BAB 2

60 9 3
                                    

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Hai Nak

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Hai Nak.. sepertinya kalian begitu letih" Sahut seorang kakek tua baya yang sedang duduk dikursi goyang dengan bentuk menyerupai mangkuk, terkekeh.

Mereka terkejut bukan main. Matanya terbelalak dengan mulut menganga. Kaki mereka serentak mundur selangkah. Wajah Kakek tua ini sungguh aneh. Anna yang berada di belakang Ray sangat terkejut. Wajah ini persis sekali di dalam mimpinya. Dan anehnya lagi apa yang dikatakan Kakek tua ini dengan bahasa yang mereka tidak kenal. Apa yang sedang terjadi?

Setelah mereka sadar akan pingsannya, mereka menemukan sebuah rumah berbentuk iglo, berwarna putih. Mereka mencoba menghampiri rumah itu untuk berteduh. Dan ternyata ia menemukan Kakek baya dengan wajah aneh seperti itu.

"Duduklah.. jangan sungkan, dan mengapa kalian begitu terkejut? Apakah ada yang aneh dengan diriku?" Kakek tua itu mendekat pada mereka yang sedari tadi mematung melihat keanehan ini.

"Wajahmu?" Rey menunjuk wajah Kakek tua itu.

Kakek tua itu tertawa renyah, "Apa yang kau bicarakan? Wajahku?" Ia memegang wajahnya. "Sama saja seperti kalian." Ucapnya. Ia mengambil cermin di dekat jendela. Memperlihatkan wajah Ray, yang dekat dengan Kakek tua ini.

"Astaga... Wajah siapa itu? Jelek sekali wajahnya." Enna menunjuk cermin dengan tampang polosnya.

Enna menoleh pada Anna di sampingnya, dan mereka saling tatap. Dan mereka berteriak bersamaan.

Oh ya ampun.... Yang ke berapa kalinya mereka terkejut di dunia aneh ini. Ray berteriak, kedua tangannya memegang wajahnya. Anna apalagi, ia sangat terkejut. Wajah mereka juga sama dengan Kakek tua ini. Bulat. Sangat bulat. Mata besar. Hidung yang tidak terlihat. Bibir terlihat segaris. Dengan gigi rata. Sama persis seperti emoticon keyboard ponsel. Enna mencubit lengannya, berharap ini hanya mimpi, kemudian terbangun dengan wajah cantiknya yang mirip dengan Anna. Sialnya ia tidak terbangun sama sekali. Ini nyata. Sangat nyata. Apakah mungkin mereka akan terjebak di dunia ini selamanya?

"Astaga... wajahku mengapa menjadi buruk rupa seperti ini? Aduh.. kemana wajah cantikku menghilang?" Enna meracau histeris memegang wajahnya.

"Eh? Apakah buruk sekali?" Tanya Rey, tangannya meraih cermin yang dipegang Kakek baya.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: May 20, 2017 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

RAREDonde viven las historias. Descúbrelo ahora