7.

2 0 0
                                    

"Al, makasih banyak ya.." Ucap Derma tiba tiba saat sedang mengerjakan soal dari Al.

Hari ini Al mengajari Derma karena sebentar lagi akan ada ujian praktek, disusul dengan try out lalu UN. Wah.. time so fast yo.

"Iya sama sama." Balas Al.

"Al. Makasih..." Ucap Derma lagi.

"Iya ya ampun. Sama sama Cantik ku. Sorry, maksudnya cantika bukan cantikku." Ucap Al.

"Makasih ya..." Ucap Derma lagi.

"Iya Derma.. Ada kata lain selain makasih ga?" Tanya Al yang mulai jengah dengan kata 'makasih' nya Derma.

"Ya udah. Sayang aja kali ya.." Ucap Derma sambil berpikir.

Eaa, Alfa mulai salto..
Salting maksude.

"Sayang sama Mama Mira dan Papa Jan."

Jlebb.
Bukan Al ternyata. Pupus sudah harapan Al. Padahal Al ga ada rasa sama Derma, tapi kok kayak ada nyeseknya gitu ya? hm.

"Makasih.." Ucap Derma lagi.
Makasih, makasih, makasih. Terus aja makasih.

"Cantika.. Kalau kamu bilang makasih mulu.. Kapan kita mau ngerjainnya sayang?" Ucap Al dengan lembut, menyamai suara Mama Mira.

"Haha.. Al ga bakal bisa nyamain mama. Al tetep Al, ga ada yang bisa nyamain Mama." Ucap Derma dengan mantap.

"Iya udah deh Cantika. Serah kamu oke.." Ucap Al sambil mengelus dada. Hampir saja ia kehilangan kesabarannya.

●● 730 Hari ●●

"Hai Mamamoy... Hallo Papapoy.." Sapa Derma yang sudah menjadi 'cantika' nya rumah dengan semangat. Sudah dua bulanan Derma menginap disini.

"Hai princesskoy.." Sapa Mama Mira dan Papa Jan.

Sedangkan Al menyapa mereka dengan lesuh.

"Kingkoy kenapa niw?"

Oke fix. Mama gua udah ketularan virus alay berbahasanya Cantika. Batin Al.

"Gapapa Ma. Al cape, Al langsung ke kamar ya. Bye Ma, Pa." Pamit Al.

Dia sudah membiasakan diri memanggil Derma sebagai 'Cantika'.

●● 730 Hari ●●
Derma mencoba ke lantai dua. Tempat dimana sahabatnya, yang sudah dianggap sebagai Kakak sendiri, berada.

Samar samar Derma mendengar petikan gitar yang mmbentuk melodi bebas nan indah.

Akhirnya Derma memberanikan diri untuk masuk ke kamar Al. Toh, sudah biasa memasuki kamar satu sama lain tanpa izin. Namanya juga sahabat.

"Hai Al.." Sapa Derma dengan semangat.

"Hai.." Sapa Al dengan biasa saja. Karena sekarang Al sedang sibuk memetik gitarnya itu.

"Al, kok enak sih lagu yang kamu mainin tadi?" Tanya Derma.

"Lagu yang ku mainin? Melodi kali maksudnya.. Perasaan tadi aku ga nyanyi deh.." Ucap Al.

'Aku-kamu' juga sudah tak asing lagi bagi mereka berdua. Itu komitmen, menurut mereka sih gitu.

"Al, bentar lagi kan ujian praktek nih. Kan aku ga bisa main gitar. Tolong ajarin ya?" Mohon Derma.

Al pun mengangguk. Lalu Al mengajari cara bermain gitar pada Derma.

Tapi ternyata, ya memang pada dasarnya Derma anaknya cepat dalam hal belajar, jadinya sehari diajari bermain kunci, ia langsung bisa memainkan sebuah lagunya.

"Can, kok kamu langsung bisa main lagu?" Tanya Al.

"Iya.. Kamu lupa apa kalau dulu aku pernah ngamen? Pas dari situ sebenernya aku udah tau kunci gitar. Nah, sekarang tinggal nginget nginget lagi deh." Ucap Derma dengan santai.

"Oh iya ya." Balas Al singkat.

Beginilah Derma (atau Cantika) saat bersama Al.

Derma jadi banyak tahu tentang banyak hal lewat Al.

Menurut Derma, Al bukan hanya pintar, namun sangat pintar. Bisa dibilang mendekati jenius. Itu lah Al.

Derma bersyukur sekali sekarang punya keluarga seperti Al, Mama Mira, dan Papa Jan.

730 HariWhere stories live. Discover now