part 11

486 9 0
                                    

Edward pov

Dimana ini?
Apa aku sudah mati?
Ahhh mungkin saja iya....
Eh tunggu ada yg aneh dengan surga ini. Ada warna birunya.  Tirai?

Ah ternyata rumah sakit.

Tanganku tak bisa ku gerak kan.  Berat.

Eh, ada kepala....

TIFFANY?

loh kok ada disini?  Bukannya dia pergi?

Ku coba untuk berbicara walau sakit kerongkonganku kering.

"mi..... Num"
"...."
"tif.... Mi....num"
"emmm.  Iya ini minum"

Ku minum habis air di gelas tanpa sisa.

"ASTAGA....  EDWARDDDD.  KAU SUDAH SADAR?  DOKTERRRR"

Tiffany berlari memanggil dokter. Aku hanya terkekeh melihat tingkahnya.
Eh,  tapi tunggu.... Bukannya tiffany sedang hamil anak kami?  Lalu tadi doa berlari?! Astaga,  anak kuu

TIFFANY

Dokter datang memeriksa edward. Aku duduk di samping ranjangnya sambil memegang perut bagian bawah ku yang terasa nyeri. Aku sampai lupa kalo aku hamil karena terlalu panik saat edward sudah sadar.

"kondisi pasien sudah cukup stabil. Hanya saja tolong jaga kondisinya. Tak boleh terlalu stress dan mungkin pasien akan mengalami sedikit nyeri dibagian kepala karena efek dari benturannya. Kalau begitu saya pamit dulu. Permisi"

"trimakasih dokter. "

Aku mengantarkan dokter itu sampai di depan pintu ruang rawat edward

"tif... Kemarilah. "

Aku berjalan menghampiri edward dengan wajah datar karena aku malu jika ditanya kenapa aku kembali setelah ingin pergi.

"kau butuh apa? "
"aku tak butuh apa apa.  Tapi bisakah kau duduk di sampingku? " ed menepuk tempat kosong dibagian ranjangnya. Aku menhampirinya dan duduk di sebelahnya.

"bagaimana kondisi bayi kita. "
"bukan bayi kita tapi bayi KU. "
"tif, kita membuatnya bersama. Jadi ini bayi kita. "
"adakah seorang ayah yg tak mengakui anaknya? Tidakkan? Maka kamu bukan ayah bayi ini. "
"tif aku mohon jangan pergi! "
"ahh apa untungnya aku jika tetap disini? Agar kai bisa membalaskan dendam mu kepada ku? Atau kau ingin berlagak mengusirku? "
"tidak tidak,  aku hanya ingin kau disini. Menemaniku. Aku mohon maafkan aku. Aku tau aku telah menyakoti mu terlalu dalam. Tapi aku mohon beri aku kesempatan ke dua. Paling tidak biarkan aku menunjukan perubahan ku sampai bayi kita lahir. Setelah itu jika kau tetap masih benci pada u maka aku akan melepas mu.  Ijinkan aku menikahi mu sampai bayi ini lahir. Bagaimana? "
"entahlah. Kita jalani saja dulu seperti ini. "

To be continue

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Hurt Me You Love MeWhere stories live. Discover now