Bab 8 : Kenangan Masa Lalu

285 20 10
                                    

Sore ini Gray memiliki sedikit waktu luang untuk beristirahat setelah pekerjaannya selesai. Gray sangat ingin pergi ke pemandian air panas Mother Hill. Tidak untuk berendam tapi, hanya untuk sekedar merebahkan diri dan menenangkan pikiran dan tubuhnya. Itulah hobby Gray salah satunya.

Gray melewati kebun Claire dan mencari-cari sosok Claire. Namun, tidak ditemukannya. Mungkin Claire berada dalam rumah, pikirnya. Gray terus berjalan dan melewati jembatan kecil dan naik menuju tempat pemandian air panas. Gray melepas topinya dan merebahkan dirinya di bawah pohon dekat sungai yang mengalir.

Suara angin yang berhembus yang bercampur dengan suara percikan air terjun menjadi musik pengantar tidur baginya. Semakin ia menikmati suasana Gray semakin terlelap sampai bermimpi ada seorang gadis yang bersenandung.

 Semakin ia menikmati suasana Gray semakin terlelap sampai bermimpi ada seorang gadis yang bersenandung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Claire keluar dari tempat pemandian air panas masih sambil bersenandung. Tubuhnya segar sehabis berendam. Udara dingin di luar tak lagi membuatnya resah. Selama ini, baginya tempat pemandian air panas di Mineral Town lah yang terbaik. Selain alami, tempat pemandian air panas disini terawat dan menyajikan pemandangan yang membuat kita semakin betah berlama-lama.

Saat tiba-tiba matanya menangkap seseorang yang tengah tertidur di bawah pohon, Claire menghentikan lalu mengubah langkah kakinya mendekati seorang itu. Setelah semakin dekat Claire dapat mengenali orang yang tengah tertidur itu. Dia Gray. Gray meletakkan topinya di atas perut dengan sebelah tangannya. Ini pertama kalinya Claire melihat Gray yang tidak memakai topi. Ternyata Gray terlihat lebih manis tanpa topi. Pipi Claire memanas. Claire memperhatikannya lebih dekat lagi, kemudian ia tersenyum memikirkan suatu hal yang membuat hatinya tergelitik. Ternyata tidak ada yang berubah. Mungkin hanya terlupakan.

***

Terbangun dari tidurnya Gray mendapati Claire memperhatikannya begitu dekat. Karena hari belum terlalu gelap dan Claire mengajaknya untuk mengunjungi bukit Mother Hill, mereka pub mendaki bersama-sama.

"Sudah sejak lama aku memikirkan ini." Ujar Gray.

"Apa itu?"

"Mengapa kau yang menggantikan Mr. James?"

"Karena sejak umur 3 tahun aku tinggal bersama kakek. Kakek yang mewariskan kebunnya sendiri kepadaku." Jelas Claire.

Gray mengangguk mengerti. Claire masih memandangnya, "Lalu, kenapa kau tinggal bersama kakekmu?" Tanya Claire balik. Ia pun sejujurnya telah memikirkan ini sejak lama. Sejak ia tiba disini.

"Karena aku lebih suka tinggal disini. Kau mengerti? Udara bersih, orang-orang yang ramah, bahkan kau bisa pergi ke bukit atau pantai kapanpun yang kau mau."

Giliran Claire yang mengangguk kali ini. Gray yang masih penasaran bertanya lebih lanjut. "Kenapa kau tinggal bersama Mr. James? Apa orang tuamu tinggal di luar kota?"

Claire menunduk sambil tersenyum sedih. Matanya kembali berkaca-kaca setiap kali mengingat kedua orangtuanya. Walaupun sebenarnya ia lebih lama tinggal bersama kakeknya tapi, kenangan bersama kedua orangtuanya itulah yang paling berharga. Ia ingat waktu itu, dulu ia bersama kedua orangtuanya pernah berjalan-jalan di sebuah taman sambil bergandengan tangan.

"Mereka...." Suara Claire terdengar parau, "Sudah meninggal karena sebuah kecelakaan."

Gray meneguk ludahnya dengan susah payah.
"Aku turut berduka." Ucap Gray pelan, "Kau tau? Aku juga pernah mengalami kecelakaan dulu." Ungkap Gray. Ia berniat untuk menghibur gadis itu dengan menceritakan pengalamannya. Dan usahanya itu membuahkan hasil. Claire yang tadinya tertunduk langsung menoleh ke arahnya dengan wajah penasaran.

Gray melanjutkan. "Saat itu hujan deras. Aku, ayah dan ibuku pergi melewati jalan bertebing. Mereka bertengkar karena suatu hal yang tidak kupahami. Bagaimana bisa anak berumur 3 tahun mengerti tentang pertikaian sepasang suami istri?" Gray melirik ke arah Claire sejenak.

"Mereka berteriak. Sampai pada akhirnya ayahku membanting setirnya dan menabrak sebuah mobil. Mobil yang di tabrak jatuh ke jurang dan di kabarkan dua orang di dalamnya meninggal dunia. Aku, ayah, dan ibuku sempat dilarikan kerumah sakit dan selamat. Aku koma selama beberapa hari karena kepalaku terbentur keras. Dokter bilang aku hilang ingatan sebagian saat sudah terbangun."

Claire membelalakkan matanya tidak percaya. Ia malah semakin penasaran dan telah melupakan kesedihannya mengingat kedua orangtuanya tadi. Claire tampak seperti menyadari sesuatu dan Gray merasa heran.

"Ada apa?" Tanya Gray.

"Tidak tidak. Tidak apa-apa. Lanjutkan ceritamu."

Gray mengangkat sebelah alisnya sebentar lalu melanjutkan ceritanya.
"Entah kenapa waktu itu aku seperti kehilangan sesuatu. Rasanya seolah-olah ada yang kurang. Satu-satunya yang kuingat hanya Mineral Town. Semenjak itu aku mulai tinggal bersama kakekku. Tapi, sayangnya sesuatu yang kurindukan itu belum kuketahui. Kupikir aku rindu Mineral Town tapi, ternyata bukan."

"Kau tau, Gray? Baru kali ini aku mendengarkanmu bercerita banyak." Gumam Claire sambil sedikit terkekeh. "Apakah kau sebenarnya orang yang seperti ini? Maksudku bercerita banyak tentang dirimu sendiri pada orang lain?"

"Tidak. Entahlah. Aku hanya ingin bercerita padamu."

"Tapi, kenapa? Bukankah aku ini penduduk baru?"

"Kurasa aku bisa mempercayaimu. Karena itu aku bercerita padamu."

Gray x ClaireWhere stories live. Discover now