O8

1.1K 138 7
                                    

Author P.O.V

3 hari berlalu begitu cepat. Kini Youngjae tengah bersiap pergi ke sekolah untuk mendapat pelajaran tambahan untuk ujiannya bulan Januari mendatang. Berhubung udara di luar semakin dingin, ia memakai sweater, hoodie, dan juga jaket bulu tebal untuk melindungi tubuhnya. Youngjae adalah tipe orang yang tidak dapat bertahan di suhu dingin.

"Youngjae-ah." Wanita tua yang tengah duduk di meja makan sembari mengoleskan selai ke roti, tersenyum hangat ketika melihat putra bungsunya menuruni tangga. "Selamat pagi Eomma ~" Youngjae berlari kecil menghampiri ibunya lalu mencium pipinya. "Ya, Kau sudah besar Choi Youngjae." Komentar Minjae, kakak perempuannya. "Memangnya tidak boleh?" Ia memeluk lengan ibunya dengan manja, membuat Youngmin dan juga Minjae memasang wajah 'wyd' kepada adik bungsu mereka. "Sudah cepat habiskan sarapan kalian!" Ketiga saudara itu pun dengan segera menghabiskan sarapan mereka.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Youngjae dengan segera pergi ke sekolah mengingat ia telah berjanji kepada guru Park untuk tidak terlambat lagi. Dan juga ia tidak ingin membebani keluarganya untuk membayarkan sekolahnya.
"Eomma, Abeoji, Youngjae berangkat!"
"Tidak di jemput pacarmu, Jae?"
Pertanyaan Ayahnya membuat telinga lelaki itu panas. "oh Abeoji jebal..." Setelah ia menyelesaikan urusannya dengan ayahnya, ia segera berangkat dari rumah.

< skip time >

Youngjae tiba di sekolah setelah ia memiliki beberapa masalah dengan jalanan bersalju. "Wow.." Gumamnya setelah melihat tumpukan salju di depan gerbang sekolah.
"Ahjussi! Selamat pagi!" Sapa Youngjae ramah kepada satpam sekolah yang tengah mengkeruk salju ketepian. "Oh Choi Youngjae? Tumben sekali kau datang pagi haha" Youngjae hanya tersenyum. Ia berjalan mendekati satpam itu dan bertanya, "Boleh saya bantu, Ahjussi?" Satpam itu menatap Youngjae. "Tidak usah, saya sudah di bayar, masa murid masih saja membantu." Tolak si satpam Ahjussi. "Aih- tidak apa, lagi pula saya bersekolah disini gratis!" Youngjae mengambil alat keruk lainnya yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia mulai mengkeruk salju membantu satpam Ahjussi. Beberapa murid memperhatikan tindakanya. Ada beberapa yang memujinya, dan ada beberapa yang berfikir bahwa Youngjae cari perhatian ke laki-laki di sekolah Bundang. Tetapi Youngjae tidak peduli semua itu. Memang sekolah ini elit, tetapi satpam Ahjussi juga manusia yang membutuhkan tenaga untuk membersihkan sekolah. Beberapa menit kemudian, tumpukan salju di depan gerbang sudah habis terkeruk. "Haaa selesai!" Kata Youngjae senang. "Terima kasih, Youngjae." Kata satpam Ahjussi dan Youngjae hanya mengacungkan jempolnya sambil tersenyum. Tiba-tiba seorang Jaebum datang melewatinya begitu saja tanpa menyapanya. Lelaki berjaket tebal yang tengah berdiri di pinggir gerbang besar itu menautkan alisnya. Apa aku membuat kesalahan? Apa ia marah kepadaku? Kenapa ia tidak menyapaku? Sederet pertanya terlintas di pikiran Youngjae. Membuat pria itu berlari menghampiri Jaebum. "Hyung!" Youngjae menepuk pelan pundak Jaebum. Pria yang lebih tua darinya itu berhenti berjalan. Ia tidak membalikkan tubuhnya menghadap Youngjae. Membuat pria kecil itu kebingungan. "Hyung?"

'Hei kau lihat dia?'
'Younggay tengah berusaha mendekati Jaebum sunbaenim!'
'Yang benar saja?!'

Murid-murid perempuan yang berlalu lalang di sekitarnya berbicara seperti itu. Membuat Youngjae semakin bertanya-tanya. "Jauhi aku, Youngjae." Mata Youngjae terbuka lebar. Detak jantungnya berdetak tak karuan. "A-apa? Ja-jangan bercanda h-hyung.. haha" Ia tertawa canggung. "Aku sedang tidak bercanda. Jauhi aku, Aku tidak mau menjadi korban gay-mu." Selesai berbicara, Jaebum pergi menjauh dari Youngjae. Meninggalkan pria itu berdiri mematung sembari mencerna perlahan perkataan hyungnya.

"Youngjae-ah! Sedang apa disini?" Lamunan Youngjae buyar seketika. Mark. "Oh hyung? Aku baru saja tiba" Ia berbohong. Perasaannya sekarang sedang bercampur aduk. Sedih? Kecewa? Kesal? Tetapi kenapa?
"Hm begitu ya, ayo masuk kedalam, disini dingin." Mark merangkul Youngjae dan mereka berjalan menuju gedung.

-

Youngjae P.O.V

Pelajaran sejarah tengah berlangsung. Tetapi pikiranku masih memikirkan perkataan Jaebum hyung tadi.
Kenapa? Kenapa ia tiba-tiba berkata seperti itu? 3 hari yang lalu ia masih baik-baik saja.
"Youngjae."
"hm"
"Choi Youngjae."
"hm!"
"Ya! Choi Youngjae!"
"APA?!"
Tanpa sadar aku berteriak. Aku menatap guru Choi yang tengah melotot ke arahku. "Ah maafkan aku saem!" Aku berbungkuk 90 derajat. Kelas pun hening. "Keluar."
"Apa?" "KELUAR!" Dengan perasaan bersalah, aku keluar dari kelas sejarah.

Kusenderkan punggungku ke dinding. "Mungkin dia sedang tidak mood." Ntah kenapa aku jadi terus memikirkan Jaebum. "Aku akan minta maaf padanya nanti.

< skip time >

Bel istirahat berbunyi. Semua yang ada di kelas pergi keluar untuk mengisi perut mereka. "Apa kau tau? Choi Younggay sedang mendekati Jaebum sunbaenim! Wow!" Kim Donggun. Seperti biasa, ia selalu menjadikanku bahan ejekan. "Jaebum sunbaenim tidak akan tertarik kepada Younggay, bukan begitu? hahaha" Beberapa anak yang masih berada di kelas ikut tertawa bersama mereka. "Tidak lucu." Aku berdiri dari kursiku dan hendak keluar dari kelas.

Rumor macam apa itu? Dari mana itu berasal? Tidak masuk akal.
Kulangkahkan kakiku mencari Jaebum. Aku perlu berbicara kepadanya. Kebetulan sekali, Jaebum tengah duduk bersama Mark, Jackson, Jinyoung di kursi lorong sekolah. Mereka semua menatapku. Tetapi hanya Mark yang menunjukkan senyumnya. "Hai Youngjae!" Sapanya. Aku tersenyum singkat lalu menatap Jaebum. "Jaebum hyung." Kataku. Jackson dan Jinyoung hyung saling tatap. Sedangkan Mark menatap kami bingung. "Jaebum hyung kita perlu berbicara." Lanjutku. Tetapi Jaebum hyung hanya menatap layar ponselnya. "Berdua." Kemudian, Jaebum bangun dari duduknya dan berjalan mendekatiku. "Apa?" Tanyanya dingin. Aku menarik lengannya supaya sedikit menjauh dari teman-temannya. "Kau kenapa hyung? Apa aku punya salah?" Ia hanya diam. "Oke, kalau aku punya salah, aku minta maaf, tapi tolong jangan jauhi aku, hyung?" Aku mencoba meminta maaf kepadanya. "Kau tau letak kesalahanmu dimana?" Tanyanya. Aku mematung. "Kau mendekatiku supaya mendapat teman? mendapat nilai? hm?" Aku benar-benar tidak mengerti dengannya. "Hyung.." Ia menatap kearah lain. "Aku.. bukan lelaki murahan seperti itu!" Aku berteriak tepat di depan wajahnya dan segera mungkin berbalik untuk pergi menjauhinya. Aku tau Jaebum tengah menatapku sekarang. Beberapa pasang mata juga tengah memandangku. Tapi aku tidak peduli. Aku benar-benar sakit hati karena perkataan Jaebum.

tbc

----
Bakal lebih banyak adegan dramatik di chapter selanjutnya huhuhu ㅠㅠㅠㅠ

fmv © to owner.

I'm Jealous || 2JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang