya.

Hingga dua jam berlalu begitu saja, Sean masih tetap di posisinya, memperhatikan gerak-gerik Lisa yang entah kenapa seakan menghipnotis dirinya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Hingga dua jam berlalu begitu saja, Sean masih tetap di posisinya, memperhatikan gerak-gerik Lisa yang entah kenapa seakan menghipnotis dirinya. Dimulai dari cara Lisa membalik halaman buku, atau dari cara Lisa menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Mendadak Sean merasakan perasaan aneh yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Tunggu! Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya ini?

Sean lantas menghela nafas panjang sebelum menghidupakan mobilnya untuk pergi dari sana. Tapi niatnya itu urung ketika Lisa terlihat keluar dari kafe dengan langkah tergesa. Sean memilih untuk mengikuti Lisa dengan mobilnya, sementara wanita itu terus berjalan menyusuri trotoar dan berbelok memasuki sebuah jalan kecil yang tidak bisa dimasuki oleh mobil.

Tanpa pikir panjang, Sean pun turun dari mobil, berusaha mengejar Lisa yang tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitar, berharap bisa menemukan Lisa. Sampai kemudian seseorang menepuk bahunya, membuat Sean seketika berbalik.

Matanya membelalak saat ia menemukan keberadaan Lisa yang sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan tidak suka. Sean lantas memasang ekspresi datarnya. "Oh kita bertemu lagi," ucapnya dengan senyum miring. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya? Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku hanya kebetulan lewat,"

Sontak saja Lisa langsung mendengus, menatap Sean dengan tatapan tajam. "Kebetulan lewat," Lisa mengulangi ucapan Sean. "Anggap saja aku mempercayai ucapanmu itu, tapi apa yang kau lakukan di makam anakku?"

Sean mendadak diam, memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada Lisa. "Makam? Apa yang sebenarnya kau bicarakan?" Pada akhirnya Sean memilih untuk berpura-pura tidak tahu.

"Tidak usah berpura-pura lagi Sean. Aku jelas melihatmu di sana selama beberapa hari belakangan. Kenapa? Apa yang sebenarnya kau inginkan? Belum puaskah kau melihatku terluka?" kedua mata Lisa berkaca-kaca ketika mengatakan itu. Ia berusaha mati-matian untuk menahan air matanya agar tidak menetes di depan Sean. "Pasti menyenangkan untukmu ya, melihat bagaimana seseorang hancur karena dirimu."

"Lisa dengar..." Sean maju satu langkah, tapi Lisa langsung memundurkan langkah. Wajah wanita itu bahkan terlihat ketakutan, membuat Sean tertegun di tempatnya dengan hati yang mendadak perih.

You're The OneTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon