BAB 5

26.4K 2.6K 339
                                    

Kapan terakhir kali ngerasain jatuh cinta?

-Shadara Mahawan

Sehabis makan siang di Kafe RÉSU, Dara kembali ke rumah sakit. Jalan kaki tentunya. Dia bohong pada Oskar kalau naik motor milik Adam—adiknya. Jalan kaki saja sudah cukup karena memang kafe itu sangat dekat dari rumah sakit.

Begitu tiba, Dara cepat-cepat masuk ke ruangannya. Pesan Benaya membuatnya takut—mungkin—atau memang tidak siap. Keduanya hampir sama dan dominan. Dia belum siap kalau Benaya datang lagi. Masalahnya, ini soal hati. Tidak bisa diatur. Kalau mau maju presentasi, Dara bisa akting untuk tetap terlihat tegap di depan tatapan tajam profesor Hadinegara. Di hadapan Benaya? Semua jadi begitu sulit. Belum lagi pura-pura amnesia itu sudah out of plan banget. Sekarang lebih baik menghindar saja.

Dulu saat masih SMA, dia berharap bakal ketemu Benaya. Ingin meluapkan amarah karena mungkin otak lelaki itu perlu dibenturkan ke tembok atau dipukul palu supaya sadar. Sadis. Dara harus menarik semua khayalannya saat SMA. Semakin tambah umur, semakin berlalunya waktu, dia jadi tidak begitu excited seperti dulu. Mungkin. Atau itu hanya kamuflasenya atas semua rasa gugup yang mendera.

Dara menggeleng atas pikirannya lalu mengambil kaca dan lipstiknya. Sedikit menepuk-nepuk di bibir agar terlihat natural. Selang beberapa menit, ponsel yang sudah ia letakkan di meja kerjanya bergetar lembut.

Mendadak, Dara kembali ingat Benaya yang mengirimi pesan saat di Kafe RÉSU.

Benaya Alghariz : Dara?

Dara : ya.

Benaya Alghariz : Karena Alfa masih dirawat, nanti bisa ktmu..?

Dara : nggak. nggak bisa. aku lagi makan sama temen. next time~😊

Benaya Alghariz : Ten minutes and I'll go.

Dara : ney ney.

Benaya Alghariz : Ha?

Dara : nggak😑

Setelahnya Benaya tidak lagi membalas pesan Dara. Bukannya berharap sih, tapi memang mungkin pria itu sibuk. Sibuk sama kekasih-kekasihnya. Haha. Diam-diam Dara tertawa di dalam hati. Menertawakan Benaya dan gosip tentang pria itu yang dekat dengan banyak wanita. Ya iyalah, wanita. Bukannya polisi muda dan sukses juga berprestasi seperti Benaya banyak digandrungi kaum hawa? Tak usah ditanyakan lagi. Untuk pertanyaan apa Benaya sudah punya kekasih? Tentu jawabannya, ya. Itu sangat jelas. Siapa sih yang tidak mau sama Benaya? Pasti kebanyakan memasukkan daftar Benaya ke dalam list calon suami idaman.

Tiba-tiba Dara merasakan jantungnya berdetak kencang memikirkan kata 'calon suami idaman'. Perasaan bergetar ini lagi. Bukannya dia sudah dewasa? Kenapa rasanya masih sama seperti remaja yang senang dikirimi pesan oleh crush-nya? Crush?! Bahasa apa itu! Dara merutuk lagi. Ia menepuk keningnya beberapa kali. Untung saja Rio tidak masuk ke ruangannya untuk segala jenis keadaan urgent apapun itu seperti biasa. Jadi lelaki itu nggak lihat ekspresi frustrasi Dara.

Bahkan sekarang lo kayak anak ABG, Dara!

Oh ya, terserah.

Dara membuka ponselnya hati-hati dan melirik notifikasi.

Benaya Alghariz : Aku di lobi.

Sontak Dara melotot. Matanya terbelalak lebar menatap sebaris kalimat di layar ponsel. Benar-benar di luar dugaan. Dara merutuk lagi dan segera keluar untuk apapun itu yang Benaya inginkan.

SAMAWhere stories live. Discover now