part 14

134 14 7
                                    

Autor pov

Myungsoo tersadar dari lamunan nya, ruangan yang tadi ramai itu sudah sepi dan ia memutuskan untuk ke kamar anak pertama keluarga Lee. Saat ia berada di depan pintu remaja itu, ia lihat sang remaja sedang mengemasi pakaiannya kedalam koper milik remaja tersebut.

Myungsoo hanya memerhatikan setiap gerak gerik remaja itu, badannya ia sandarkan di pintu kamar itu.

Kring kring

Suara telepon rumah keluarga Lee berbunyi dan bunyi itu menghentikan aktivitas sang anak sulung dari acara mengemasi pakaiannya. Yang tidak lain adalah sungyeol.

Sang anak pergi mengangkat telepon rumah tersebut, sesampainya ia di depan telepon rumah tersebut.

'yeobosaeyo?' ucap anak tunggal yaitu sungyeol.

'.........'

'yeobosaeyo?' ucapnya lagi

'.......'

Saat ia ingin menutup panggilan itu terdengar suara dari telepon tersebut.

'hahaha...'

Sungyeol mengerutkan keningnya bingung dan menempelkan kembali telepon tersebut ke telinganya.

'yeobosaeyo?' ucap sungyeol.

'apakah ini kediaman keluarga Lee?' ucap suara dari telepon itu

'benar ini kediaman keluarga Lee. Ada yang bisa saya bantu?' tanya sungyeol masih dengan acara mengerutkan keningnya.

'aku dengar kalian akan berlibur selama seminggu di villa milik bos besar Lee? Haha.. jika benar kalian akan mendapatkan hadiah besar saat di perjalanan.. setelah itu aku akan naik pangkat dan menguasai perusahaan itu. Hahaha..' ucap seseorang dengan nada yang sangat angkuh.

Sungyeol membulatkan matanya dan sepertinya ia sudah mencapai batas kesabarannya.

'dengarkan aku berengsek! Keluarga ku akan selamat sampai tujuan. Aku tidak tahu hadiah macam apa yang akan kau berikan.. tapi aku yakin kami bisa menghindari hadiah dari kau berengsek! Camkan itu! Dan ucapanmu tentang naik pangkat tidak akan pernah terjadi!' ucap sungyeol sedikit menekankan kalimatnya di bagian akhir.

'hahaha.. kau sangat percaya diri rupanya? Biar ku tebak apakah ini tuan muda yang sangat temperamental? Siapa ya namanya? Hm.. sungyeol kah?' tanya dengan nada mengejek.

'iya ini aku sungyeol? Kenapa hm? Kau takut?' tanya sungyeol dengan nada dingin

'hahaha.. aku tidak akan pernah takut dengan mu. Kita buktikan saja besok tuan muda, aku akan menjadi malaikat pencabut keluarga mu. Haha ' dan sambungan terputus.

Sungyeol yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, ia banting telepon itu dan pergi kekamarnya.

Myungsoo yang sedari tadi mendengarkan percakapan tersebut mulai kembali pertanyaan pertanyaan di dalam otaknya.
Ia menghiraukan segala pertanyaan yang ada di dalam otaknya dan mengikuti sungyeol kembali ke kamar remaja itu.

Sungyeol yang sedari tadi masih berusaha menenangkan dirinya dengan membaca buku sambil mendengarkan musik di handphonenya. Setelah ia rasa dirinya tenang ia kembali mencerna kata kata yang ia dengar beberapa menit yang lalu.

Kemudian ia berjalan menuju meja belajarnya, ia duduk di bangku dan mulai menuliskan sesuatu.

Autor pov end

Myungsoo pov

Aku sedari tadi memperhatikan remaja yang aku yakini sebagai hyungnya malaikatku ini. Saat ia selesai menerima telepon, raut wajahnya begitu cemas dan menahan emosi.

Aku mulai mendekat saat ia sedang menulis sesuatu di atas kertas, aku berhenti di sampingnya dan melihat setiap kata yang ia tulis.

Mata ku membulat saat teringat dengan isi surat itu, ku cocokan dengan surat yang entah sejak kapan ada di tangan kananku.

Saat selesai ku cocokan, surat yang ia tulis dengan surat yang aku pegang sama.

' Jadi ini tulisannya? Tulisan kakaknya sungjong malaikatku?' ucap ku dengan nada pelan.

Saat surat itu sudah selesai ia tulis, ia masukan ke amplop dan menyimpannya di balik bingkai foto di atas meja dekat tempat tidurnya.

Lagi lagi aku shock dengan apa yang aku lihat.. tempat surat yang barusan aku lihat sama persis dengan surat yang aku temukan.

Seketika pandanganku gelap, ku pejamkan mataku dan membukanya kembali.

Saat aku membuka kembali mataku, aku melihat pemandangan seperti di pinggir jalan. Ku melihat sekeliling dan benar saja aku berada di pinggir jalan.

Saat aku sedang melihat keadaan sekitar, aku melihat mobil berwarna biru berhenti di depanku karena lampu merah. Dan mataku membulat karena melihat mobil merah tersebut di tabrak dari belakang dengan cukup keras.

Tanpa sadar aku berlari menghampiri mobil biru tersebut, aku melihat orang yang ada didalam melalui jendela mobil. Aku membulatkan mata saat melihat siapa yang ada di dalam mobil biru itu.

"Sungjong!" Teriak ku dengan suara keras.

Yap.. aku melihat sungjong yang berusia 5 tahun dan keluarganya ada di dalam mobil biru itu. Ku lihat mereka semua tidak sadarkan diri.

Beberapa menit kemudian banyak orang orang berjalan menghampiri mobil malaikatku, mereka berusaha membuka pintu mobil itu.

Ku mundurkan diriku keluar dari kerumunan orang itu, ya.. walaupun aku tembus pandang tetapi aku tidak kuat saat melihat malaikatku terluka.

Tangis ku pecah saat mereka berhasil membuka pintu mobil tersebut, ku tajamkan pemandanganku. Seseorang keluar dari dalam mobil itu sambil mengendong anak berumur 5 tahun.

Aku menghela napas lega, dan melihat ambulans datang. Para perawat membawa tubuh malaikatku dan membawa tubuh keluarga sungjong.

Saat aku pejamkan mata ku dan membukanya kembali, aku melihat beberapa perawat berlalu lalang.

Ku melihat sekeliling dan aku sadar bahwa aku sedang berada di rumah sakit, dan seketika tubuhku tegang saat melihat tempat tidur pasien didorong oleh beberapa orang dokter. Ku tajamkan pandangan ku ke arah ranjang pasien itu dan seketika aku membulatkan mataku, aku melihat tubuh sungjong kecil yang di pasang selang oksigen di hidungnya dan beberapa darah menghiasi tubuh mungilnya.

Aku mematung di lorong rumah sakit itu dan pandanganku tidak lepas dari ranjang pasien itu yang sekarang sudah masuk ke dalam ruang UGD.

"Sungjong...." Lirih ku.

Skip

Sekarang aku berdiri di depan kamar pasien, ku lihat tubuh mungil yang sudah dipasang dengan berbagai alat kedokteran. Tangisanku pecah saat melihat jelas siapa yang terbaring disana, tubuh mungil itu... Milik sungjong malaikatku.

Ku arahkan pandanganku ke luar ruangan pasien itu, aku melihat Jung Ahjusshi dan Jung ahjumma sedang mendengarkan perkataan sang dokter. Ku melangkah mendekati mereka berdua dan aku dapat mendengar dengan jelas perkataan sang dokter.

TBC

Wah.. panjang juga ya.. 😅 pertama kalinya ini saya nulis capter sepanjang ini.. hehe.. masih penasaran kah??

Silahkan tunggu ya.. hehe 😂

Silahkan komen dan vote ya 😊 terimakasih.. see you in the next capter.


Memory Место, где живут истории. Откройте их для себя