Bab 6 : Malam Tengah Musim Semi

351 20 5
                                    

    Awan - awan semakin lama semakin bergerombol, perlahan-lahan pergi tertiup angin. Langit yang tadinya oranye sekarang menjadi kemerah-merahan. Seperti yang sudah Gray duga, pemikiran itu kembali melintas. Kalau seperti ini terus, Gray pasti akan terbiasa. Atau bahkan karena terbiasa pemikiran itu justru akan semakin membaik dan berangsur-angsur menjadi jelas. Dengan begitu otak Gray akan baik-baik saja.

    Gadis di sampingnya tersenyum menikmati hembusan angin senja. Entah apa yang dipikirkannya sehingga membuat ia tersenyum. Senyumnya cerah secerah matahari terbenam. Membuat Gray ikut tersenyum menyaksikannya. Gray ingin sekali bercerita pada Claire tentang apa yang mengganggu pikirannya. Tapi, Gray justru mengurungkan niatnya karena berpikir tidak ingin mengganggu imajinasi yang ada di dalam kepala gadis itu sekarang. Mungkin suatu hari nanti.

Seketika suasana berubah menjadi hening. Hanya desiran angin yang terdengar sekali-kali menyentuh dedaunan. Waktu terasa lebih cepat saat kau sedang menikmatinya. Namun dalam ketenangan seperti ini, mereka menikmatinya dalam diam. Masing-masing memikirkan sesuatu dalam otak mereka.

    "Hey, sudah waktunya untuk pulang." Claire bergumam dan membuat Gray tersadar.

    "Kau benar. Ayo akan ku antar kau pulang."

    Mereka menuruni bukit, melewati tempat pemandian air panas dan menyeberangi sungai kecil berjembatan yang memisahkan antara kebun Claire dengan bukit Mother Hill.

    Mereka menuruni bukit, melewati tempat pemandian air panas dan menyeberangi sungai kecil berjembatan yang memisahkan antara kebun Claire dengan bukit Mother Hill

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    "Oh, Gray. Sepertinya aku akan berkunjung ke Inn malam ini." Ucap Claire sebelum masuk ke rumahnya.

    "Baiklah. Sampai jumpa di Inn."

***

    Inn sedikit lebih ramai malam ini. Entah karena orang-orang sedang ingin makan diluar atau karena merasa bosan dirumah sehingga memutuskan untuk pergi ke Inn. Seperti biasa, Ann selalu sibuk di saat-saat seperti ini. Karena Paman Doug tidak pernah mempekerjakan orang lain untuk jadi karyawannya. Dan untuk juru masaknya sendiri Paman Doug lah yang turun tangan. Lagi pula Inn biasanya hanya di kunjungi oleh warga setempat. Masakan di Inn terkenal enak di masyarakat. Karena hanya ada dua restoran di Mineral Town. Restoran satunya lagi hanya buka pada saat musim panas.

    Gray dan Cliff sudah berada di meja makan utama di lantai satu. Inn semakin lama semakin sepi. Orang-orang yang telah menghabiskan hidangannya beranjak pergi meninggalkan Inn. Gray dan Cliff saat ini sedang menunggu Ann dan Paman Doug untuk bergabung.

Dan gadis itu. Kemana dia?

Bukankah ia bilang sendiri kalau ingin berkunjung ke Inn malam ini? Tepat ketika Ann dan Paman Doug mengambil tempat, pintu restoran terbuka. Gray menoleh ke arah pintu dan tiga kepala lainnya mengikuti arah pandangnya.

    Ann berdiri dan menyambut dengan senyuman hangat setelah tau siapa yang datang. Claire rupanya.

    "Kupikir seorang pelanggang yang datang. Ternyata kau. Ayo bergabung dengan kami." Ann menarik pelan tangan Claire mendekati meja.

    "Ah, ya. Aku datang sebagai pelanggan kali ini." Claire menyeringai.

    "Kalau begitu duduklah," Ann menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya. "Kau ingin pesan apa?"

    "Kudengar Apple Pie disini enak. Aku ingin mencobanya. Aku pesan Apple Pie satu dan segelas Milkshake."

    "Aku akan segera membawakan pesananmu. Silahkan mengobrol dengan mereka selagi menunggu."

    "Terimakasih, Ann."

    Sementara Ann melesat ke dapur, Claire, Paman Doug, Cliff dan Gray mengobrol. Mereka membicarakan banyak hal.

    "Bagaimana dengan kebunmu?" Tanya Paman Doug.

Claire menyeringai lagi, "Belum banyak perubahan yang bisa ku kerjakan, Paman. Kupikir awalnya merawat kebun itu mudah. Ternyata tidak seperti yang ku bayangkan." Bibir Claire mengkerut.

    "Semua akan mudah jika kau terbiasa."

    "Paman benar." Koreksi Cliff.

Di luar sana hawa terasa dingin. Tidak seperti di dalam Inn. Hangat dan di penuhi suara gelak tawa mereka. Mineral Town kecil pun nampaknya mulai mengantuk. Satu per satu lampu di matikan di setiap salah satu ruangan dalam satu rumah. Karena sudah semakin larut, Claire memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Ia akan bekerja lagi besok. Begitu juga hari-hari selanjutnya. Ia akan membuat perubahan pada kebunnya. Ia akan menjayakan kembali kebun warisan kakeknya itu.

Gray x ClaireWhere stories live. Discover now