Love You More

11.2K 1.7K 185
                                    

Author's Note :D

Haiii semuaa! Hihi, maaf yaaaa kalau apdetnya luuaammmmaaaaaa buaaanggeeettts... Maklum, ndak duwe babu limolas... Hoahahahaha... 

Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit. Monggo dicemil Abi-nya.

Awas diabet. :D

____________________________


"Hai, bro..." Abi menepuk pundak Bono pelan sebelum meletakkan bokongnya, yang pernah meraih penghargaan 'Bokong Terseksi Se-Psikologi' pas acara Psy-Camp tahun lalu, di atas amben. Bono mengernyit.

"Bra, bro, bra, bro. Jam piro iki, Cuk? Mbolos TO maneh," cibir Dido. Abi meringis.

"Keturon," ujar Abi sambil cengar-cengir.

"Aku tadi bilang ke Pak Nandar, kamu mencret, Bi. Keracunan Nelongso. Jadi nanti kalau ditanya, bilang gitu ya. Aku nggak mau dikira bohong sama Pak Nandar," ujar Bono. Abi menatap Bono sinis.

"Alasanmu kok mateni konco ngono se, Bon. Terus lek Pak Nandar njaluk surat dokter, aku kudu piye?" omel Abi.

"Yaaa... Emang urusan guweh? Urusan temen-temen guweh?" ucap Bono menirukan idolanya di pilem paporitnya sepanjang masa, Cinta. Gaya Bono tengil sekali. Apalagi dengan adanya kipas Doraemon yang ia kibas-kibaskan dengan heboh. Abi sampai kehilangan napsu untuk melemparnya dengan sepatu.

"Nyolong surat doktere bapakmu ae, Bi..." usul Dido ngaco.

"Bapakku dokter kandungan, Cuk..." ujar Abi, yang disambut tawa kencang Bono dan Dido.

"Abi PMS..." kekeh Bono.

"Keputihan..." Dido ngakak. Abi mendelik. Jancuk ancen arek loro iki!

"Eh, Malik endi?" Tanya Abi, saat sadar kalau gerombolan mereka kurang satu.

"Kuliah. Dia kan ngulang Statistik 2," jawab Bono. Abi mengangguk-angguk. Lalu tersenyum-senyum sendiri.

"Ngapain lo senyam-senyum nggak jelas gitu?" Tanya Bono heran. Senyum Abi makin melebar.

"Habis ini kita makan yuk! Ndek Cak Har. Tak traktir," ujar Abi. Dido yang tadinya siap-siap molor, langsung bangun begitu mendengar kata 'Cak Har' dan 'traktir'.

"Wuiik! Tumben, Bi. Mari gajian yo?" Wajah Dido berbinar. Ada yang mau traktir pas tanggal-tanggal mendekati garis kemiskinan itu anugerah yang luar biasa buat anak kos.

"Ndak. Merayakan perubahan statusku," ujar Abi sambil nyengir.

"Maksudnya?" Tanya Bono bingung.

"Kowe dadian karo Bu Campa, Bi?" Mata Dido terbelalak.

"Weeiiits! Dido entuk A!" Abi mengacungkan jempolnya.

"Seriuus lhoooh?" Bono menempelkan kedua tangannya ke pipi, sok-sokan biar keliatan imut kaya' Macaulay Culkin di poster pilem Home Alone.

"Arek guendheeng! Bu Campa kok gelem se? Mbok dukuni yo?" Dido menyipitkan mata.

"Jancuk, ora yo! Murni karena pesonaku..." ujar Abi jemawa.

"Pesona gundulmu!" Dido menggerutu.

"Iih, Abi kewl banget! Tapi nanti kalau putus jangan nangis ya, Bi..." Bono menatap Abi.

"Dungomu kok njancuk'i ngono se, Bon..." omel Abi.

"Lhooo, ini bukan do'a, Bi. Nasihat. Aku baik lho, nasihatin kamu..."

KENANGA (n)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang