"Jauhan aja duduknya. Yaudah, yuk." Gala berjalan menuju teman-temannya yang sudah menunggu, diikuti oleh Inara dan keempat temannya. Sabrina berjalan paling belakang dengan malas-malasan mengingat Kylar akan berada di radius kurang dari dua meter darinya.

Kylar dan Dio naik duluan ke atas boat, disusul oleh para perempuan.

"Ditekuk mulu tuh muka," komentar Gala yang naik belakangan bersama Rahagi. Sementara Alfan membantu yang perempuan untuk naik ke perahu.

"Gue merasa ada konspirasi antara gue dan Kylar."

"Perasaan lo aja itu, Sab." Inara tertawa sebelum menaiki boat.

Saat akan bergerak masuk, kaki Inara tergelincir di tepian perahu yang licin. Untung saja gerakan refleks Alfan sangat bagus sehingga lelaki itu langsung menahan lengan Inara.

"Cihuy!" seru Kylar.

"Apaan sih lo, Lar...," komantar Biana seraya menatap Kylar aneh.

"Biasa aja keleus."

"Makasih, Fan." Inara segera mengambil tempat duduk di sebelah Aneke dan berhadapan dengan Diana.

Setelah itu, Sabrina naik dan duduk di sebelah Diana. Gala mengambil tempat duduk di sebelah Inara, sedangkan Rahagi di sebelah Sabrina.

"Udah, Bli." Alfan kemudian duduk di sebelah Gala.

Seorang bapak-bapak berumur sekitar 35 tahun naik ke atas boat untuk mengatur jalannya perahu.

"Ayo, Bli, tarik!" seru Kylar.

"Lo norak banget sumpah, Lar." Aneke bersuara.

"Nggak ada gue nggak rame!"

"Biasa aja." Biana memutar bola mata.

"Lihat dulu sini!" Kylar mengulurkan tangannya yang memegang tongsis dengan action cam di ujungnya.

"Say cheese!"

"Semoga gue nggak keliatan gendut," seru Diana.

# # #

Mereka bersepuluh menyusuri pulau penyu yang baru saja mereka tapaki.

"Eh, mau foto sama ular nggak?" ajak Kylar.

"Ih, waktu itu gue dipipisin sama itu ular." Biana bergidik ngeri.

"Seriusan? Ogah." Sabrina menggeleng.

"Gue mau!" Inara menatap Kylar berbinar.

"Yok!" seru Gala.

"Yang cewek cuma Inara doang, nih?" tanya Dio.

"Gue duduk di sana aja, ya. Pegel." Aneke menunjuk sebuah kolam penyu yang ditutupi oleh atap.

"Ikuut!" seru para perempuan lainnya kecuali Inara.

"Eh, lo jadi tukang foto aja!" Kylar menarik tangan Sabrina untuk mengikutinya dan yang lain.

"Apaan sih, lepasin!"

Kylar menggeleng.

"Ngeselin sumpah. Lo dikasih makan apa, sih?!"

"Nasi. Ehehehe." lelaki itu hanya tertawa.

Mereka berlima mengambil posisi. Inara di tengah. Di kanan dan kirinya berdiri Rahagi dan Gala. Dio dan Kylar berdiri paling pinggir, sedangkan Alfan memilih berjongkok.

Tidak lama kemudian, pawang ular meletakkan ular yang cukup besar tersebut di leher Kylar, Gala, Inara, Rahagi, dan Dio.

"Cepetan!" seru Sabrina.

AntipoleWhere stories live. Discover now