Bagian 5

92 4 20
                                    


Terik matahari bersinar tanpa ampun. Membuat siapapun akan mengalami dehidrasi lebih cepat dari biasanya. Terutama bagi yang tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Seperti sesosok makhluk manis yang tengah menghabiskan air minumnya dengan ganas. Sosok cantik di sebelahnya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"pelan-pelan minumnya...", katanya seraya mengusap keringat dari dahi adiknya itu.

Sena mendesah pelan. Menutup botol minumnya.

"Tokyo kalau musim panas mengerikan..", keluhnya.

Meraih saputangan si cantik. Mengelap mukanya. Si cantik itu hanya tersenyum dan mengacak rambut panjang yang dikuncir miring(?) *mohon bayangkan sendiri* si manis itu.

"Sena pasti terbiasa...", katanya.

Si manis bernama Sena hanya bisa mengangguk pelan.

"Mia-nii.. pulang yah... Sena udah gak mood~~", manjanya.

Mia tersenyum pelan. Memasang kembali topi adik tersayangnya dan menggandengnya pulang. Hingga....

"are??Juri sensei???", kata Sena menunjuk ke suatu arah.

Mengejab matanya pelan . Memastikan jika apa yang dilihatnya benar, Sena menarik kakaknya mendekat.

"Senachan... ", Mia menarik Sena keras. Mencoba menghentikan langkah kaki adiknya.

"kau mau kemana??"

"Sena melihat sensei ganteng masuk gedung itu....", kata Sena semangat.

Mia menyipitkan matanya. Itu adalah salah satu gedung milik pemerintah. Sayangnya Mia lupa gedung apakah itu.

"apa benar?? Demo.. itu gedung pemerintahan... kita tidak bisa masuk seenaknya...", kata Mia.

Sena menggembungkan pipinya.

"sejenis gedung DPR kah??"

Mia tersenyum simpul. Ah.. mungkin Mia akan mencoba mulai memberikan istilah-istilah yang menyerupai kondisi di Indonesia. Agar Sena bisa lebih cepat memahami kondisi tempat tinggalnya sekarang.

"nah..bisa dibilang begitu.. Sena tahu kan kalau gedung-gedung seperti istana presiden atau sejenisnya hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang memang berkepentingan ke sana..."

Sena mengangguk pelan.

"tapi kenapa sensei ganteng bisa masuk ke sana???"

Mia menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Tapi dia bisa berspekulasi jika Juri ada sesuatu yang terselubung mengenai hal-hal berbau pemerintahan. Atau bisa jadi....

"ah..nee.Mia-nii..lihat..."

Setelah beberapa jam mereka memutuskan duduk tak jauh dari gedung yang ditunjuk Sena, mereka melihat Juri keluar gedung bersama seseorang yang memakai setelan jas rapi. Hanya yang menjadi fokus Mia, pada Juri yang mengenakan pakaian formal dan membawa sebuah map kertas.

"apa mungkin???", gumam Mia.

Sena menatapnya bingung.

Menghela napas pelan, Mia menatap Sena lembut.

"nee Senachan.. apa Sena sayang Leda-niichan??", tanya Mia.

"tentu saja.. kenapa Mia-nii bertanya seperti itu.."

"kalau begitu Sena jangan bilang ke oniichan tentang hal ini yah??"

"eh??kenapa??"

"entah kenapa setiap hal tentang Juri-sensei pasti membuat oniichan sedih.. aku gak tahu kenapa.. hanya..itulah kadang aku jarang membicarakan sensei di rumah..."

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: May 20, 2017 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Mantan TerindahOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz