How Can't I Love You?

Mulai dari awal
                                    

"Emh, makasih, Mas."
"Aku ke ormawa dulu."
"Mas..."

Jiver menoleh, mengurungkan langkahnya. "Kenapa?"
"Jangan minum kopi lagi. Jangan lupa makan."
"Sure."

Laki-laki itu lalu menghilang di balik kerumunan mahasiswa tadi. Meninggalkan Keya dan sorak sorai teman-temannya atas insiden tadi. Membuat Keya malu setengah mati.

***

"Buset, Ke. So sweet amat laki lo. Masyaallah, nikmat Tuhan luar biasa. Kapan gue punya laki kek gitu coba?" Seloroh Maya heboh, sewaktu mereka ada di salah satu mall untuk hang out sepulang dari kampus.

"Laki gue, dilarang dikagumi. Terutama lo, May!" Sengit Keya.

Lily terkikik geli melihat wajah cemberut Maya dan muka masam Keya.

"Yaelah kagum doang. Sedekah kali sama gue."
"Nggak mau!"
"Sekarang nggak boleh dikagumi, dulu aja nggak terima dinikahin. Aneh loh ah," ujar Maya disambut gelak tawa dari Lily.
"Ish apaan sih. Udah sana lo, beli tiket nonton May, godain gue aja lo dari tadi."

Keya mengibas-ibaskan tangannya menyuruh Maya segera berlalu. Mereka sedang ada di Yoshinoya untuk makan sore, karena tak sempat makan siang. Maya bergegas membeli tiket bioskop, sementara Lily dan Keya tetap berada di tempat itu sambil menunggu jadwal pemutaran film.

"Key!"

Seseorang membuat Keya berjengit. Ia mengarahkan pandangannya pada sosok laki-laki yang sudah lama tak ia jumpai. Terakhir kali bertemu saat insiden di toko buku kemarin.

"Eh Kak Arsa."
"Lagi jalan ya?"

Keya mengangguk sembari tersenyum. Matanya lalu berserobok dengan seorang perempuan yang sedang bersama Arsa. Tampak berdiri malu-malu di belakang Arsa.

"Sama, siapa Kak?"
"Oh kenalin, Meilina. Pacar gue."

Keya membuka sedikit mulutnya. Terkejut. Lalu, ia mengarahkan tangannya pada Meilina, perempuan berlesung pipi yang diakui Arsa sebagai pacarnya.

"Keyana."
"Meilina."
"Lo sama siapa? Temen lo?" Tanya Arsa saat ia melihat Lily yang hanya diam di kursinya.
"Oh iya, Kak. Kenalin Lily, temen sekelas gue."

Mereka berkenalan. Sedikit berbasa-basi untuk menjaga kesopanan. Sampai Arsa memutuskan untuk pergi, karena ia sudah selesai makan dan berniat mengantarkan Meilina ke toko buku.

"Lo jarang nge-chat gue," ucap Arsa sebelum ia pergi. Penasaran juga dengan sikap Keya yang mendadak aneh.

"Oh haha, sibuk, Kak."
"Hah, dasar. Gue cabut dulu ya. Ly, gue duluan."
"Iya, Kak," balas Lily.

Keya menghela napasnya. Ia menenggak sisa ocha yang ada di gelasnya. Pertemuan tak terduganya dengan Arsa membuat dirinya sedikit gugup. Tapi, meski begitu, tak ada perasaan tidak rela ketika Arsa mengenalkan pacarnya tadi. Sedikit sesak memang, semata karena ia merasa tidak pernah seberuntung Meilia yang bisa menjadi pacar Arsa. Tapi, selebihnya, ia merasa baik-baik saja.

"Inget, lo punya suami," ujar Lily memperingatkannya.
"Gue tahu."

Keya mendesah lega. Apa misi move on melupakan Arsa sudah hampir berhasil?

So I Married A SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang