Mata Rahagi membulat. "Lo balas apa?"

Inara tersenyum simpul seraya mengembalikan ponsel Rahagi.

Rahagi : Oke, jam 8

"Inara..." desis Rahagi.

"Gue temenin. Kalo perlu, gue setirin lo besok. Peace, ya!" Inara tertawa geli kemudian berlari menuju kamar, menghindari amukan Rahagi.

"Dasar gila!" seru Rahagi.

Inara hanya cekikikan mendengar seruan saudaranya.

Rahagi kembali termenung. Lelaki itu mengacak rambutnya. Gue nggak mau rasa itu muncul lagi, Nara.

# # #

"Gue tunggu di mobil aja," ucap Inara saat mobil Rahagi sudah menempati tempat parkir yang pas.

"Gue bahkan belum nanya."

"Gue kan bisa baca pikiran. Udah, cepetan masuk. Udah jam delapan kurang lima. Masa telat."

"Sok on time banget."

"Emang on time dong, ya. Disiplin."

"Cih, mentang-mentang ketua," cibir Rahagi.

Inara terkekeh.

"Kunci mobil gue tinggal. Jangan lupa kunci pintunya dari dalem."

Setelah didapat anggukan dari Inara, Rahagi keluar dari mobil. Gadis itu menatap suasana di dalam restoran dari kaca besar. Ia bisa melihat bahwa Vara sudah menunggu Rahagi sedari tadi.

Semoga semua berakhir baik.

Mata Inara tidak sengaja melihat seorang lelaki.

"Mirip Gala."

Gadis itu memicingkan matanya, berusaha meneliti apakah yang dilihatnya memang benar sahabatnya atau tidak.

"Gue samperin ah. Kayaknya emang Gala. Jones banget sendirian di kafe. Mana mojok lagi." Inara tersenyum geli membayangkannya. Gadis itu mematikan AC mobil, sebelum mencabut kunci dari lubangnya.

Dengan sumringah ia keluar dari mobil dan menguncinya. Senang, karena waktunya menunggu Rahagi tidak membosankan–mengingat ada Gala.

"Sendiri aja lo, Gal."

Gala sontak menoleh. Raut wajahnya benar-benar menyiratkan keterkejutan.

"Apa? Gue bukan setan! Lebay banget kaget lo." Inara mengambil tempat duduk di hadapan Gala yang menghentikan aktivitas memutar-mutar ponselnya.

"Nunggu siapa lo, Gal?" tanya Inara penasaran.

"Hm?" Gala tersenyum.

Tanpa Inara sadari, jantung Gala berdegup kencang di dalam sana. Kehadiran gadis ini benar-benar mengagetkannya. Dari sekian banyak tempat, kenapa musti ketemu di sini coba.

Saat ponselnya bergetar, Gala melirik diam-diam notifikasi yang masuk di ponselnya.

Ratu Sabrina : Gal

Ratu Sabrina : Gue mendadak nggak bisa dateng

Ratu Sabrina : Biasa, masalah perempuan

Ratu Sabrina : Re-schedule aja ke besok atau sabtu

Ratu Sabrina : Nggak papa, kan?

Ratu Sabrina : Nggak papa dong, lo kan baik :)

Gala menghembuskan napas lega begitu mengetahui Sabrina tidak jadi datang. Entah apa alasan yang akan diberikannya jika ia dan Sabrina bertemu Inara di sini. Di simpannya ponselnya ke dalam saku.

AntipoleOnde histórias criam vida. Descubra agora