"Liat aja gue nggak bakal kasih jawaban fisika ke lo lif." Ucap Aileen tapi Alif tidak mendengarnya karena jarak yang terlalu jauh diantara mereka.

Tiba-tiba Aileen punya ide untuk terbebas dari hukuman ini, ia sudah lelah. Hingga akhirnya Aileen menjatuhkan tubuhnya ke lapangan basket. "Eh tuh sih Aileen kenapa yah?" ucap Alif sambil berlari ke tempat Aileen tergeletak.

"Eh! Leen lo nggak papa?" tanya Alif sambil menggoyangkan tubuh Aileen tapi tidak ada respon. Alif langsung panik dan berlari mencari bantuan karena memang sekarang tidak ada siswa yang berkeliaran karena sekarang sedang jam pelajaran.

Setelah merasa Alif tidak ada Aileen tersenyum senang dan membuka matanya, rencana berhasil. Tapi tiba-tiba matanya menangkap sosok pria tapi Aileen tidak tahu siapa karena cahaya matahari menghalaginya.

"Lo pura-pura yah? Gue aduin lo ke bu Tina sekarang," ucap pria itu, seketika Aileen langsung bangkin,"Eh jangan dong, please. " ucap Aileen sambil menyatukan kedua tangannya memohon. Pria itu kemudian menunduk menatap Aileen, seketika Aileen terkejut, ternyata pria itu adalah...

"Cakra?" kata Aileen tidak percaya

"Why? Lo bohong sama Alif, gue adui lo yah," ucap Cakra, seketika Aileen langsung memegang kaki Cakra agar pria itu tidak pergi,"Pleasee Cakra, jangan dong. Kali ini aja biarin gue, please." Ucap Aileen sambil memasang wajah memelas andalannya yang selalu berhasil meluluhkan hati kakaknya dan mungkin itu juga berhasil untuk Cakra.

Cakra langsung menghela nafas jengah," Tidur sekarang sebelum Alif dan yang lainnya liat lo," ucap Cakra. Yes, ternyata Cakra juga luluh dengan wajah memelas milik Aileen. Dengan cepat Aileen berbaring seakan-akan dia memang benar-benar pinsan.

"Cakra?" ucap Alif yang terkejut melihat pria itu berdiri di samping Aileen yang tergeletak tak berdaya-menurut Alif-" Why? What is wrong?" tanya Cakra sambil menaikkan sebelah Ailisnya menatap Alif

"Lo seharusnya nolongi Aileen, kasihan dia pinsan," kata Alif.

"Compulsory?" tanya Cakra, Alif langsung menaikkan alisnya"Wah lo jahat banget sih, ka. Nggak kasihan apa liat cewek kayak gini, seharunnya lo bawa di ke UKS bukan liatin dia," ucap Alif

"So? Why did not you take him and not go away," ucap Cakra. "Lah lo mau gue sesak nafas,huh lo kan tahu gue penyakitan nggak boleh kerja berat. Kalo gue ngangkat Aileen yang beratnya satu ton bisa mati di tempat gue," ucap Alif

"Sialan nih si Alif ngatain gue," umpat Aileen dalam hati

Cakra tanpa di duga langsung mengangkat tubuh Aileen ala bride style dan membawanya ke UKS. Semua orang hanya melongo melihat Cakra seperti itu, tidak biasanya Cakra mau melakukan hal itu terlebih lagi itu adalah Aileen yang terkenal dengan musuh bebuyutannya dua tahun terakhir ini.

"Lah kenapa lo yang angkat gue sih?" tanya Aileen setelah merasa tubuhnya terangkat. "Don't want? Let me lower." Ucap Cakra sambil melepaskan tangannya hingga membuat Aileen terjatuh dengan pantan yang duluan mengenai lantai.

"Aduh, Cakra sialan lo. Kok lo jatuhin gue sih. Sakit tau," ucap Aileen sambil mengelus pantatnyna mungkin sudah memerah karena beradu dengan lantai. "Lah lo yang mau kan?" kata Cakra kemudian pergi meninggalkan Aileen yang masih meringis kesakitan.

"Sialan sih Cakra kampert." Umpat Aileen kemudian berusah berlari menuju UKS. Karena bisa gawat dia berlama-lama disini. Untung saja jarak UKS sudah tidak terlalu jauh, jadi Aileen tidak usah bersusah payak untuk jalan kaki terlalu lama.

"Gue mau tidur dulu deh, " guman Aileen ambil menpuk pelan bantal itu kemudian berbaring. Namun belum lama setelah Aileen menutup matanya sebuah suara langsung mengejutkannya. Aileen kemudian menoleh dan mendapati Cakra sedang menatap intents kearahnya, "Huh Cakra lagi," batin Aileen karena ia berpikir jika dirinya dan pria ini berada di wilaya yang sama maka tidak akan ada perdamain bahkan ketenangan untuknya pun tidak ada. Sial,

"Loh kok lo ada disini sih, Ka," ucap Aileen sambil menatap pria itu sedangkan yang ditatap malah menutup kembali tirai yang membatasi mereka. Seketika Aileen mendengus kesal. Ia jengah dengan kelakukan Cakra yang tiba-tiba berubah-ubah kapan saja seperti bom yang tidak terduga kapan meledak dan tidak tahu kapan akan berhenti meledak.

Bukan Aileen membenci Cakra hanya saja pria itu selalu membuat Aileen kesal hingga Aileen tidak suka dengan pria itu. Pria yang selalu berbuat semaunya, tidak peduli dengan sekirtarnya seakan Cakra punya dunia sendiri dimana dia bisa mengatur segalanya seperti yang dia inginkan.

Sebenarnya sikap Cakra tidak jauh berbeda dengan Aileen, tapi Aileen tidak bertindak semaunya. Tapi ia akan berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu, walaupun terkadang dirinya terlalu sibuk dengan apa yang diinginkannya hingga ia tidak peduli dengan keadaan sekitar. Sifat Aileen juga sama seperti Cakra, sering berubah-ubah.

Apa mungkin kesamaan ini hanya kebetulan atau memang sengaja di takdirkan oleh Tuhan untuknya dan Cakra. Tapi Aileen pernah mendengar jika kebetulan itu tidak ada, semuanya terjadi karena Tuhan sudah menuliskannya.

Seketika Aileen menggeleng, tidak mungkin. bodoh, seharusnya ia tidur saja dari pada tambah pusing karena memikirkan Cakra yang selalu berhasil membuat Moodnya buruk seketika walaupun hanya melihat wajahnya.

"Leen udah tidur yah?" ucap Cakra, Aileen kembali membukan matanya ia sama sekali tidak bisa tidur apalagi dengan adanya Cakra di sampingnya atau lebih tepatnya di dekatnya.

"Belum, kenapa?" tanya Aileen

"Lo tidur, lo udah capek tadi. " ucap Cakra. Entah apa yang terjadi, tidak ada gerumu petir tapi kenapa jantung Aileen berdetak cepat. Ini bukan takut, tapi apa? Kenapa perkataan Cakra seakan menyihirnya.

"Makasih." Ucap Aileen dengan susah payah, entah kenapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Ini bukan dirinya, kemana kepribadiannya yang jutek dan kasar kenapa sekarang dia menjadi seperti orang gila.

Ada apa ini? Aneh, tapi kenapa Aileen suka.

Bersambung...

Kamis, 11 Mei 2017

Fisika Vs Bahasa Inggris [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon