prolog

88 8 18
                                    

     Seorang gadis tertidur pulas diatas ranjangnya. Ia selalu berharap, disetiap bangunnya akan menemukan cowo yang sudah lama hilang dari hidupnya.
     Ia mengerjapkan matanya dengan pelan. Cahaya matahari pun menyambut putri tidurnya, membuat pandangannya menjadi buyar.

     Entah, siapa yang membuka tirai dikamarnya?

     Matanya yang menyipit akibat cahaya matahari yang menerpa wajahnya, rambutnya yang berantakan membuat kecantikannya bertambah dipagi hari
     cowo itu terus memandanginya tanpa henti. Gadisnya sangat cantik. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaannya.

"Rei, bangun!" terdengar suara yang tidak jauh dari tempatnya. Ia mengarahkan pandangannya. Suara itu sangat familiar untuknya.

Apakah ini cuma bayangannya saja?, batinnya kesal. Oh, kenapa bayangan itu muncul lagi?apakah tidak  bisa hilang dari benaknya?

"Kenapa bengong?cepatlah, gua udah nunggu disini lama banget"

"......."

"Lareina desica gatheir!denger gak sih?kalo enggak nanti kita gak bisa berangkat bareng. Gua cuma dikasih waktu sepuluh menit sama abang lu" ucapnya dengan raut yang serius.

     Gadis dihadapannya hanya bergidik heran, berusaha mencari keseriusan di mukanya. Tapi, cowo ini tampaknya sangat serius tidak ada kebohongan di wajahnya.

     Ia merasakan geli ditubuhnya. Siapa sangka seorang Darren ingin sekali berangkat bareng dengannya!Ia tidak bisa menahan geli yang menyerang sekujur tubuhnya, gadis dihadapannya dengan bebas melepas gelak tawa yang memang sengaja di tahan olehnya sejak tadi.

     cowo dihadapannya hanya terdiam melihatnya tertawa dengan terbahak-bahak. Walaupun hatinya sangat kesal dan gemas atas tingkahnya. Entah apa yang membuatnya sangat senang dengan ini semua?rasanya ia ingin terus membuatnya bahagia, ia tidak ingin gadis ini kehilangan senyumannya. Apalagi jika ternyata ia sendiri yang menyebabkan itu semua terjadi, ia benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Kok lu ketawa?apanya yang lucu?" Tanyanya bingung. Gadis itu tampak lucu saat tertawa. Kecantikannya bertambah ketika tawa memenuhinya.

     Oke, gadis itu semakin membuatnya bingung. Sebenarnya apa yang membuatnya tertawa?. Tanpa sadar ia melangkahkan kakinya dengan perlahan pada gadisnya yang manis.

     Gadisnya?
     Sejak kapan gadis itu menjadi miliknya?

     Apakah hati itu untuknya?. Jawabannya mungkin tidak, ia tidak berarti apa-apa untuknya. Tapi, hati dan perasaan itu hanya untuknya. Just for she. Entahlah, apa jadinya jika ternyata bukan namanya yang ada dihati gadis ini. Mungkin ia hanya akan cemburu melihatnya dengan cowo lain disampingnya. But, kebahagiaan gadis itu adalah kebahagiaan ia juga.

     Muka mereka sangat dekat. Ia menghentikan tawanya. Apa yang akan Darren lakukan padanya?ia memejamkan matanya dengan tangan yang terangkat, seperti memberi isyarat 'Jangan mendekat' . Tapi, cowo itu semakin mendekatinya.

     Hingga tidak ada jarak diantara mereka. Hidungnya saling bertemu satu sama lain. Gadis itu tersentak kaget. Sebuah tangan meraih pinggangnya yang posesif.

Sialan!

     Ia dikerjai. Cowo itu hanya mengerjainya. Tiba-tiba saja tangan itu menggelitikinya. Gelak tawapun pecah seketika, hanya karna sebuah gelitikan kecil dipinggangnya. Persetan untuknya!

"Ehem...." ya, mereka mengabaikannya. Vero mendengarnya, tentu saja ia mendengarnya. Sampai Vero diomeli oleh tetangga sebelah rumah.

     Tangannya terangkat. Ia memberi kode bahwa waktu yang ia berikan sudah habis.

     Tapi, tangan itu memeluk pria dihadapannya dengan kencang. Ia tidak mau pria itu pergi begitu saja. Ia memberi Vero tatapan tajam. Apaan sih lu bang?, batinnya kesal.

    

Stop For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang