29 - Explain

Depuis le début
                                    

Terkadang aku membayangkan bagaimana kehidupan kami nantinya pasca menikah.

Mungkin hidupku akan lebih bergairah. Mengingat aku akan ditemani wanita se-special Yoon Hyerim. Ani, Min Hyerim.

"Hey! Apa yg kau lamunkan?"

Tangannya beberapa kali melambai di depan wajahku.

"Pria mencurigakan."

"Jangan berburuk sangka."

"Lagian , kau di dalam mobil melamun. Kalau terjadi apa - apa bagaimana?"

"Everthing gonna be alright."

"Alright bagaimana? Menyetirlah dengan berkonsentrasi. Apa kau mengantuk?"

"Ne, aku mengantuk chagi-ya."

"Jangan tidur, kita sedang dalam perjalanan."

"Kau sudah banyak tidur, Yoongi."

"Hyerim."

Gadisku menolehkan kepalanya. Aigo, mengapa Tuhan dia selalu menggemaskan.

"Ada apa, tuan kura - kura?

"Dua minggu lagi , kau mau tidak menemaniku?"

"Kemana?"

"Ke pesta pernikahan."

"Bagaimana? Kau ada waktu, kan?"

"Kapan pesta pernikahannya?"

"27 Mei."

"Sepertinya aku bisa, hari Jumat ya?"

"Bagus. Semua keperluanmu, aku yang urus."

"Tak perlu repot - repot, Sayang. Dirumah aku memiliki beberapa gaun pesta."

"Ssstt.. Aku ingin Yoon Hyerim berbinar. Kau akan menjadi pusat perhatian, sebab datang bersamaku. Seorang presdir harus bersama dengan permasuri cantik."

"Mulai deh , menggombal. Baik Tuan Min."

"Okay , Oppa. Acaranya malam hari?"

"Iya, Hye."

"Oh, baiklah."

"Teman kantormu?"

"Bukan. Dia teman kita juga."

"Siapa?"

"Nanti kau juga tau."

"Kau sengaja membuatku penasaran?"

"Tidak."

"Cukup katakan siapa namanya, biar aku ada bayangan."

"Mohon maaf nona. Tuan Min merahasiakannya."

"Tsk!"

"Ya,ya,ya Sayang. Terserah kau saja, aku mengikutimu."

15 menit kemudian kami berdua sampai di depan rumah keluarga Yoon.

Seperti biasa aku membukakan pintu mobil untuknya.

"Turunlah."

Aku mengulurkan telapak tanganku, dengan senang hati ia menyambutnya.

Ia turun dengan anggun, tak lupa kembali ku tutup pintu mobil.

Kami berjalan beriringan, aku terus menggenggam jemarinya.

"Apa adikmu sudah sampai?"

"Sudah, dia bilang begitu."

"Oh."

Ia menekan bel rumah.

Pintu utama terbuka terlihatlah sosok laki - laki.

"Jimin? Mengapa kau? Oh, iya aku baru ingat kau menemani Hyerin."

"Iya , Noona. Noona kau?"

"Hyung!"

Manik Jimin melebar, ia terkejut melihat keberadaanku disini.

Bocah kecil ini sangat berlebihan.

Hyerim kebingungan melihat sikap Jimin yang terlonjak kaget karenaku. Sementa aku yang begitu tenang - tenang saja, malahan terkesan biasa. Seolah bersikap tak peduli terhadap apapun.

"Biasa saja." Sahutku datar mengalihkan pandangan ke arah lain.

Hyerim tersenyum kikuk, "Kalian saling mengenal?"

"Mianhae, Hyung. Nde, noona kami saling mengenal. Hyung ini sahabatku."

"Jadi bisalah kami masuk?" Ucapku to the point.

"Oppa, jangan seperti itu dengan Jimin."

Aku diam, tak menanggapi.

"Hyung ini tidak berubah ya?" Sunggut Jimin sambil terkekeh.

Kamipun masuk ke dalam rumah.

"Hyerin, kakak pulang!"

TO BE CONTINUED...

GOOD NIGHT READERS! DAPAT SALAM CIUM DARI YOONGI 😍😘

STAY TUNE TERUS YA , BYE.. BYE... SEE U...

♡♡♡

𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮 | 𝑴.𝒚𝒈 ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant