One

16 3 10
                                    

Di situlah siswi bernama Cho Jihyun berdiri di ambang pintu sambil memilah-milah dimana dia akan duduk. Suasana kelas ramai tapi tak ada seorang pun yang menghampiri Jihyun dan mengajaknya duduk bersama. Jihyun tak suka suasana yang seperti ini, ia mengembungkan pipinya dan berjalan ke arah bangku paling depan karena memang hanya disitulah bangku yang tak ada penghuninya. Disaat ia hendak menggeser bangku, tiba-tiba seseorang berteriak kearahnya.

"Hei kau!"

"Aku?" Tunjuk Jihyun kearah dirinya sendiri.

"Iya! Kau mau duduk bersama ku? Daripada di depan seorang diri, lebih baik disini saja!"

Jihyun PoV

"Baiklah!" Aku tersenyum.

Memang benar sih, mending di sana. Bangku ketiga baris ketiga. Angka cantik, aku suka. Dan yang paling membahagiakannya adalah tidak terlalu terlihat oleh guru. Ini hari pertamaku, aku senang perempuan itu mengajakku berbicara sehingga kesan menjengkelkan tadi hilang gitu aja. Dia berkulit putih, bibir tipis dan dihiasi gigi kelinci. Dari sikap dan senyumnya bisa dibilang dia baik. Aku berjalan kearahnya dan menggeser bangku disampingnya.

"Namamu siapa?" Aku memulai

Aku sedikit malu untuk bertanya, tapi kalo gananya sesat dijalan yakan? Yakan?

"Jung Yein hehe, namamu?"

"Cho Jihyun hehe" jawabku tak kalah cengengesan.

"Namamu bagus, aku suka."

"Namamu juga tak kalah bagus!" Aku menjawabnya dengan senyum lebar memperlihatkan deretan gigi yang ada cabenya -ralat- yang rapih ini.

Yein PoV

Aku mengajaknya duduk denganku karena dia terlihat tak suka ketika duduk di depan. Dan kebetulan aku juga belum mempunyai teman duduk. Oke bisa dibilang ini awal pertemanan yang baik. Tapi aku ragu, aku takut membuat dia akan menjauhiku nantinya. Sama seperti teman-temanku semasa SMP. Mereka menjauhi karena sesuatu, mungkin ku terlalu bertingkah kejauhan, namun itu karena kusayanggg~ oke ini nyanyi, abaikan.

"Ayo kita bersahabat!"

Aku terkaget mendengarnya, aku tak menyangka. Apakah dia tidak risih denganku? Dengan gigi kecil ku -ralat- gigi kelinciku yang didepan ini? Dan sekarang dia mengajakku bersahabat dengannya? Ia sungguh sangat sangat extremely extremely baik hati. Ya, mungkin karena belum tahu saja bagaimana sifatku. Jadi dia seperti itu.

"Benarkah?" Aku menjawabnya

"Benar! Kau pikir aku berbohong?"

"Baiklah!! Aku akan melakukan yang terbaik!"

Author PoV

Dan di sinilah kisah kecil ini bermula. Dan waktu berjalan sebagaimana mestinya. Tak terasa lambat maupun cepat.

"Baiklah mungkin hanya itu yang bisa ibu katakan di awal pertemuan ini. Sampai jumpa."

Wanita berbadan ideal untuk seumurannya. Ia berumur sekitar 30an (ceritanya dia 30an yaa). Rambut panjang terurai begitu saja. Mempunyai satu suami dan dua anak. Namanya Ahn Sohee-nim. Dialah wali kelas Jihyun dan Yein.

Bel pergantian jam pelajaran berbunyi. Mereka melanjutkan hari itu dengan perkenalan.

--satu minggu kemudian--

Pelajaran hari ini adalah matematika dan guru yang mengajari mereka terkesan galak dan tegas. Tatapannya dingin dan menunjukkan keseriusan. Tapi bisa saja beliau bercanda namun bisa dihitung. Ia selalu berbicara masalah batu akik, batu akik dan batu akik. Sampai ada murid yang salah membawa buku, ia baru merubah topik pembicaraannya.

"Siapa namamu?" Zuho-nim bertanya dengan nada yang dingin kalem tetapi besar -volumenya-

Jihyun PoV

"Jeon Jungkook." Ia menjawab dengan tatapan kalem dan berwibawa /plis ini lebay/ #tabokarmy

"Mengapa kau menulis di buku gambar?" Zuho-nim bertanya dengan nada yang tidak woles. /yunow woles kan?/

"Karena aku suka menggambar."

Lelaki itu tidak sopan. Bisa-bisanya ia berbicara dengan nada dan wajah yang datar? Dan menatap mata Zuho-nim? Sementara ia melakukan kesalahan yang besar. Bayangkan saja, kalian menulis PR di buku menggambar? Oh my god. Ya walaupun dia tampan /agak gimana gitu nyebut tampan/ walaupun dia ganteng, tapi setidaknya sopan sedikit.

"Apa kau tidak punya buku lain selain buku gambar? Saya menyuruhmu untuk mengerjakannya di buku berpetak! Kalian ingat kan?"

"Ingat, Pak." Siswa lain, termasuk aku menjawab.

"Keluar! Beli buku berpetak dan pindahkan semua tulisan yang ada dibuku ini!"

"Baik, Pak." Ia menjawab dan langsung berjalan keluar. Apakah ia tak merasa bersalah? Ini keterlaluan. Mentang-mentang dia ganteng? Cogan bebas.

----

Hari-hari berlalu, aku semakin dekat dengan teman sekelas. Begitu juga Yein. Menurutku cerita dia semasa SMP tidak masuk akal. Apalagi sahabatnya menjauhi dia karena sesuatu, mungkin ia bertingkah kejauhan~ oke ini nyanyi. Abaikan. Dan aku meyakinkan, bahwa dia tidak boleh menjadi pemalu karena untuk masa depannya juga. Dan apa yang terjadi? Ia jadi malu-maluin. Tetapi, itu tidak masalah. Karena teman sekelas pun bertingkah seperti itu. Sehingga aku pun begitu /bacotan macam apa ini/ #authordilemparpianosuga.

Dari kejadian itu, semua orang selalu menyapa Jungkook. Entah kenapa memang lucu sih. Ketika ia dipanggil hanya terpampang senyuman. Dan akupun entah kenapa menjadi sering menyapa Jungkook. Apa aku termakan peletnya? #tabokarmy.

Setiap hari aku menyapanya, bahkan pagi-pagi aku sengaja dateng pagi /apa ini/ dan menunggunya dikoridor untuk menyapanya. Pada awalnya memang semua orang begitu, tapi pada akhirnya hanya aku sendiri yang melakukannya. Dan akhirnya apa? Dia menjawab sapaanku.

"Oy"

Hanya itu yang keluar dari bibir tipisnya.





TBC


Ini geje :"" /nangis dipojokkan bersama piano suga/. Ngomong-ngomong piano suga. BTS katanya menang Billboard ya? SELAMAT ARMY! Semoga menjadi army yang sakinah mawadah warahmah #tabokcasingspongebobtaeyong. Sudahlah, ngomong apa aku ini. Segitu dulu ya cerpennyaa. Kalo batre memungkinkan, bakal update lagii -gaada yang baca juga- /nangis dipojokkan lagi/.



Tolong kasih saran ya :" soalnya ini cerita pertama aku. Jadi butuh kritik dan saran :"




































Kalo bisamah vomment nya juga :"

Baibaiii.


🍫

Confusing 'JJK'Where stories live. Discover now