2.

43 7 0
                                    

Semenjak pertemuan Derma dengan Mamanya Al, membuat Derma seolah mempunyai ibu yang hangat kembali.

Namun ini bukanlah saatnya bagi Derma untuk mengkhayal.

Ia harus bangkit berdiri.
Ia masih punya hal lain yang perlu difikirkan secara matang.

Ia tak ingin membuka masa lalu yang telah basi dan tak layak untuk dibuka lagi.

Setidaknya sekarang ia punya sahabat yang harus 'sangat' ia jaga. Yaitu Al. Dia berjanji, dia akan menemani Al dalam susah maupun senang.

Karena Al yang telah membuka perlahan hati Derma setelah bertahun tahun tertutup.

Al pantas untuk dipertahankan.

●● 730 Hari ●●

06.15

Derma datang pagi pagi ke rumah Al untuk mengajaknya berangkat bersama.

Seizin Tante Mira (Mamanya Al), Derma langsung masuk ke kamar Al, ia sendiri yang ingin membangunkan Al.

"Al bangun..." Ucap Derma sambil menggoyang goyangkan tubuh Al.
Sedangkan yang dibangungin masih memasang pose telungkupnya diatas ranjang.

"Bangun ih.." Ucap Derma lagi dengan suara yang lebih keras.

Tiba tiba, otak encer Derma sedang membuahkan ide.

Derma diam terlebih dahulu.
Lalu ia mendekatkan bibirnya ke arah pendengarannya Al. Dan..

"AL! PAK SESAN UDAH MASUK KELAS!" Teriak Derma yang langsung membuat Al kalang kabut.

Derma pun terbahak bahak melihat aksi heboh Al. Ternyata dia tunduk pada Pak Sesan, toh. Padahal Pak Sesan lah yang sering dijadikan topik pembicaraan Al tiap kali berduaan dengan Derma.

Menyadari telah dikerjai, Al pun mengeteki Derma.

"HA HA HA.. Tau rasa nih..." Ucap Al sambil menjejeli kepala Derma dengan ketiaknya.

Derma berusaha untuk lepas dari perangkap Al, namun tidak bisa. Bagaimana pun, cowo lah yang punya tenaga lebih.

Akhirnya Derma pun terlepas.
"Ih Al! Kamu mah parah banget. Sebel..." Rengek Derma.

Al mulai terbiasa dengan nada manjanya Derma. Itu semua malah membuat Al semakin terbuka lagi pada Derma.

Mereka layaknya sahabat sekarang. Akrab dan saling menjaga satu sama lain.

"Hahaha.." Kini gantian Al yang terbahak.

"Al! Kamu mah.. Awas aja ya!" Peringat Derma, sedangkan Al malah ngibrit ke toilet untuk mandi.

"Derma.." Panggil seseorang pada Derma.

"Iya ma?" Jawab Derma. Ya, itu adalah Tante Mira, mamanya Al.

"Sini dulu sayang.." Ajak Tante Mira.

Tante Mira mengajak Derma ke ruang make up. Ternyata rumah Al ini memang sangat besar ya. Setiap ruangan pasti selalu disiapkan ruang khusus hobby. Contohnya seperti sekarang.
Peralatan aksesoris, make up, dress, dan segala macam yang pastinya punya Tante Mira ditempatkan di ruangan khusus ini.

"Ma, kok aku diajak kesini sih?" Tanya Derma.

"Kamu tuh cantik banget lho sebenernya.." Kata Tante Mira lalu menyuruh Derma duduk di bangku tata rias.

"Cuman.. Mungkin, karena kamu masih remaja, jadinya kamu belum terlalu lihai buat nata diri kamu.." Ucap Tante Mira sambil mengelus lembut rambut Derma.

Tiba tiba ikatan rambutnya terlepas, dan kini rambut Derma tergerai bebas.

Sedetik kemudian, Tante Mira menyodorkan paper bag yang agak besar. Derma tidak tahu isinya apa.

Lalu Derma pun melihat isinya.
"Ya ampun Ma. Ini kan peralatan aksesoris mahal.. Kenapa kasih ke aku Ma?" Tanya Derma yang tak menyangka.

"Gapapa sayang. Itu buat kamu aja. Nanti kalau kamu bingung gimana cara makenya, disitu udah tante siapin cara caranya.. Jangan lupa makenya rutin ya.." Ucap Tante Mira dengan lembut sambil mengelus rambut Derma.

"Ma. Tapi Derma ga pantes dapetin ini semua. Ini terlalu mahal Ma. Derma.." Derma pun menunduk.
"Derma ga punya uang. Derma ga punya siapa siapa.."

Tante Mira agak terkejut mendengarnya.

"Derma sayang... Dengerin Mama.. Disini ada Mama sama Alfa. Kamu bisa cerita kalau kamu mau oke... Oke sayang?" Rujuk Tante Mira.

"Oke. Sekarang kamu sisir rambut kamu. Terus kamu samperin Al gih, pasti dia nyariin deh." Interupsi Tante Mira dengan lembut.

Benar kata Tante Mira. Sesampainya mereka di ruang tamu. Al sedang terduduk lesu. Sepertinya ia mencari cari sedari tadi.

"Mama.. Mama kemana sih? Dari tadi Afa cariin Mama.." Ucap Al dengan manja dengan menyebut nama 'Afa' di depan Derma.

Derma terkejut yang melihat keaslian Al. Dia menjadi manja sekali saat di dekap Mamanya. Terlihat jelas bukan kalau Al sangat menyayangi ibunya?

Pewatakan lembut dan penuh kasih sayang. Itu lah yang membuat seorang Rama Alfalafka sangat sayang dengan Mamanya.

"Ya udah ih.. Kamu tuh kayak bocah banget ya.. Udah sana berangkat. Bye anak manja.." Ucap Tante Mira setengah mengejek Al.

"Biarin manja, yang penting tetep sayang mama." Ucap Al lalu menegukkan segelas susu.

"Ayo Der.." Ajak Al yang tengah meraih tangan Derma.

Derma blushing.

"Ehh ehh.. Apa apaan ini tangannya. Udah nakal aja pagi pagi." Omel Tanta Mira. Sadar akan perkataan mamanya, Al pun langsung melepas kaitan jemarinya.

"Noh tanggung jawab, anak orang blushing kan gara gara kamu!" Omel Tante Mira yang sebenarnya menggoda mereka berdua.

"Apaan sih Ma.." Elak Al.
"Udah ya mau berangkat dulu Mah.." Pamit Al.

730 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang