4 - Finding Her (2) [REVISI]

392 38 1
                                    

***

Seorang wanita berseragam hitam keemasan tampak masuk kembali ke butik tempatnya bekerja dengan kedua tangan memeluk selusin surat kabar dan setengah lusin majalah fashion ternama di tanah air.

Karyawan bernama lengkap Maria Luciana itu langsung di sambut oleh rekannya yang kala itu sedang mengobrol bersama resepsionis. Lucy - demikian wanita itu biasa dipanggil, meletakkan setumpuk surat kabar berikut majalah itu di depan dua orang rekan kerjanya.

"Ngapain kamu borong koran sama majalah sampai sebanyak ini, Luc?" Tanya Lolita dari bagian marketing sama seperti Lucy.

Tari - si resepsionis mengambil salah satu surat kabar dan membaca dengan seksama sederet tulisan yang terpampang di halaman depan surat kabar tersebut. Ketika melihat gambar siapa yang terpampang di halaman depan surat kabar, wanita itu pun berseru takjub.

"Lho? Ini kan bos kita?" Tari melirik ke dua rekannya.

Lolita mengambil majalah dan menunjuk cover majalah itu. "Aku tidak menyangka kalau bos kita cantik sekali mengenakan gaun butik kita, dan yang paling penting dia berjalan di cat walk, Di LD grop pula! Astaga, ini keren sekali!"

"Hahaha. Keren kan? Siapa dulu yang mengecilkan gaun itu? Lucy!" Lucy mengibaskan poninya sembari tersenyum sombong.

"Ah, aku jadi ingin lihat sendiri bagaimana bos kita bisa berjalan di atas panggung! Tahu begitu, aku saja yang menggantikan kamu menemani bos ke LD Group." Gerutu Lolita.

"Aduh, sayang sekali aku tidak menonton TV. Dua hari yang lalu aku sibuk melayani customer." Keluh Tari.

"Sudah, jangan mengeluh. Ini sudah aku belikan koran dan majalah yang isinya tentang bos kita semua. Bawa pulang satu-satu, dan kalian bisa bingkai di rumah."

Bertepatan dengan Lucy mengatakan hal itu, suara bel pintu butik terdengar, menandakan ada seseorang yang baru saja masuk ke dalam butik pengantin itu. Ketiganya baru saja hendak menyapa pelanggan pertama di pagi itu, tapi sapaan mereka bagai terhenti ditenggorokan ketika sosok cantik di depan mereka mempertanyakan satu hal.

Wanita yang muncul di hadapan mereka mengenakan kaos berwarna merah muda dan jaket putih bergaris-garis biru. Dia mengenakan celana training berwarna hitam dipadu sepatu olahraga berwarna putih. Rambut panjang sepinggangnya dikuncir kuda. Dan tidak lupa, tas ransel yang tersampir dipundak membuat penampilannya terkesan tomboy.

"Apa yang mau kalian bingkai di rumah?" Tanya wanita itu kepada tiga orang karyawannya.

"Pagi, mbak Maggie." Sapa ketiga karyawan itu serempak.

Merasa tidak mendapat jawaban, wanita bernama Maggie itu mencoba mencari tahu sendiri. Matanya kemudian tertuju pada setumpuk surat kabar dan majalah yang tergeletak manis di atas meja resepsionis.

"Apa ini?" Tanyanya sambil merebut surat kabar dari tangan Lucy. Di halaman pertama surat kabar tersebut, terdapat gambar dirinya sedang berjalan di atas karpet merah dengan menggunakan gaun pengantin rancangannya sendiri. Judul artikel tersebut tertulis dengan huruf besar, 'Model misterius yang super cantik'.

"Mbak cantik sekali di sini," puji Tari.

"Benar, mbak. Di sini bahkan tertulis, model yang tidak diketahui siapa namanya ini berhasil memikat semua orang yang ada diseisi ruangan. Seharusnya dia sudah terkenal dari dulu. Kenapa tidak jadi model saja, mbak?" Tanya Lolita antusias kepada Maggie.

Maggie meletakkan kembali surat kabar itu di atas meja dan bertanya kepada Lolita. "Memangnya kalau saya jadi model, yang gaji kalian bertiga itu siapa?"

Ketiga karyawannya itu langsung nyengir kuda. "Ah, benar juga ya, mbak." Lirih Lucy.

"Koran dan majalah ini pasti ulah kamu kan, Luc? Ngapain kamu beli sebanyak ini?" Tatapan Maggie beralih kepada Lucy.

DTS 1 - ASTILBE, Sebuah Penantian [TELAH DITERBITKAN]Where stories live. Discover now