Waiting for me

Mulai dari awal
                                    

Tidak mungkin dia hanya terus lari dan menghindari masalah.


Alex merengek ingin ikut, tentu saja Lucas menolaknya, tapi jangan pikir Alex akan menyerah, dia terlalu keras kepala hingga akhirnya membuntuti Lucas hingga ke rumahnya dengan aman.



Lucas memasuki tempat yang baginya tak bisa lagi disebut rumah.


"Kau ingat pulang ternyata," sapaan pertama yang Lucas dapat setelah sampai di ruang tamu.



Dia tak menghiraukannya dan langsung berlalu, tanpa menoleh pun dia sangat tahu ayahnya pasti kesal akan sikapnya.



Menaiki tangga, Lucas berpapasan dengan Fey, cih, dia tidak sudi hanya untuk memandang wajahnya.


"Oh,  Lucas, kau akhirnya pulang," ujar Fey terlampau senang.


"Aku bukan keluargamu," desis Lucas tak suka dan berlalu begitu saja memasuki kamarnya.


Menyegarkan badan dan berpakaian, setelahnya Lucas hendak menemui ayahnya dan menyelesaikan semua ini sebelum Luna memanggilnya.

Sejak kapan dia ada di kamarnya?


"Kau akan ke bawah?" tanya Luna pelan.

"Hmm," gumaman Lucas terdengar.



"Aku sangat menyayangimu, kau tahu jelas itu, aku akan terus mendukungmu, maaf tentang ini, aku benar-benar tidak tahu jika Fey satu sekolah denganmu," sesal Luna.


"Kau mengenalnya?" tanya Lucas heran.

"Ya, hanya mengenal dan berteman dengannya, selebihnya..
sepertinya aku tak tahu," lirih Luna di akhir.



"Hai, tenanglah, kau sangat mengenalku, walau begitu aku sangat membencimu karena obsesi gilamu padaku, tapi lebih dari itu aku menyayangimu Luna," Lucas berujar tulus,

ya..wanita di depannya ini, bohong jika bilang dia tidak menyayanginya.


"Percaya padaku, aku akan terus mendukungmu," ujar Luna tersenyum.



Setelah bercengkrama dengan Luna, Lucas menemui Abraham yang terduduk manis di ruang keluarga, meminum kopinya.


"Ayah, aku ingin bicara," ujar Lucas dingin.



"Begitu, kenapa tatapanmu padaku menakutkan sekali?" Abraham tersenyum.



"Sebenarnya, aku bahkan tidak berniat memanggilmu 'Ayah', terasa memuakkan," jawab Lucas tak acuh, dia tak lagi peduli dengan sopan santun.


"Hah, sebenarnya kau ingin bicara atau mengumpatku,"
Abraham menghela nafas.



"Keduanya," jawab Lucas sarkastik.


"Restui hubunganku dengan Alex, untuk orang yang bahkan tak pernah ada untukku, setidaknya jangan hancurkan kebahagiaanku dengan kekasihku," ujar Lucas.



"Kau meminta padaku?" tanya Abraham remeh.


"Tentu saja, aku tidak akan memohon karena sebenarnya aku tidak butuh restumu, karena kekasihku yang memintanya, aku meminta restu darimu,"


"Kau terlihat sangat terpaksa, ingatlah..kau sedang berbicara pada Ayahmu," suara Fey, gadis ini..arrgh..kenapa dia senang sekali ikut campur.


"Hmm..kenapa kau senang sekali tersenyum memuakkan dan...ikut campur?" sinis Lucas tatapannya tajam.



"Jangan memelototiku, matamu bisa keluar nanti," Fey berkata tanpa wajah berdosa, memuakkan.

 Prince Meet Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang