5 - Confused [REVISI]

405 34 6
                                    

***


"Senang berjumpa dengan anda, Mr. Blanchard Dinata!" Sapa Direktur Yong padaku sebelium akhirnya mengenalkanku pada Mr. Varan dan sekretarisnya.

Mr. Varan adalah klien penting dari bangkok yang harus Lukas temui hari ini, sementara Direktur Yong adalah perwakilan dari Nansam Group, mitra bisnis LD Group.

Mr. Varan berbicara dalam bahasa Thailand dan Sekretarisnya menerjemahkannya untukku dan direktur Yong. "Mr.Varan setuju dengan konsep yang anda tawarkan , namun beliau ingin memilih sendiri brand ambassadornya. Apa anda keberatan?"

Aku melirik Direktur Yong. "Tentu tidak. Perusahaan kami memberikan hak pada client untuk memilih sendiri model yang akan digunakan pada iklan ini."

"Baguslah!" Jawab Direktur Yong. "Kebetulan kami meminta modelnya untuk hadir dipertemuan kita hari ini, Mr. Blanchard. Dia sedang ke toilet."

Aku mengangguk.

"Nah , itu dia datang!" Ucap Direktur Yong lagi, membuat Lukas menoleh ke arah telunjuknya mengarah. Seketika tatapannya terhenti pada sesosok wanita cantik berambut pirang dengan mata lebar yang mempesona sedang berjalan kearah kami.

Lagi-lagi dia merasakan dejavu. Ini adalah kali kedua Lukas merasa familiar dengan sosok Astilbe.

Awalnya adalah saat dia melihat Maggie, dan sekarang saat ia melihat wanita ini. Akan tetapi, wanita lebih familiar. Lukas bahkan bisa melihat sekelebat wajah Astilbe kecil di wajah wanita ini.

"Perkenalkan, Ini adalah Nona Gunawan." Sekretaris Mr. Varan buka suara, membuat mata Lukas melebar sempurna.

"Model tanah air yang namanya melejit di San Fransisco dan baru kembali ke Jakarta tahun ini." Lanjut si sekretaris.

Tanpa mempedulikan ekspresi kaget di wajah Lukas, wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangan kanannya, bermaksud memperkenalkan diri.

"Perkenalkan, namaku Maddy. Maddison Imelda Gunawan."

Lukas menatap wanita itu dan hanya bisa terdiam seribu bahasa, mencoba meyakinkan dirinya bahwa pendengarannya masih berfungsi dengan amat sangat baik. Ia mencoba berpikir keras, memaksa logikanya berjalan untuk memberikannya alasan untuk jangan merasa senang terlalu cepat.

Bisa saja ini hanya kebetulan. Maddison kebetulan memiliki wajah yang mirip dengan Astilbe kecil, kebetulan menyandang nama keluarga Gunawan.

Akan tetapi hati kecilnya mengatakan sebaliknya.

Sekali lagi, ia melayangkan tatapan ke mata wanita itu, dan hatinya spontan menyebut nama itu.

Astilbe!

***

Seperti biasanya Maggie pergi ke butik pengantin miliknya dengan mengendarai sepeda. Ia memarkirkan sepeda merah muda kesayangannya di parkiran khusus sepeda yang dibuat hanya khusus untuk dirinya.

Saat ia masuk ke dalam butik dengan tas ransel, jaket kasual, kaos dan celana jeans, Lucy langsung menghampirinya dengan wajah takut.

"Mbak Maggie tumben baru datang jam segini?"

"Tadi ada tabrakan kecil." Jawab Maggie.

"Oh ya? Terus mbak baik-baik saja? Ada yang luka?" Lucy celingak-celinguk mencari luka di tubuh bosnya, tapi dia sama sekali tidak menemukan apa pun.

"Aku baik-baik saja. Memangnya ada apa, Luc?"

"Ibu anda sudah datang sejak satu jam yang lalu."

DTS 1 - ASTILBE, Sebuah Penantian [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang