CHAPTER 7

281 31 0
                                    

Hinata mengganti baju kebesarannya dengan yukata yang biasa ia pakai, lalu ia merebahkan tubuh mungilnya diatas kasur empuk nan halus itu, pikirannya terasa kacau, hal tadi sungguh dapat membuat jantungnya berpacu tiga kali lipat, ia menutup kedua matanya, berusaha untuk tidur, namun apa daya, kejadian tadi sungguh membuatnya terkejut. Ia kembali menutup kedua kelopak matanya, membuka keduanya, lalu menutupnya lagi. Ia menghembuskan nafasnya kasar, irisnya memandangi langit yang mulai menampakkan sedikit cahaya, namun hinata masih belum bisa memasuki dunia mimpinya, ia kembali menutup matanya, berusaha untuk tidur, ia berguling di area kasur untuk mencari posisi yang pas. Ia yang merasa jengkel akhirnya mendudukkan badannya, ia dengan setianya memandangi taman kerajaan yang ia lihat dari jendela kamarnya, sudah beberapa jam terlewat, sedikit namun pasti, burung burung mulai berkicauan diantara besarnya langit, sang surya mulai menampakkan kegagahannya dan memancarkan cahaya pagi. Malam ini hinata dapat merasakan insomnia yang parah, ia mengacak ngacak rambutnya asal, namun kegiatannya berhenti saat pintu kamarnya terbuka dan menampakkan sederetan dayang termasuk aneko yang sedang menunduk didepannya

"Selamat pagi yang mulia, hamba sudah menyiapkan tempat untuk anda mandi."

Hinata hanya bisa mendengus sebal lalu berjalan menuju area pemandian.

Aroma bunga wisteria menyerbak harum di sekujur tubuh hinata, gadis itu memejamkan kedua matanya, menikmati kehangatan yang menjalar disekitar tubuhnya.

Ia mendesah gusar, ia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa kazuki benar-benar dikutuk, matanya terasa sangat berat untuk dibuka.

Aku tidak pernah melihat orang dengan kekuatan api dan es sebelumnya! Batinnya berteriak.

...

Hinata hanya menatap kosong di depannya, ia tidak memiliki nafsu makan sedikitpun kali ini. Sambil memilin ujung baju kebesarannya, atau memainkan rambutnya yang digulung.

"Apa yang kau lakukan? makanlah makananmu" Kazuki berkata sambil menumpu tangan kanannya di kepalanya.

"Apa yang terjadi selama ini?" tanya hinata dengan pandangan kosong kepada kazuki, mengalihkan perkataan kazuki yang menyuruhnya makan. Matanya seolah mengharapkan kebenaran dengan semua ini.

"Cerita yang panjang" sahut kazuki sambil mengalihkan pandangannya kearah makanan di meja makan.

"Beritahu aku kalau seperti itu" sahut hinata cepat dengan nada yang agak ditinggikan.

Kazuki menghela nafasnya berat, ia menaruh sumpit yang ia gunakan di meja makan, sorot merahnya seolah mengatakan 'sepertinya ini saatnya'. Sambil menumpu dagunya di kedua tangannya yang ia letakkan di meja, ia memulai percakapannya.

flashback on

Kazuki mengerutkan alisnya bingung, sambil mengigit bibir bawahnya pelan ia berpikir, ini hari keempat hinata tak mengunjunginya, karena pada hakikatnya seorang hinata kirei akan selalu mengunjunginya setiap hari entah untuk bermain atau hanya sekedar mengunjunginya.

apakah ia sakit?

tanpa berpikir panjang, kazuki langsung mengganti yukata rumahannya dengan baju pangerannya, ia dengan gesit berlari ke arah taman kerajaan yang ia tahu kudanya pasti sedang dilatih disitu.

"Aku mau keluar. tolong siapkan kudaku" ucap kazuki pada salah satu pengawal disitu

"Baik Yang Mulia" sahut pengawal itu dengan cepat.

...

"Yang Mulia Putri Hinata, Pangeran Kazuki dari kerajaan angin ingin bertemu dengan anda" ucap seorang pelayan bersurai cokelat kepada hinata.

Yami no Saki ni aru Hikari [END]Where stories live. Discover now