Begin for broken

3.9K 219 11
                                    

12.22pm

Prilly terbangun di sofa ruang tamu, badan mungilnya terasa pegal semua karna posisi tidurnya yang kurang enak.
Ia melihat ke sekeliling nya.... Sepertinya belum ada tanda2 ada kehidupan lain di sini.

Ali belum pulang??

Air di muka gadis itu kontan berubah, ia buru2 berlari ke kamar mencari ponselnya. Ke khawatiran nya memuncak seketika ketika dilihat nya tidak ada satupun chat dari ali yang menandakan bahwa lelaki itu baik2 saja atau sedang ada dimana.

Bagaimana bisa Ali belum pulang??, katanya hanya membeli obat untuk nya. Berbagai spekulasi buruk bermunculan membuat Prilly pusing..

Ya tuhan... Pastikan dia baik baik saja

Prilly meraih bantal dan membuatnya menjadi sandaran kepala. Dinyalakan nya tv untuk membuat suasana tidak terlalu sepi, sedikit mengurangi ketegangan yang ia alami saat ini. Walaupun rasa cemas itu seperti meledak ledak dalam hati nya.

*****

"Willy gue mau ngomong sama lu sebentar!" Akbar menarik tangan Willy paksa, Dan mengajak nya ke dapur untuk berbicara.

Willy berdiri tanpa ekspresi saat Akbar mulai memandanginya kaku di depan meja seperti bar di dapur miliknya, seakan sudah tau apa yang akan Akbar bicarakan.

"Apa yang gue liat ini sebuah lelucon?!" tanya Akbar dengan berbisik tapi ber aksen tegas

"Bukan lelucon, tapi sebuah dosa.." ujarnya lirih

Willy menatap kosong gelas yang berada di meja. Entah apa yang ia rasakan seperti dirinya ini manusia yang sangat biadab! Karna membiarkan Ali bermesraan dengan Malvine di kamar tamu.

"Bukan nya lo tau itu salah?!, Ali punya istri, gasepantesnya dia main api sama yang lain!"

"Iya gue tau itu salah bar, gue juga tadinya gatau kalo si Ali beneran serius sama si Pramugari jangkung itu..." ada sedikit getaran di dalam ungkapan willy.

"Apa kabar prilly di sana?? Lo bisa bayangin segimana ancurnya dia?? " akbar menghela nafas panjang

"Kasian dia bar..."

Diantara percakapan mereka tiba tiba ali datang dengan wajah sumringah dengan jalan yang agak sempoyongan karna efek whisky yang Malvine beli sebelum kemari, tanpa dosa ia berjalan mendekati dua sahabatnya. Yang diam2 menatap nya nanar.

"Bro.." Ali menggandeng akrab Akbar dan Willy tanpa beban. "Jangan ada yang bilangin Prilly soal ini ya... "

Degh

Jantung Akbar berdetak menghentak.

Jangan bilang?? Apa Ali bercanda?

"Sorry bro tapi..." Akbar mencoba menolak ajakan menyesatkan itu namun...

"Oke, kita coba keep silent"

Mata akbar kontan melebar di tatap nya Willy Nanar!, apa yg si Willy bilang?? Lagi2 dia memihak Hitam?!.

"Okey! Thanks brother kalian emang sahabat terbaik gue..." Ali tersenyum renyah..."ohiya sama kalo dia nanyain gue bilang gue lagi gaada"

Akbar kehilangan kesempatan, lidahnya kelu, entah kenapa ada ruang untuk satu kebohongan saja sulit baginya untuk ikut berdosa!

Otaknya berfikir keras, saat melihat punggung ali menjauh dan berbelok ke kamar, disisi lain ali adalah sahabatnya dilain nya lagi? Mana sisi keber-adaban dan hati nuraninya??

Kurang ajar sekali si Willy, masih bisa untuk mensupport Ali walau didalam dosa sekalipun! Akbar mencengkram kerah baju Willy dan menarik nya mendekat.

"Bajingan lu!! Kemana hati nurani lu Willy?! Apa lo ga ngerasain apa yg Prilly bakal rasain kalo liat ini?!"

Willy menepis tangan Akbar dari kerah nya Dan memilih diam tanpa kata.

Gue akan menjadi seorang bajingan, demi seorang teman!

*****

Pagi ini kamu terasa berbeda, apa yang kamu sembunyikan?

Prilly, merapikan seragam nya dan memulas bedak tipis di wajah nya

"Kenapa kamu pulang subuh li?" ditatap nya lelaki yang sedang memakai dasi dengan terburu2 itu. Dia masih tetap tampan pagi ini.

"Tadi malem aku ke apartement Jason, istrinya sakit..."

"Oh.. Tapi kamu gapapa kan?"

"Gak"

Sedikit pun tidak tersirat nada hangat dari Ali pada nya, tapi Prilly tetap mengusahakan tersenyum

"Syukurlah..."

" Prill, kamu ga keberatan kan kalo sekarang kita berangkat agak pagian?"

"Loh kenapa? Ini kan baru jam 6?" prilly melihat arloji kecil di tangan nya.

"Please... Aku ada tugas pelatihan pagi di Erfire..."

Ali mendekat padanya lalu memegang hangat jemari mungil itu pelan...

"Oh oke..."

Ali tersenyum lalu mengusap lembut pipi chubby prilly.

Bagiku, kamu tetaplah menjadi apapun yang penting dalam hidupku, hati ini akan selalu yakin padamu.

****

Dimobilpun rasanya dingin, tanpa suara, tanpa obrolan, Ali fokus menyetir dan Prilly diam menyaksikan orang lain Berlalu lalang.

"Elieene Health School "

Plang nama di gedung itu sudah terlewati, saat nya prilly untuk turun dari mobil.

"Makan siang nya jangan lupa dimakan ya li...." ujar nya lembut membuat ali menoleh dan menorehkan sedikit senyum

"Iya sayang..."

Prilly keluar dari mobil dan tersenyum, kaca jendela mobil nya terbuka perlahan

"Bye sayang.." Ali sempat tersenyum dan melambaikan tangan nya

"Ati2 dijalan li..." Prilly membalas lambaian tangan Ali.

Ia berbalik dan Menghembuskan nafas, berjalan memasuki sekolah.

Tanpa tau bahwa Ali akan menjemput Malvine....

****

Holaaa guyss. Akhirnya aku balik lagi, nepatin janji nehh yang kemarin attention2 di next yaa... Makasih sudah setiaaaa menunggu cerita gaje ini.. Hehe(: dan maafin kali tulisan nya agak beda... Yaa soalnya aku masih berusaha merasakan sense dari cerita ini yg udh lama ga di terusin maaf garing yaa dan forgive me if you see any typo there...(:

Dont forget your Vote an Comment guys...Love u









Prilly's Riddle (I LOVE YOU 1000 ×)Where stories live. Discover now