Choi Seungcheol: Hah!

Începe de la început
                                    

Kirim.

'Kau pasti tahu sebuah halte yang ada di depan sekolah khusus wanita Saimdang High School. Aku masih menunggumu di sana.'

Kirim.

'Jeonghan aku benar-benar kelaparan dan rasanya benar-benar dingin di sini T_T Jadi cepat datang menemuiku, kumohon~ Meskipun sampai besok aku akan tetap menunggumu karena aku perlu berbicara dan butuh kau untuk mendengarkanku.'

kirim.

Sekarang aku tinggal menunggu respons dari Jeonghan.

Apa aku perlu menambahkan sebuah stiker?

Mungkin biar lebih menimbulkan efek dramatis aku bisa menambahkan stiker menangis meraung-raung?

Atau sebuah anjing berekspresi menyedihkan yang berharap untuk diadopsi mengingat Jeonghan punya dua ekor anjing di rumah?

Atau aku perlu mengirimkan fotoku di sini dengan ekspresi memelas yang hampir mati?

Atau...

Tidak. Kalau aku menambahkan sebuah stiker atau sebuah foto pasti akan terkesan bahwa aku tidak serius sedangkan aku berharap Jeonghan menanggapiku dengan serius.

Hah!

Sambil menggosok-gosokkan kedua tanganku untuk memunculkan efek hangat, aku kembali menunggu Jeonghan dengan sesekali diiringi oleh bunyi suara perutku yang menuntut untuk diisi.

Perut sialan, sampai kapan kau akan berbunyi terus seperti ini?! Tolong bersabarlah sampai Jeonghan datang ke sini dan kemudian aku akan memberimu makan sampai kau benar-benar kenyang untuk dua hari.

Untuk sekarang bersabarlah dulu.

Bersabarlah!

Udaranya benar-benar dingin.

Bersabarlah!

Dan aku benar-benar kelaparan.

Bersabarlah!

Kenapa anginnya semakin kencang?!

Bersabarlah!

Suara perutku benar-benar memalukan. Untung saja tidak ada orang di dekatku saat ini.

Bersabarlah!

Mungkin lebih baik aku mendengarkan musik yang ada di playlist ponselku saja untuk membunuh waktu.

Bersabarlah!

...

Sialan! Sudah hampir dua puluh menit lamanya dan tidak juga ada respons apapun dari Jeonghan! Hembusan angin kencang yang sesekali menerpaku membuatku tidak dapat berkonsentrasi pada musik yang kudengarkan.

Hah!

Mengecek kembali pesan yang telah aku kirimkan kepadanya, aku melihat bahwa pesanku telah dibacanya. Tetapi kenapa Jeonghan tidak merespons sama sekali pesan dariku, meskipun itu adalah sebuah penolakannya untuk datang menemuiku?

Apakah Jeonghan memutuskan untuk datang ke sini atau akan membiarkanku menunggunya dengan tangan hampa?

Sebegitu marahnya kah Jeonghan padaku sampai-sampai dia tidak peduli jika aku kedinginan dan kelaparan karena menunggunya seperti ini?

Sial!

Aku tahu semua ini karena kesalahanku yang tidak langsung menjelaskan semuanya padanya.

Salahku, sialan!

Bunga Iris dan TakdirUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum